Laman

Selasa, 19 Juli 2016

BRIAN MAY




Lahir dengan nama Brian Harold May pada 19 Juli 1947 di Hampton, Middlesex, Inggris, dari pasangan orangtua Ruth dan Harold May. Seorang remaja yang imajinatif, May, dengan bantuan dari ayahnya, membuat gitar buatannya sendiri, diberi nama “The Red Special”. Gitar itu dibuat dari materi buatan termasuk kayu bakar dan dimainkan dengan koin six-pence untuk pick, yang kemudian sangat menentukan dalam karir musik May. Dia memainkannya di setiap album Queen dan pertunjukan panggung.

May menerima pendidikannya di Hampton Grammar School (kini Hampton School). Seorang murid yang berbeda, setelah lulus pada 1965, dia mendaftar di program astrofisika di London Imperial College, dimana memperoleh gelar sarjana dalam sains. Dia akan menyelesaikan sebagian besar gelar Ph.D. miliknya pada 1974 dan akhirnya melengkapinya hampir 40 tahun kemudian pada 2007.

Saat di London Imperial College, May membentuk sebuah band rock bernama Smile. Hasratnya dalam musik kemudian menunda ketertarikannya dalam astrofisika. Pada 1971, May menunda menyelesaikan Ph.D. miliknya untuk melakukan tur dengan bandnya, memberi nama baru grupnya Queen-sebuah nama yang menjadi legenda dalam dunia rock ‘n’ roll. May tampil sebagai gitaris utama, vokalis dan penulis lagu. Vokalis utama band, Freddie Mercury, juga memainkan piano. John Deacon memainkan gitar bass, sedangkan Roger Taylor menangani drum dan vokal.


Pada 1973, setelah teken kontrak dengan EMI Records, Queen merilis album debut self-title mereka, yang mendapatkan status emas. Dengan suaranya yang unik dan segar, grup ini mendapatkan penggemar baik di Inggris dan Amerika.

Pada 1974 mereka merilis dua album Queen yang lebih sukses lagi: Queen II dan Sheer Heart Attack. Sheer Heart Attack adalah album laris, menampilkan single Top 10, “Killer Queen.” Tahun selanjutnya membawa kesuksesan yang lebih untuk May dan bandnya: Queen memiliki rekaman No. 1 mereka di Amerika dengan A Night at the Opera, menampilkan dua balada milik May: “39” dan “The Prophet Songs.” Album ini juga melahirkan salah satu hit terkenal Queen-lagu opera rock “Bohemian Rhapsody,” dengan May membuat solo gitarnya dengan “Red Special” miliknya. Tahun itu juga, Queen mulai menjadi penampil utama di tur dunia mereka.

Saat merekam album Queen, May mengaplikasikan pengetahuan ilmu fisikanya dalam studio rekaman: Menggunakan apa yang dia tahu tentang gelombang suara, dia menciptakan gema yang memperkuat seksi getaran dan ketukan dari lagu, menciptakan ilusi bahwa suara datang dari kerumunan orang banyak. Dengan “We Will Rock You,” di album band 1977 News of the World, May terus menciptakan sebuah anthem yang menginspirasi partisipasi dan kesatuan penonton. Lagu ini mendapatkan efek keinginannya di pada konser, saat para penonton menhentakkan kaki, bernyanyi dan bertepuk tangan bersama.

Single hit “Crazy Little Thing Calles Love” dirilis pada 1979, menerima pengakuan kritikus. Lagu ini ada di album 1980 Queen, The Game. Setelah itu, mereka merilis Hot Space (1982), The Works (1984), dan A Kind of Magic (1986). Pada 1986, band mencapai titik puncaknya dan mulai berkurang dalam popularitas. Namun, Queen masih merilis beberaa album platinum dengan The Miracle (1989) dan Innuendo (1991), hingga tragedi menimpa May dan bandnya pada 1991, saat penyanyi utama Freddie Mercury meninggal karena AIDS. Setelah kematian Mercury, May dan band mendirikan Mercury Phoenix Trust, sebuah badan amal AIDS. May, Deacon dan Taylor merilis Made in Heaven pada 1995. Ini adalah album studio terakhir milik band dengan Mercury hingga rilisan 2014 dari Queen Forever, yang menampilkan beberapa lagu yang sebelumnya belum dirilis oleh Mercury termasuk sebuah duet yang hilang dengan almarhum Michael Jackson berjudul “There Must Be More to Life Than This.”

