Semula ia dikenal sebagai sosok
pemalu, namun ia telah berubah menjadi sosok yang berpengaruh untuk gaya musik
era 80-an. Eksplorasinya merupakan bagian terpenting dari karir U2.
Musim gugur tahun 1978, seorang anak
berusia 15 tahun berjalan sendirian menyusuri koridor ruangan kelas Mount
Temple Comprehensive High School, Dublin, Irlandia Utara. Tanpa memperlihatkan
ekspresi apapun, mata tajamnya sekilas menyapu kesegala penjuru koridor,
sesekali saling bertegur sapa dengan sejumlah murid lainnya yang ia kenal.
Mendadak langkahnya terhenti tepat didepan mading sekolahan. Tanpa sengaja
matanya menangkap sesuatu yang menarik tertempel diantara leaflet kegiatan
sekolah dan jadwal pelajaran. Menarik, karena isinya sama sekali tidak
berhubungan dengan kegiatan sekolah melainkan ajakan membentuk sebuah band.
Inilah momen penting masuknya David Howell Evans kedunia musik profesional.
Dave, panggilan kecilnya lahir
sebagai anak kedua dari 3 bersaudara. Lahir di kota kecil Barking, kawasan
Essex, London Timur, pada 8 Agustus 1961. Kedua orangtuanya, Garvin dan Gwenda
Evans, berasal dari kalangan biasa, meskipun begitu David Howell Evans dan
kedua saudaranya hidup agar berkecukupan.
Layaknya masyarakat kelas menengah
di Eropa yang selalu pengen menaikkan status sosialnya, pasangan Evans juga
memiliki pemikiran yang sama, hanya saja harapan ini digantungkan pada ketiga
anaknya dengan mendidik mereka untuk mencapai jenjang pendidikan tertinggi agar
memiliki masa depan yang cerah. Sama sekali tidak terbayangkan bahwa salah satu
anaknya akan menjadi musisi.
“Sampai sekarang mereka tetap
berharap saya mendapatkan pekerjaan tetap yang layak dan berprospek cerah.
Mereka masih beranggapan bahwa apa yang saya raih saat ini hanyalah sebuah
keberuntungan saja dan bukan melalui kerja keras. Mereka masih berharap saya
mau melanjutkan sekolah dan menjadi dokter” begitu kata Dave aka The Edge pada
sebuah wawancara disela-sela perjalanan turnya, pertengahan 1985. Dave dan adik
perempuannya, Gill, tidak pernah merasakan sekolah di Inggris karena ketika ia
berumur 1 tahun orangtuanya pindah ke kota Dublin, Irlandia Utara. Sampai saat
ini keluarga Evans menetap disana. Dave yang memang memiliki otak encer tidak
mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan, hal yang sama juga
terjadi dibangku sekolahnya. Dave sangat cepat menyerap hal baru dan cepat
mempelajari sesuatu, hal itu membuatnya selalu menjadi juara dalam pelajaran.
Semua gurunya beranggapan bahwa Dave memiliki masa depan yang cerah. Meskipun
pintar, Dave bukan murid populer, ia pendiam dan suka menyendiri. Ia merasa
aneh menjadi welsh (Wales) di tengah-tengah Irish, dan beragama Kristen
Protestan di tengah-tengah penganut Katholik. Dave tidak memiliki banyak teman,
karena ia lebih sering jalan bareng kakaknya. Dave menghabiskan waktu luangnya
dengan 3 aktivitas rutin: belajar, bermain dengan adiknya, dan mencoba
instrument musik. Dave akhirnya memutuskan untuk mengikuti les piano dan gitar.
Melihat iklan di mading tersebut,
membuat Dave bersemangat untuk mengajak kakaknya dan seorang teman bernama Adam
Clayton untuk menghadiri pertemuan pertama calon anggota band di rumah Larry
Mullen Jr. Sejak pertemuan awal tersebut Dave sudah menjadi sosok yang paling
menonjol diantara teman-teman barunya. Hal itu dikarenakan kemahirannya bermain
gitar yang membuat teman-temannya kagum, juga dikarenakan ide-ide segarnya yang
selalu dilontarkannya.
Bono yang sejak awal memang sangat
tertarik pada hal-hal berbau filosofi tentu saja menganggap sosok Dave adalah
sosok yang berkarakter. Segala tindak-tanduk Dave tidak luput dari pengamatan
Bono, sampai akhirnya Bono memberinya julukan THE EDGE.
