Laman

Minggu, 25 September 2016

DONNY FATTAH






Dilahirkan di Makassar, tepatnya di rumah sakit Goa, dengan nama Giddon Patta Onoa Gagola pada 24 September 1949. Sebagai anak pertama dari delapan bersaudara. Ayahnya adalah seorang anggota ABRI (sekarang TNI), yang kerap pindah tugas. Walaupun dari keluarga militer darah seni rupanya mengalir pada keluarga ini. Donny sendiri menguasai gitar, piano, akordeon, flute, yang dipelajarinya secara otodidak. Menurut Donny walaupun ayahnya mendidik dengan disiplin tinggi, tapi ayahnya juga memperhatikan kesukaan anak-anaknya pada musik. Bahkan band keluarga (IYAMBA) yang terdiri dari anggota keluarga, Donny, Rudy, dan sepupunya, Yanto adalah berkat dorongan sang ayah. Bahkan untuk nama band (IYAMBA) berasal dari usulan ayahnya. Setelah IYAMBA, Donny kemudian membentuk Venus yang memainkan lagu-lagu The Beatles yang jadi tren pada masa itu.


Donny yang berdarah Maluku Utara ini terjun ke dunia musik sejak umur belasan tahun dan sempat bergabung dengan Fancy Junior. Donny Fattah, sang pembetot bass God Bless merupakan salah satu pendiri dan pilar utama grup rock, di samping Achmad Albar, almarhum Fuad Hassan, Jockie Suryoprayogo, dan Ludwig Lemans. Karier bernusik dimulai ketika mereka menggebrak pentas rock di Lemans Pub. Waktu itu masih memakai nama Crazy Wheels yang merupakan cikal bakal lahirnya God Bless yang dibentuk pada 5 Mei 1973, ketika mereka menembus panggung Taman Ismail Marzuki, Jakarta.


Cabikan bass gitarnya banyak memberikan sumbangsih terhadap warna musik dan Donny merupakan tipikal pemain bass yang selalu melakukan improvisasi, ketika beratraksi di atas panggung. Ia diajarkan oleh para pemain bass top dunia, seperti Stanley Clarke dan Geedy Lee (Rush), permainannya semakin canggih dan selalu dinobatkan sebagai jawara bass Indonesia. Gaya Donny sempat menjadi trendsetter bagi para pemain lokal, termasuk di Malaysia dan Singapura. Ia memperkenalkan teknik funky thump yang diciptakan oleh pemain bass nomor satu dunia tahun 1978, Stanley Clarke. Teknik itu sempat menjadi tren baik di Indonesia maupun di beberapa negara di ASEAN.


Enam album telah ia lahirkan bersama God Bless. Hal itu merupakan bukti kuat bahwa Donny tidak pernah absen dalam proyek album-album God Bless. Bagi para penggemar grup ini dan pecinta musik rock nusantara tentu sudah tidak asing lagi dengan lagu-lagu karya Donny seperti “Semut Hitam”, “She Passed Away”, “Musisi”, “Anak Adam” atau “Setan Tertawa”.


Di tengah kepadatan jadwal pertunjukan God Bless selama kurun waktu 1974-1976, Donny secara mengejutkan membuat proyek D&R yang berarti Donny dan Rudy Gagola. Album perdana D&R bertajuk Bawaku Serta dirilis pada 1975 di bawah label Pramaqua. Album itu meledak dan menghasilkan beberapa hit antara lain “Mimpi” dan “Datanglah Terang”. Album ini banyak menggandeng penyanyi-penyanyi top seperti Achmad Albar, Ida Noor, dan Djatu Parmawati. Sementara untuk musisi pendukung dibantu oleh Jockie Surjoprajogo, Keenan Nasution, Aries, Tommy, dan Leo. Untuk lirik banyak dibantu oleh Theodore K.S.


Proyek D&R berlanjut ketika merilis album kedua Episode (1978) produksi Jakson Records & Tapes. Album ini berbeda dengan album pertama baik dari segi lirik dan musik. Liriknya lebih banyak berisikan kritik sosial dan banyak memasukkan bunyi-bunyi sound effect yang disesuaikan dengan judul setiap lagu.

Pada saat God Bless mengalami kevakuman, Donny diajak Setiawan Djody untuk memperkuat formasi Kantata tahun 1990 yang menghasilkan album pertama berjudul Kantata Takwa. Proyek Grup Kantata ini berlanjut dengan menghasilkan album Kantata Samsara, Kantata Takwa Samsara, dan album Live pada tahun 1999 yang berbuntut kerusuhan. Selain itu, Donny juga diajak Ian Antono untuk memperkuat formasi Gong 2000 tahun 1990 dan menghasilkan tiga album rekaman dan dua album konser yaitu Bara Timur, Laskar, dan Prahara. Sedangkan dua album konser yaitu Live in Jakarta 1992 dan 1 jam bersama Gong 2000.


Beda dengan posisinya di Kantata yang tidak ada lagu hasil karyanya, dalam formasi Gong 2000 donny Donny aktif menulis lagu antara lain “Basa-Basi”, “Mulut-Mulut” atau “Penantian”.


Tahun 2002, Donny kembali berkumpul untuk kembali mengaktifkan God Bless. Donny, Ian, dan Albar akhirnya sepakat untuk mengaktifkan lewat formasi baru. Waktu itu, mereka mengajak Abadi Soesman yang sempat bergabung di era 1979-1981, serta dua wajah baru yang masih muda yaitu Iwang Noorsaid dan Inang Noorsaid. Kemunculan formasi baru ini sangat menyita perhatian publik, apalagi ketika mereka melakukan serangkaian tur dari cafe ke cafe yang dipadati oleh para maniak God Bless dan para pecinta musik cadas.


Pada 2007, Gilang Ramadhan mundur dan digantikan oleh Yaya Muktio, seorang drummer yang sudah tidak asing bagi Achmad Albar, Ian Antono dan Donny Fattah. Yaya Muktio adalah penabuh drum Gong 2000 pimpinan Ian Antono. Formasi dengan Yaya Muktio merupakan formasi ke XIV dan dengan formasi tersebut, God Bless merilis album baru di tahun 2009 bertajuk “36 th”. Di formasi ke XIV tersebut, God Bless meraih penghargaan dari AMI Awards 2009 kategori Lifetime Achievement, dan The Immortal dari Majalah Rolling Stones Indonesia.


Di tengah gempuran musik-musik pop dan dangdut di Tanah Air, Donny Fattah justru meluncurkan album solo bernuansa rock progresif bertajuk "Hitam Putih".


Album ini sendiri mewakili hasrat bermusik Donny Fattah yang tak terwakili saat ia memperkuat Godbless. Namun, bukan berarti terjadi perpecahan di tubuh Godbless.


Donny sendiri tak segan mengumpulkan orang-orang terdekatnya seperti kedua adiknya Jalu G Pratidina (perkusi) dan Maully Gagola (gitar), ditambah ia juga menggaet anak-anak para personel Godbless seperti Iman Fattah (gitar), Teraya Parametha (vokal), Rocky Antono (bass), Rama Yaya Moektio (drum), Nara Putra (gitar) dan masih banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...