Pada 2005, May dan mantan anggota Queen Roger Taylor melakukan reuni untuk sebuah tur, dnegan Paul Rodgers pada vokal. Mereka merilis sebuah album studio, Cosmo Rocks, pada 2008. Pada 2012, May dan Taylor kembali ke panggung sekali lagi, kali ini dengan rocker American Idol Adam Lambert pada vokal. Pada 2013, sebuah tur diumumkan dan karena permintaan yang banyak, mereka menambahkan jadwal dan masih melakukan tur hingga 2016.

May memiliki seorang putra, Jimmy dan dua orang putri, Louisa dan Emily, dengan istrinya Chrissie Mullen, yang dia nikahi pada 1974. Setelah mereka bercerai, dia menikah dengan Anita Dobson pada 2000.

Selain karir dalam rock ‘n’ roll, May juga membuat komposisi dan tampil untuk teater, sebut saja produksi London Riverside Studios dari Macbeth (1987 dan 1990). Dengan Queen, dia membantu membuat musik film 1980 Flash Gordon dan berkolaborasi pada lagu untuk soundtrack film seperti Mission Impossible II dan Spiderman II.

May juga merilis album solo yakni: Back to the Light (1992), Another World (1998) dan Soundtrack Furia (2000). May memiliki proyek Starfleet (1983) bersama Eddie Van Halen. May juga menjadi musisi tamu dengan para musisi dan band lain, seperti Ian Hunter, Quartz, Steve Hackett, Black Sabbath, Foo Fighters, Meat Loaf, Motorhead, Kerry Ellis dan lainnya.

May juga memiliki ketertarikan jangka panjang dalam astrofisika. Pada 2008, dia kembali ke sekolah untuk mengejar Ph.D. miliknya. Pada 2015, dia berkolaborasi dengan astrofisikawan lainnya untuk menganalisa data dari Pluto New Horizons probe di NASA. May juga seorang kolektor dari stereoscopic photography, sebuah bentuk dari gambar 3D. dia adalah pemilik saat ini dari London Stereoscopic Company.

Pengaruh awal May adalah Cliff Richards dan the Shadows. Brian selalu mengatakan bahwa The Beatles, Led Zeppelin, The Who dan Jimi Hendrix adalah pengaruh paling hebat padanya. giatris yang paling mempengaruhinya adalah Rory Gallagher. May mencantumkan Jimi Hendrix, Jeff Beck dan Eric Clapton sebagai para pahlawan gitarnya. May juga terpengaruh oleh Steve Hackett, mantan gitaris Genesis.

May sudah menulis dan ikut menulis sejumlah buku selama karirnya, antara lain MgI Emission in the Night Sky Spectrum (1972), Indonesian Tragedy (1978), Brian May: Back to the Light (1993), Bang! The Complete History of the Universe (2007), A Survey of Radial Velocities in the Zodiacal Dust Cloud (2008), A Village Lost and Found: "Scenes in Our Village" by T. R. Williams. An Annotated Tour of the 1850s Series of Stereo Photograph (2009), Diableries: Stereoscopic Adventures in Hell (2013), Brian May's Red Special (2013), and How to Read the Solar System: A Guide to the Stars and Planets (2015). Pada 2016, dia menerbitkan buku terbarunya, Crinoline: Fashion’s Most Magnificent Disaster.

Rocker/ilmuwan/penulis ini juga seorang aktifis pelindung hewan. Dia mendirikan The Save Me Trust pada 2009 untuk melindungi satwa. Pada sebuah wawancara 2012 dengan The Guardian, dia berkomentar tentang keinginannya untuk warisannya, “Saya tidak akan diingat dalam 1.000 tahun mendatang, tapi saya ingin meninggalkan planet ini dengan mengetahui bahwa saya melakukan apa yang saya bisa untuk membuatnya menjadi tempat yang lebih bagus, sebuah tempat yang layak, sebuah tempat yang nyaman.” Tahun itu juga, May ditunjuk sebagai wakil presiden dari RSPCA Inggris.

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...