The Rolling Stones sebenarnya seperti “pesanggrahan”
lahirnya nama-nama legendaris. Meski beberapa hanya numpang lewat, tapi
pengaruh nama band ini segera melekat dan menjadikannya –siapapun dia—legenda
yang patut diapresiasi. Salah satu nama itu adalah Brian Jones.
Nama
aslinya adalah Lewis Brian Hopkins
Jones, lahir pada 28 Februari 1942 di Cheltenham, Gloucestershire, Inggris,
adalah anak pasangan Lewis Blount Jones dan Louisa Beatrice Jones dari keluarga
kelas menengah, keduanya menyukai musik. Ibunya, Louisa, seorang guru piano
selain insinyur penerbangan, bapaknya bermain piano dan organ juga pemimpin
paduan suara gereja setempat. Lahir dari keluarga yang mencintai musik, Jones
kecil tumbuh dengan bakat musik yang alami.
Sejak
kecil, Jones menderita asma [kelak, sampai meninggalnya pun penyakit ini ikut
andil]. Pengalaman bermusiknya diawali ketika dia mendengar musisi jazz,
Cannonball Adderlegs bermain. Entah apa yang merasukinya, tapi suara saksophone
yang dimainkan band itu, membuatnya langsung meminta alat musik tiup itu kepada
orangtuanya. Untung tidak dikabulkan, karena kalau jadi, kita tidak akan pernah
mendengar permainan gitarnya. Ketika masuk umur 17, orangtuanya membelikannya
gitar akustik. Sebenarnya, Jones adalah pemain clarinet di sekolahnya.
Sebenarnya,
Brian Jones adalah salah satu pendiri dan dedengkot awal The Rolling Stones.
Kisahnya bermula, ketika Jones membaca lowongan di koran Jazz News pada 2 Mei
1962, yang mencari musisi R&B untuk mengisi audisi di sebuah kafe baru
namanya Brick Layers Arms. Ketika datang, pianis Ian Stewart yang pertama
menemuinya, selanjutnya penyanyi Mick Jagger bergabung. Jagger dan teman
kecilnya Keith Richards, pernah bertemu Jones waktu dia tampil di The Ealing
club membawakan lagu Elmore Jones, “Dust My Broom” bersama kelompok Korner’s
band.
Dan
sejarah itu tercipta. The Rolling Stones tampil pertama kali pada 12 Juli 1962
di Marquee Club London, personelnya: Jagger, Richards, Jones, Stewart, pemain
bass Dick Taylor dan drummer Tony Chapman.
Jones
memegang peran penting dalam band baru ini. Dia seperti leader, apalagi
Jones termasuk musisi multi instrumentalis. Instrumen utamanya adalah gitar dan
harmonika [dan mengajarkannya kepada Mick Jagger], tetapi ia memainkan berbagai
instrumen lainnya. Penggunaan instrumen tradisional atau rakyat, seperti sitar
dan marimba, adalah bagian unik dari perubahan suara band. Pada awal
terbentuknya The Rolling Stones, Brian Jones adalah pemimpin band. Tapi ketika
Mick Jagger dan Keith Richards menjadi tim sukses lagu-lagu yang ngehits,
posisi dan perannya pelan-pelan tergeser.
Tidak ada yang membantah, kalau Brian Jones
sejatinya adalah musisi yang jenius. Konon, sejak SD hingga SMA, nilainya
selalu di atas rata-rata dan punya kesempatan kuliah di universitas bergengsi
di Inggris. Tetapi, Jones tidak tertarik melanjutkan pendidikan dan lebih suka
bekerja serampangan untuk melawan kemauan orangtuanya sekaligus untuk
mengumpulkan uang.
Seorang
wartawan musik Inggris, Rob Chapman pernah menulis hasil risetnya tentang Brian
Jones. Menurutnya, Jones adalah pribadi yang unik –untuk tidak menyebutnya
aneh. Secara kasat mata, Jones adalah orang yang kasar, tapi disisi lain,
karya-karyanya bersifat lembut cenderung melankolis. Sikapnya selalu
menyebalkan kepada oang lain, tapi kharismanya di atas panggung begitu kuat.
Tampan, leader band besar, dan punya aksi panggung yang ciamik,
membuatnya begitu banyak dipuja [khususnya perempuan tentu saja].
Ada
cerita “nakal” tentang Jones ketika masih ABG. Ketika masih usia 14
tahun, Jones menghamili seorang perempuan dan di saat yang sama memacari istri
orang lain. Di Kota Cheltenham yang kecil dan muram, Jones yang berusia 17
tahun sudah tidak betah lagi tinggal di rumahnya. Selanjutnya adalah
cerita-cerita Jones dengan perempuan-perempuan yang ‘nyaris’ semua dihamilinya
dan melahirkan anak. Sayangnya tidak pernah terdeteksi, berapa perempuan yang
dihamili dan anak yang dilahirkan dari benihnya.
The
Rolling Stones adalah band yang didirikannya dengan memasang iklan di koran
Jazz News. Nama band-nya diambil dari judul sebuah lagu pemusik blues asal
Amerika Serikat [AS], Muddy Waters. Daya tarik Jones sebagai pemusik jagoan,
juga wajah ganteng serta aksi panggungnya yang atraktif, dengan mudah menarik
minat Mick Jagger [vokal] dan Keith Richards [gitar] serta Bill Wyman [bass]
untuk segera bergabung.
Peran
Jones yang awalnya dominan, lambat laun tergeser oleh Jagger yang dianggap
penggemarnya lebih punya aksi panggung yang seksi. Apalagi Brian Jones kemudian
kerap berhadapan dengan pengadilan karena karus narkoba. Hingga akhirnya,
pendiri The Rollingg Stones itu harus rela dipecat karena dianggap tidak
memberikan kontribusi apa-apa lagi kepada band.
3
Juli 1969, Jones berenang di kolam yang dilengkapi dengan alat pemanas. Tidak
ada yang menemani dia ketika itu sampai Jones ditemukan tewas mengambang di
kolam. Menurut polisi, penyebab kematian Jones adalah karena tenggelam. Hasil
autopsi memperlihatkan hati dan jantungnya membengkak karena penggunaan
narkotika dan alkohol secara berlebihan. Hasil pemeriksaan urine menunjukkan
adanya unsur amphetamine dan diphenhydramine yang terdapat dalam
pil Mandrax. Di pinggir kolam renang, ada alat bantu penyedot untuk dipakai
jika terjadi serangan asma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar