Laman

Minggu, 27 November 2016

JEANS ROEK : Mengusung Semangat Rock 'N Roll




Keseriusan bermusik dilingkungan indie bukan perkara mudah. Cukup banyak kita dengar band ataupun musisi yang harus menutup mimpinya untuk bisa melanjutkan karier mereka. Tak hanya perkara kekompakan di dalam tubuh band sendiri, namun modal, dukungan komunitas ataupun tempat ngamen yang intens menjadi indikator kuat apakah band/musisi tersebut dapat meraih sukses tidaknya.

Jeans Roek mungkin menjadi satu contoh dari ribuan band yang hidup di jalur independen yang tengah meniti langkah lebih jauh lagi. Band Indie Bogor ini, kini sedikit menikmati hasil sebuah perjuangan untuk menembus eksistensi dipanggung indie Bogor. Tinggal lagi mungkin tengah menyiapkan energi untuk langkah yang lebih besar lagi, Jakarta!

Jeans Roek bukanlah sebuah produk celana jeans, atau apapun yang berhubungan dengan pakaian. Mereka adalah band indie asal Bogor yang mengawali keberadaannya lewat pertemanan di SMAN 4 Bogor.  Koran yang memegang posisi gitar dan Ragil pada drum sepakat untuk membentuk sebuah band dengan konsep Rock N Roll, karena kecendrungan telinga mereka yang menyukai musik-musik tersebut. Lalu atas kesukaan musik yang sama, bergabung lagi dengan keduanya Dewa yang menempati posisi vokal. Tak lama hadir lagi Dimas dan Jati yang memainkan gitar dan bass. Atas ajakan Koran.

Mengenai nama band sendiri yang terdengar unik, awalnya dipicu oleh kehadiran Dewa yang menggunakan celana jeans roek (roek istilah Sunda yang berarti sobek). Nah.. langsung saja mereka menggunakan istilah itu sebagai nama band, Jeans Roek. Selain anggapan bahwa celana jeans menjadi  satu ciri khas Rock N Roll, terlebih lagi bila sobek.

Sama seperti group band dibelahan dunia manapun, seiring berjalannya waktu, Jeans Roek juga mengalami bongkar pasang personil. Seperti posisi bassis yang akhirnya ditempati oleh Amri, karena Dimas hengkang dari band ini karena alasan pribadi.

Yang menjadi cerita pilu adalah, tatkala band yang baru seumur jagung ini, pada 4 Juni 2011 resmi berhenti di dunia band indie dikarenakan masing-masing personil harus meneruskan pendidikan ke jenjang kuliah. Perbedaan kota menjadi kendala utama dalam keharmonisan band ini. Maka seluruh personil sepakat untuk bubar.

Lepas 2 tahun berlalu, tepatnya pada 26 Juni 2014, karena keinginan kuat serta tekad yang bulat, Koran memutuskan untuk menghidupkan kembali Jeans Roek yang sempat mati. Sebagai individu yang sedari awal membidani band ini, Koran pun menghubungi semua personil Jeans Roek untuk kembali kedunia yang menyatukan mereka. Namun hanya Amri yang sepakat dengan ide tersebut.

Tak hilang akal, ia menghubungi Nopa seorang drummer yang pada saat itu adalah personil band Preman Kota. Bertiga mereka kembali mengibarkan Jeans Roek dengan sedikit mengubah konsep bermusik mereka menjadi Punk N Roll. Dalam perjalanannya,  mereka bertiga akhirnya bertemu dengan Ali yang memiliki kecenderungan menyukai musik yang sama. Aji pun akhirny a bergabung dan mengisi posisi gitar.

Dengan progres super cepat, mereka pun menelurkan debut album bertajuk Bangkit Dari Kubur. Judul yang terdengar horor, namun secara keseluruhan album ini membahas tentang sebuah perubahan besar dalam tubuh Jeans Roek. Proses pengerjaan album sendiri menghabiskan waktu sekitar setahun, dikarenakan mereka juga sangat sering sekali tampil di Gigs lokal Bogor. Semangat yang masih kuat serta tekad yang sangat bulan menjadi modal awal mereka untuk tetap berkarya dijalur ini.

Album debutan ini menempatkan 11 tracklist, diiantaranya ‘Bangkit Dari Kubur‘, ‘Still Rock N Roll‘, ‘Hidupku Duniaku’, ataupun ‘Palkon’. Lagu andalan ‘Bangkit Dari Kubur‘ menghadirkan sound yang berkesan ketika era Hard Rock berjaya. Ditimpali dentuman drum yang disebagian besar part dikuasai oleh kekuatan punk. Tidak pula ketinggalan, lirik yang meneriakkan semangat Jeans Roek untuk kembali ke ranah Rock N Roll dan meneruskan untuk berkarya seperti dulu.

Pada sisi lain, mereka juga mengungkapkan kegalauan terhadap masalah sosial yang terjadi lewat single  ‘Palkon‘. Keresahan mereka terhadap penguasa dengan sistem kapitalis yang memberatkan masyarakat, disampaikan dengan lirik penuh kesal dan amarah.  Semuanya dapat ditangkap lewat penggalan lirik yang dipengaruhi oleh aroma Black Sabbath ‘jangan terlalu membesarkan ego, karena kita bermain sebagai tim bukan solo yang bisa bertindak seenak jidat‘.....

Album kedua mereka yang bertajuk Here We Are Shut Your Mouth, dipublikasikan pada bulan Juli 2016. Di album kedua ini mereka menambahkan berbagai instrumen baru. ’Tunggu dan dengarkan saja album kita berikutnya,‘ ucap Koran ketika ditanya sebagaian besar membahas apa untuk album kedua mereka.

Begitulah, Jeans Roek yang diwakili oleh Koran menanam harapan besar, bahwa musik mereka mampu diterima di telinga pecinta musik indie ataupun musik industri sekalipun. Penerimaan tersebut bisa menjadi vitamin manjur agar mereka dapat melebarkan sayap di dunia yang mereka senangi.

(Newsmusik, 15/07/2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...