Dilahirkan
pada 7 Agustus 1958 di Worksop, Nottinghamshire, Inggris, dengan nama lengkap
Paul Bruce Dickinson. Ibunya, Sonia, bekerja paruh waktu di sebuah toko sepatu,
dan ayahnya Bruce, adalah seorang mekanik di ketentaraan. Kelahiran Dickinson
mendorong pasangan muda ini, yang saat itu masih remaja, untuk menikah.
Awalnya, dia dirawat oleh kakeknya; kakeknya adalah seorang pekerja tambang di
pertambangan lokal dan neneknya adalah seorang ibu rumah tangga. Hal ini
diceritakan di lagunya “Born In ‘58” dari album Tattoed Millionaire.
Pengalaman
musik pertama Dickinson adalah menari di ruang depan kakeknya diiringi “The
Twist” milik Chubby Checker, saat dia masih tinggal dengan mereka di Balai
Kerja. Rekaman pertama yang dimilik Dickinson adalah single The Beatles “She
Loves You”, yang membuatnya untuk membujuk kakeknya agar dibelikan rekaman itu,
yang membuat Bruce lebih tertarik pada musik. Dia mencoba untuk memainkan
sebuah akustik gitar milik kakeknya, tapi membuat jarinya bengkak.
Dickinson memulai karirnya dalam
musik dengan mengujungtombaki beberapa band pub kecil pada 1970an, antara lain
Speed dan Shots, sambil belajar di sekolah di Sheffeild dan Universitas di
London. Pada 1979, dia bergabung dengan band new wave of British heavy metal
Samson, dengan siapa dia mendapatkan popularitas dibawah nama panggung “Bruce
Bruce” dan tampil di dua rekaman studio, Head On dan Shock Tactics. Dia
meninggalkan Samson pada 1981 untuk bergabung dengan Iron Maiden.
Bruce
tidak hanya mendalami pilot atau musisi rock. Dickinson
juga mendalami olahraga anggar dan tulis-menulis. Ya, Dickinson, vokalis kelompok
musik heavy metal Iron Maiden, memang sosok penuh bakat. Dickinson, bahkan
telah mempelajari anggar saat masih berusia 13 tahun. Sementara, banyak orang
baru paham, bahwa dia juga pandai menulis saat menerbitkan sekuel Lord Iffy Boatrace dan The Missionary Position pada 1990 dan
1992, yang terjual sekitar 30 ribu kopi. Tapi, Dickinson adalah vokalis Maiden,
band yang pernah begitu merajai pelataran rock dunia di era 1980-an. Tapi,
Dickinson juga seorang pilot profesional yang telah memiliki lisensi terbang
sejak 1990-an dan sejak 2007, bekerja di perusahaan penerbangan Astraeus,
sebagai marketing director dan
kapten. Dickinson biasa menerbangkan pesawat Boeing 757.
Di Astraeus, Dickinson bertugas
menerbangkan pesawat komersil Boeing 757 dari Inggris Raya dengan tujuan Eropa,
Afrika Utara, dan Timur Tengah. Namun, Dickinson juga punya pengalaman terbang
ke wilayah konflik. Pada 2007, dia pernah ditugaskan mengangkut sekitar 200
warga Inggris Raya dari Lebanon saat terjadi konflik. Dickinson juga punya
pengalaman lain, saat menerbangkan klub sepak bola Skotlandia, Rangers FC, ke
Israel saat bertanding di Piala UEFA lawan Hapoel Tel Aviv. Klub elite Inggris,
Liverpool, juga pernah dia terbangkan saat duel lawan Napoli di Italia, Oktober
2010. Sementara untuk grupnya, Dickinson mulai menjadi pilot bagi
rekan-rekannya saat tur dunia Somewhere
Back in Time pada 2008-09. Ketika itu, menggunakan pesawat khusus yang
diberi nama "Ed Force One", mereka menjelajah 20 kota di 13 negara
dengan Dickinson sebagai pilot dan vokalisnya!
Menyusul penutupan Astraeus pada 21
November 2011, Dickinson berlanjut menjadi pengusaha saat dia meluncurkan
Cardiff Aviation Ltd pada 1 Mei 2012, sebuah bisnis perawatan pesawat yang
terletak di Twin Peaks Hangar di St Athan, Vale of Glamorgan, Wales. Menurut
The Wall Street Journa, pada Januari 2013 Cardiff Aviation menciptakan 40
lapangan pekerjaan dan berharap memiliki lebih dari seratus personel pada musim
panas 2013. Pada Juni 2013, The Daily Telegraph melaporkan bahwa bisnis ini
berkembanga antara 60 dan 70 pegawai dan dalam pembicaraan untuk membuat
perusahaan penerbangan mereka sendiri. Pada Agustus 2015, Cardiff Aviation
bersepakat untuk menyiapkan dukungan angkutan udara dengan Air Djibouti.