Alasan Bono memberinya julukan itu
adalah: Ketajamannya cara berpikir yang dimiliki oleh Dave, pola pikir yang
selalu ekstrim dan terakhir adalah karena bentuk muka Dave yang melancip
dibagian dagu. Sejak itu pula, ngga ada lagi yang memanggil Dave dengan nama
aslinya. “Arti harfiah dari The Edge sih rasanya ga ada yang cocok buat saya,
jadi julukan itu bagi saya hanya lelucon saja” komentar The Edge mengenai
julukannya.
Setelah keempat calon musisi ini
sempat bermain bersama dengan beberapa nama, awal tahun 80an, The Edge, Bono
dan Larry Mullen Jr. sepakat untuk membentuk band yang beraliran religius.
Ketertarikan terhadap masalah spiritual itulah yang membawa mereka bertiga
sempat membentuk grup bernama Shalom, yang ternyata tidak bertahan lama
dikarenakan adanya pengaruh dari Adam Clayton. Pada era album October, The Edge
terbentur pada masalah esensial. Dirinya berada pada persimpangan antara ajaran
agama dan gaya hidup rock n roll. Apalagi muncul label kalo sosoknya dianggap
relijius, tersiratlah keinginannya untuk keluar dari band !
Untungnya ketiga temannya memberi
dukungan atas bakat musiknya, terutama Bono yang dengan bijak menyarankan agar
The Edge mengikuti kata hatinya dan jangan ambil pusing pada omongan orang.
Setelah merenung cukup lama, The Edge akhirnya memutuskan bahwa tidak ada
hubungan antara gaya hidup rock n roll, musik, dan kepercayaan yang dianutnya.
The Edge kembali asik nge-band, bahkan tampil lebih dahsyat di album ketiga U2,
War. Kejayaan U2 memang tidak lepas dari ekplorasi yang dibuat oleh gitaris
elegan ini. Terutama penggunaan alat-alat musik vintage kaya Gibson Explorer,
Fender Stratocaster, sampai Epiphone lap-steel yang diproduksi sebelum Perang
Dunia II.
Gaya permainan gitar The Edge mulai
jadi pengaruh terbesar pada pertengahan era 80-an. Namanya mulai disejajarkan
dengan Chuck Berry, Jimi Hendrix dan Eddie Van Halen yang membuat revolusi
besar terhadap gaya permainan gitar. Revolusi The Edge memunculkan istilah ‘the
Edge guitar sound’ dengan ciri khas partial chords, harmonics, slide, echo
repeats, feedback dan open-string.
Pengaruh The Edge ikut berdampak ke
industri musik di Inggris dan Amerika. Rata-rata band yang muncul pada
pertengahan 80-an, berusaha bikin lagu dengan gaya gitar mirip The Edge. Dampak
lainnya, nyaris seluruh majalah musik yang terbit di Inggris dan Amrik pada
pertengahan 80-an dipenuhi dengan iklan baris dari gitaris pemula yang
mempromosikan dirinya punya gaya mirip gitaris U2.
Pada 2011 majalah Rolling Stones
menempatkannya di nomor 38 dalam daftarnya "The 100 Greatest Guitarists of
All Time". Pada 2012, majalah Spin menempatkannya di nomor 13 dalam daftar
mereka.
The Edge menikah dengan teman
sekolahnya Aislinn O'Sullivan pada 12 Juli 1983. Mereka memiliki 3 putri:
Hollie (lahir 1984), Arran (lahir 1985) dan 'Blue Angel' (lahir 1989). Pasangan
ini berpisah pada 1990, tapi tidak bisa bercerai secara resmi karena hukum
Irlandia yang berkaitan dengan pernikahan tidak aktif; perceraian diresmikan
pada 1995, dan pasangan ini secara hukum berpisah pada 1996.
Pada 1993 dia mulai berkencan dengan
Morleigh Steinberg, seorang penari dan koreografer profesional Amerika yang dia
temui saat dia Steinberg bekerja sebagai penari selama Zoo TV Tour milik U2.
Mereka memiliki seorang putri, Sian (lahir 1997), dan seorang putra, Levi
(lahir 15 Oktober 1999). Pasangan ini menikah pada 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar