Laman

Senin, 29 Februari 2016

BRIAN JONES "Pendiri Yang Terpinggirkan"




The Rolling Stones sebenarnya seperti “pesanggrahan” lahirnya nama-nama legendaris. Meski beberapa hanya numpang lewat, tapi pengaruh nama band ini segera melekat dan menjadikannya –siapapun dia—legenda yang patut diapresiasi. Salah satu nama itu adalah Brian Jones.


Nama aslinya adalah Lewis Brian Hopkins Jones, lahir pada 28 Februari 1942 di Cheltenham, Gloucestershire, Inggris, adalah anak pasangan Lewis Blount Jones dan Louisa Beatrice Jones dari keluarga kelas menengah, keduanya menyukai musik. Ibunya, Louisa, seorang guru piano selain insinyur penerbangan, bapaknya bermain piano dan organ juga pemimpin paduan suara gereja setempat. Lahir dari keluarga yang mencintai musik, Jones kecil tumbuh dengan bakat musik yang alami.

Sejak kecil, Jones menderita asma [kelak, sampai meninggalnya pun penyakit ini ikut andil]. Pengalaman bermusiknya diawali ketika dia mendengar musisi jazz, Cannonball Adderlegs bermain. Entah apa yang merasukinya, tapi suara saksophone yang dimainkan band itu, membuatnya langsung meminta alat musik tiup itu kepada orangtuanya. Untung tidak dikabulkan, karena kalau jadi, kita tidak akan pernah mendengar permainan gitarnya. Ketika masuk umur 17, orangtuanya membelikannya gitar akustik. Sebenarnya, Jones adalah pemain clarinet di sekolahnya.


Sebenarnya, Brian Jones adalah salah satu pendiri dan dedengkot awal The Rolling Stones. Kisahnya bermula, ketika Jones membaca lowongan di koran Jazz News pada 2 Mei 1962, yang mencari musisi R&B untuk mengisi audisi di sebuah kafe baru namanya Brick Layers Arms. Ketika datang, pianis Ian Stewart yang pertama menemuinya, selanjutnya penyanyi Mick Jagger bergabung. Jagger dan teman kecilnya Keith Richards, pernah bertemu Jones waktu dia tampil di The Ealing club membawakan lagu Elmore Jones, “Dust My Broom” bersama kelompok Korner’s band.

Dan sejarah itu tercipta. The Rolling Stones tampil pertama kali pada 12 Juli 1962 di Marquee Club London, personelnya: Jagger, Richards, Jones, Stewart, pemain bass Dick Taylor dan drummer Tony Chapman.

Jones memegang peran penting dalam band baru ini. Dia seperti leader, apalagi Jones termasuk musisi multi instrumentalis. Instrumen utamanya adalah gitar dan harmonika [dan mengajarkannya kepada Mick Jagger], tetapi ia memainkan berbagai instrumen lainnya. Penggunaan instrumen tradisional atau rakyat, seperti sitar dan marimba, adalah bagian unik dari perubahan suara band. Pada awal terbentuknya The Rolling Stones, Brian Jones adalah pemimpin band. Tapi ketika  Mick Jagger dan Keith Richards menjadi tim sukses lagu-lagu yang ngehits, posisi dan perannya pelan-pelan tergeser.

Tidak ada yang membantah, kalau Brian Jones sejatinya adalah musisi yang jenius. Konon, sejak SD hingga SMA, nilainya selalu di atas rata-rata dan punya kesempatan kuliah di universitas bergengsi di Inggris. Tetapi, Jones tidak tertarik melanjutkan pendidikan dan lebih suka bekerja serampangan untuk melawan kemauan orangtuanya sekaligus untuk mengumpulkan uang.


Seorang wartawan musik Inggris, Rob Chapman pernah menulis hasil risetnya tentang Brian Jones. Menurutnya, Jones adalah pribadi yang unik –untuk tidak menyebutnya aneh. Secara kasat mata, Jones adalah orang yang kasar, tapi disisi lain, karya-karyanya bersifat lembut cenderung melankolis. Sikapnya selalu menyebalkan kepada oang lain, tapi kharismanya di atas panggung begitu kuat. Tampan, leader band besar, dan punya aksi panggung yang ciamik, membuatnya begitu banyak dipuja [khususnya perempuan tentu saja].

Ada cerita “nakal” tentang Jones ketika masih ABG.  Ketika masih  usia 14 tahun, Jones menghamili seorang perempuan dan di saat yang sama memacari istri orang lain. Di Kota Cheltenham yang kecil dan muram, Jones yang berusia 17 tahun sudah tidak betah lagi tinggal di rumahnya. Selanjutnya adalah cerita-cerita Jones dengan perempuan-perempuan yang ‘nyaris’ semua dihamilinya dan melahirkan anak. Sayangnya tidak pernah terdeteksi, berapa perempuan yang dihamili dan anak yang dilahirkan dari benihnya.

The Rolling Stones adalah band yang didirikannya dengan memasang iklan di koran Jazz News. Nama band-nya diambil dari judul sebuah lagu pemusik blues asal Amerika Serikat [AS], Muddy Waters. Daya tarik Jones sebagai pemusik jagoan, juga wajah ganteng serta aksi panggungnya yang atraktif, dengan mudah menarik minat Mick Jagger [vokal] dan Keith Richards [gitar] serta Bill Wyman [bass] untuk segera bergabung.

Peran Jones yang awalnya dominan, lambat laun tergeser oleh Jagger yang dianggap penggemarnya lebih punya aksi panggung yang seksi. Apalagi Brian Jones kemudian kerap berhadapan dengan pengadilan karena karus narkoba. Hingga akhirnya, pendiri The Rollingg Stones itu harus rela dipecat karena dianggap tidak memberikan kontribusi apa-apa lagi kepada band.

3 Juli 1969, Jones berenang di kolam yang dilengkapi dengan alat pemanas. Tidak ada yang menemani dia ketika itu sampai Jones ditemukan tewas mengambang di kolam. Menurut polisi, penyebab kematian Jones adalah karena tenggelam. Hasil autopsi memperlihatkan hati dan jantungnya membengkak karena penggunaan narkotika dan alkohol secara berlebihan. Hasil pemeriksaan urine menunjukkan adanya unsur amphetamine dan diphenhydramine yang terdapat dalam pil Mandrax. Di pinggir kolam renang, ada alat bantu penyedot untuk dipakai jika terjadi serangan asma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...