Laman

Senin, 14 November 2016

THE SIDHARTAS : Band Dua Om Dan Dua Keponakan




Berkumpul dan kemudian makan bersama di meja makan tampaknya kini menjadi pemandangan langka belakangan ini. Namun tidak berlaku bagi keluarga besar pasangan Sidharta Manghurudin Soemarno dan Iffet Veceha Sidharta atau lebih dikenal dengan Bunda Iffet. Sarapan bersama dan berkumpul di meja makan adalah ritual keluarga yang sangat ditunggu.

Bagi keluarga Sidharta, di meja makan ini silaturahmi terjalin dengan baik. Tidak hanya sekedar menghabiskan hidangan yang tersedia untuk mengenyangkan perut. Namun jiwa pun dikenyangkan dengan obrolan antaranggota keluarga. Baik sekedar cerita ringan maupun menyelesaikan bersama masalah yang dialami salah satu anggota keluarga.

Siapa sangka pula, obrolan di meja makan itu kemudian membuahkan ide untuk membentuk sebuah band yang personelnya adalah anggota keluarga Sidharta. Koes Bersaudara yang kemudian menjadi Koes Plus untuk menyebut band keluarga asal Indonesia. Serta Van Halen dari Pasadena, Kalifornia, Amerika Serikat. Keduanya menjadi contoh band beranggotakan saudara, baik kakak adik maupun anak atau keponakan.

Adalah dua anak Bapak Sidharta, Bim Bim dan Massto, serta dua cucunya, Firas Rachun dan Awa Sandiogo, yang kemudian membentuk band keluarga dengan nama The Sidhartas. Nama pertama siapa yang tidak kenal? Dialah pendiri band rock n roll legenda Indonesia asal Potlot, Slank. Sementara nama kedua pernah menjadi penabuh drum Kidnap Katrina dan kini aktif di PopOut.

Selama satu tahun “bertapa” di studio, The Sidhartas pun mulai unjuk gigi. Diawali dengan mengunggah sebuah video pada 21 Juli 2015 yang menampilkan mereka tengah membawakan lagu pertama berjudul “Punk”. Kemudian dalam rentang dua mingguan, berturut-turut video “Laki-Laki Paling Tampan Sedunia”, “Yeyeye”, dan “Buas dan Liar” dirilis.

Proses kreatif pembuatan lagu dengan mengambil lirik berdasarkan obrolan maupun celetukan ketika mereka tengah berkumpul. Rekaman dilakukan secara live. Untuk rekaman tidak menggunakan fasilitas studio milik Slank. Melainkan di kamar Firaz. Hal ini seolah tengah menapak tilas perjalanan awal Bim Bim bersama Slank merintis karir.

Dalam album yang direkam selama tiga bulan tersebut, Bim Bim menjadi vokalis sekaligus pemetik gitar. Sebuah langkah yang diambilnya dengan terilhami dari sebuah buku yang dibaca. Dimana dalam buku tersebut disebutkan ketika tengah berada di titik jenuh harus melakukan sesuatu yang beda.

Sebagai band keluarga, langkah yang dilakukan oleh The Sidhartas juga tidak jauh-jauh berkaitan dengan anggota keluarga lainnya. Lihat saja, ketika mereka untuk pertama kalinya pentas di depan publik adalah pada Agustus tahun lalu di sebuah kafe di bilangan Kemang. Menjadi kado istimewa bagi Bunda Iffet yang merayakan ulang tahun di usia ke-78.

Lalu, The Sidhartas pun memberikan kado berupa album perdana kepada Bapak Sidharta Manghurudin Soemarno pada Januari lalu yang tepat berusia 80 tahun. Album bertajuk The Sidhartas sebagai penghormatan kepada sang ayah dan kakek mereka.

Bersenang-senang bersama keluarga. Ini menjadi semboyan yang tampaknya dipegang teguh oleh The Sidhartas. Kekompakan dan canda menjadi semangat dalam berkarya. Tapi dengan tetap mengingatkan bahwa keluarga itu penting.

(Newsmusik, 02/02/2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...