Laman

Sabtu, 05 November 2016

KARRA




Perjalanan karier Karra di dunia musik seperti Roller Coaster, naik turun dengan cepat. Sempat menjadi penyanyi kafe, perempuan kelahiran Sukabumi, 4 November 1988 ini akhirnya menemukan pijakan ketika ngeband di Miszy, pengusung aliran rock n’ roll.

Didapuk sebagai vokalis, pemilik nama lengkap Karlina Rahayu ini termasuk perempuan yang peduli dengan tampilan di panggung dan luar panggung. Menurutnya, musisi (atau vokalis) rock pun perlu tampil fashionable. Bagaimana bungsu dari 2 bersaudara ini melihat konektivitas fashion dan musiknya?


Fashion in music: Korelasi musik dan fashion jelas sangat penting. Bayangkan saja, ketika kita manggung, penggemar tidak hanya mendengar lagu dan suara, tapi juga berharap melihat penampilan yang enak ditonton. Musisi menurut aku juga harus punya karakter fashion yang bisa jadi cirinya. Nggak salah bukan, jadi musisi rock yang fashionable?

Fashion style: Aku menyebutnya victory rock n’ roll. Disana ada unsur british era 60-70an, tapi tetap membuat aku lebih fresh. Aku tidak mau, main rock tapi kemudian identik dengan berantakan dan asal-asalan. Aku menyesuaikan dengan tren kekinian juga.

Fashion image: Aku selalu ingin menampilkan sisi enerjik, tapi tetap girly dan sexy.

Fashion icon: Kiblatku untuk musisi adalah Gwen Stefani. Vokalis No Doubt ini punya gaya yang asik dan british style-nya kental sekali.

Music genre: Genre musik yang aku mainkan adalah rock, khususnya rock n’ roll.

Target Market: Yang paling dominan adalah remaja, karena musik yang kami suguhkan dan lirik yang kami nyanyikan segmentasinya adalah remaja, secara kami juga masih remaja ya… hehehe…

Off-stage fashion: Urusan kostum panggung dengan luar panggung, biasanya aku bedakan. Nggak mungkin kan kostum panggung aku pakai sehari-hari juga? Untuk keseharian, biasanya aku sesuaikan dengan mood aku sendiri, tapi tidak menghilangkan karakter musik yang aku mainkan, yaitu rock n’ roll.

Fashion item: Barang-barang yang wajib ada: syal, jaket kulit dan ankle boot.

Reference in fashion: Referensiku tidak tentu, biasanya aku padu padan atau ngepas-ngepasin sendiri. Kalau sudah mentok, atau kehabisan ide yang enak, baru lihat-lihat di internet. Kadang-kadang juga nonton film atau video musik untuk mendapat ide.

Shop to dress: Tidak ada tempat khusus untuk mencari baju atau fashion yang aku inginkan. Bisa dimana saja, meski aku pernah khusus ke Singapura untuk mencari kostum manggung on air dan off air. Tapi secara umum, selama nyaman dan cocok dengan konsep, aku beli.

Fashion dreams: Impianku adalah manggung dengan semua yang melekat di badanku, dibuat dari kulit leopard asli. Aku sering ngebayangin, pasti keren, meski bahannya susah dicari. Selain itu, pasti mahal banget harganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...