Laman

Jumat, 22 September 2017

TJAHJO WISANGGENI



Dilahirkan pada 21 September 1965 di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Permainan gitarnya terpengaruh oleh Yngwie J. Malmsteen, Steve Vai, Jason Becker dan Michael Brecker.

Para gitaris impiannya adalah Seseorang dengan teknik seperti Rusty Cooley, pengetahuan seperti Scott Henderson, Sound seperti Steve Vai dan phrasing seperti Michael Brecker.

Menurut Tjahjo penampilan terbaiknya adalah di  World Trade Center, Surabaya pada 2004. Guru favoritnya adalah Edward O’Brien.

Band-band favoritnya adalah Led Zeppelin, AC/DC, The Beatles, Cirque De Soleil, Pink Floyd dan Pantera. Sedangkan musisi Indonesia favoritnya adalah Indra Lesmana, Ismail Marzuki, Eet Syahrani, Inang Noorsaid, dan Abadi Soesma  di album Cermin milik God Bless.

Album-album favoritnya adalah The Wall milik Pink Floyd, Passion And Warfare dan Flexable milik Steve Vai, Yngwie J Malmmsteen's Rising Force, dan Summer Nights milik Joe Pass.

Tjahjo merilis sebuah album solo dengan judul From the Other Side pada 1992. Album ini merupakan album instrumental berisi 8 lagu yang cukup sarat dengan teknik sweep picking dan petikan cepat khas shredder, namun tidak terjebak menjadi asal ngebut, harmoni dan melodi yang tercipta di album ini pantas diacungi jempol.

Track pertama “The Westbury” sudah memperlihatkan Yngwie style yang kental dan walaupun ada beberapa bagian yang Yngwie banget, tetapi secara keseluruhan Tjahjo mampu menghasilkan melodi indah dengan gaya sendiri.

Track kedua “Hiroshima Nagasaki” lebih condong pada gaya Cacophony, arpeggio Tjahjo di tengah lagu mengingatkan pada keganasan Jason Becker sementara nada-nada lembutnya mengingatkan pada petikan Marty, Tjahjo dapat memainkan neo-classic dengan pilihan nada yang rumit dan indah.

“Ballerina” adalah track santai yang mungkin mengingatkan penggemar Jason Becker pada “Air” dari album solo Jason berjudul “Perpetual Burn”. Tidak seperti Yngwie yang terus ber-speed ria termasuk pada lagu yang slow, Tjahjo lebih memilih lagu ini mengalir santai dan indah dari awal sampai akhir tanpa perlu pamer speed atau teknik canggih.

“Big Elephant” dimulai dengan intro yang megah dan kali ini nuansa yang terdengar sangat mirip dengan style Vinnie Moore pada  album “Mind’s Eye”. Memikat dengan nada-nada yang lincah dan cepat.

“Morning Sun” mengalir santai dengan permainan gitar akustik dan irama yang catchy, dengan sentuhan samba dan jazz.

Track selanjutnya “Happy Halloween” tampaknya mengadopsi permainan Joe Satriani di “Always With Me, Always With You”.

“Cowabunga” kembali bermetal ria dengan iringan drums yang semakin lama semakin  brutal, sementara track ballad “Good Night Good Bye” menjadi penutup album ini, salah satu album instrumental rock terbaik yang dimainkan gitaris Indonesia.


Pada 1993, Tjahjo pernah membentuk band dengan nama Nosferatu yang beraliran musik thrash metal. Selain Tjahjo yang memainkan gitar, Nosferatu terdiri dari bassis Ricky Wolking (King Sheeba, Red Satyr, Slam), drummer asal AS Mark Bistany (Impellitteri) dan vokalis Agus Lasmono. Nosferatu pernah merilis sebuah album penuh berjudul Visible but Untouched pada 1994 dalam bentuk kaset melalui Musica Production. Lagu-lagu di album ini terdiri dari 10 lagu, antara lain: “Thermal Destruction”, “World of Policy”, “Taste Like Chicken”  dan tujuh lagu lainnya.

Frontman Metallica James Hetfield di videoklipnya pernah menggunakan kaos Nosferatu.

Tjahjo sempat menimba ilmu di AS. Kemudian dia pun pindah lagi ke Indonesia dan menjadi gitaris additional band KLA Project saat Lilo hengkang.

Waktu gitaris cewek Jennifer Batten mengadakan promo radio tour ke Indonesia tahun 1990, ada stage act-nya di Radio DMC FM, Jl Raden Saleh, Jakarta Selatan dan Jennifer bilang,”I have a student from Indonesia. His name is Cahyo, and now he’s playing for Nosferatu”  Waduh, bangga juga kita orang Indonesia. Saat itu, betapa sulitnya memperkenalkan Indonesia (kecuali Bali) di mata dunia. Anang (Hermansyah), –waktu itu “nggondrong & nggembel”–yang sekarang jadi penyanyi kaya di Indonesia, jejingkrakan dapat tandatangannya Jennifer Batten. 

Tjahjo tampil sebagai artis di acara Jakarta Blues Festival 2011, TJ saapaan akrabnya tampil sangat ciamik dengan membawa tembang lagu instrumennya seperti Hirosima Nagasaki, dan Good Night Good Bye. TJ di dampingi gitaris yaitu muridnya sendiri yang bernama Momo begitu panggilannya, TJ pun sempat berujar bahwa muridnya ini adalah pemuda gitaris yang sangat berbakat. 

Tjahjo Wisanggeni minta reuni Nosferatu dengan mantan vokalis Nosferatu, Agus Lasmono (Orang terkaya Indonesia no. 24 versi Forbes 2011). Agus Lasmono saat ini pengusaha, seorang pejabat tertinggi eksekutif seperti Indika Group. Dia pernah menjabat sebagai komisaris independen SCTV dan komisaris utama TPI. Dia adalah putra dari taipan Sudwikatmono.

Tjahjo tampil kembali di Jakarta Blues Festival 2013, walaupun saat penampilannya di guyur hujan yang deras tetapi para pecinta musik blues melihat aksi panggung gitaris ini. Dengan bassis Adi Darmawan, memainkan lagu instrumennya dengan cukup hikmat, nada-nada yang dibunyikannya telah menghinoptis penonton dan hujan yang jatuh ke bumi malam itu.

Tjahjo rutin menjadi penampil di Jakarta Blues Festival dan Java Rockinland. Di Java Rockinland, Tjahjo sempat berkolaborasi dengan Doddy Katamsi, mantan vokalis Elpamas.

3 komentar:

  1. Thn 87 udh ada band cadas Inggris dgn nama nosferatu.. tp sptnya ga masuk pasar indo,jd wajar kalo ga saling tau namanya sama. Soal kaos hetfield di klip nothing else matters NOSFERATU belum tentu band ini, belum tentu jg band inggris,bisa jadi film drakula yg udh ada sejak 1922 yg juga berjudul NOSFERATU

    BalasHapus
  2. Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤


    Direct sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤

    Cl .

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...