Untuk tur di
Indonesia, yang punya title "The
Final Frontier World Tour 2011", Dickinson juga menerbangkan
sendiri pesawat Iron Maiden, yang mendarat di Halim Perdana Kusuma. Rombongan
Iron Maiden kabarnya berkekuatan 70 orang plus barang bawaan tak kurang dari 20
ton! Dickinson memang bukan hanya sosok vokalis yang punya suara dan aksi
panggung ciamik. Karisma dia, di panggung dan kehidupan sehari-hari pun amat
melekat di kalangan penggemar Iron Maiden. Tak heran, banyak penggemar
kehilangan, saat Dickinson mundur dari Iron Maiden pada 1993 untuk fokus di
solo albumnya. Kehadiran Blaze Bayley, sebagai vokalis pengganti, dianggap jauh
dari harapan. Karakter vokal Bayley yang berbeda dianggap telah membunuh nyawa
lagu-lagu Iron Maiden. Maka itu, kembalinya Dickinson sebagai vokalis utama
grup ini pada 1999 bersama gitaris Adrian Smith yang sempat mundur pada 1990,
disambut gegap gempita.
Dickinson
sendiri pertama kali bergabung dengan Maiden pada 1981 menggantikan vokalis sebelumnya,
Paul Di'Anno, yang kerap bermasalah dengan alkohol. Hebatnya, album pertama Maiden
bersama Dickinson, pada 1982, The
Number of the Beast, langsung membawa Maiden menjulang. Mereka pun mulai
diperhitungkan sebagai salah satu band terbesar masa itu. Terutama usai merilis
album Piece of Mind dan Powerslave pada 1983 dan 1984.
Lagu-lagu yang terdapat di dua album tersebut, seperti "Aces High, "2 Minutes to Midnight", Powerslave",
"Where Eagles Dare", "Flight of Icarus", "The Trooper", menjadi
lagu wajib dengar di kalangan metalhead
ketika itu. Kejayaan Maiden bersama Dickinson pun tak luntur ditelan zaman,
meski belakangan muncul grup-grup baru dengan jenis musik yang beragam.
Buktinya, Agustus 2010, Maiden merilis album terbaru mereka, "The Final Frontier". Gaya
mereka pun masih sama. Musik Maiden pun tak jauh berbeda dengan yang
mereka mainkan pada 1980-an. Masih menderu-deru, dengan gebukan drum Nicko
McBrain yang berbalut cabikan bass apik dari Steve Harris. Sementara vokal
Dickinson, seperti biasa, melengking mengikuti ranungan gitar Janick Gers,
Adrian Smith, dan Dave Murray.
Meskipun Bruce ingin melanjutkan kegiatan di band, akan membutuhkan waktu cukup lama sebelum ia benar-benar kembali dalam kondisi normal. Karena itu, Iron Maiden memutuskan tidak akan tur sampai 2016.
“Kami tahu fans kami akan memahami situasi ini, dan seperti kita, akan lebih memilih untuk menunggu sampai Bruce kembali ke tingkat kebugaran sebelum melanjutkan kegiatan.
Album terbaru Iron Maiden, The Book Of Souls, dirilis pada 4 September
2015. Album yang direkam di Paris ini masih diproduseri oleh Kevin
"Caveman" Shirley. Sebagian besar materi telah direkam akhir 2014 dan
selesai awal 2015. Iron Maiden memutuskan untuk menunda waktu rilisnya untuk
memberikan periode penyembuhan bagi Dickinson agar terbebas dari tumor yang
dideritanya. Mark Wilkinson pun didapuk untuk menggarap desain sampul albumnya.
Pembagian penulisan lagu di antara personel begitu kentara di album ini, lebih dari setiap album Iron Maiden sebelumnya. Steve Harris memberi kontribusi untuk tujuh lagu; 6 diantaranya ditulis Steve bersama ketiga gitaris Iron Maiden dan sisanya ditulisnya sendiri. Bruce Dickinson menyumbang dua lagu, untuk pertama kalinya sejak album Powerslave pada 1984. Yang istimewa, salah satunya adalah “Empire of the Clouds”, lagu terpanjang Iron Maiden (18:05 menit) yang pernah direkam dan menampilkan Dickinson pada piano untuk pertama kalinya. Band melakukan tur album ini pada 2016, selama dimana Dickinson sekali lagi mempiloti pesawat pribadi milik band, Ed Force One (kini sebuah jumbo jet Boeing 747-400).
Pembagian penulisan lagu di antara personel begitu kentara di album ini, lebih dari setiap album Iron Maiden sebelumnya. Steve Harris memberi kontribusi untuk tujuh lagu; 6 diantaranya ditulis Steve bersama ketiga gitaris Iron Maiden dan sisanya ditulisnya sendiri. Bruce Dickinson menyumbang dua lagu, untuk pertama kalinya sejak album Powerslave pada 1984. Yang istimewa, salah satunya adalah “Empire of the Clouds”, lagu terpanjang Iron Maiden (18:05 menit) yang pernah direkam dan menampilkan Dickinson pada piano untuk pertama kalinya. Band melakukan tur album ini pada 2016, selama dimana Dickinson sekali lagi mempiloti pesawat pribadi milik band, Ed Force One (kini sebuah jumbo jet Boeing 747-400).
Dickinson pertama menikah dengan Jane pada 1983, dari
siapa dia bercerai pada 1987. Dia memiliki tiga anak dengan istri keduanya,
Paddy Bowden: Austin (lahir 1990), Griffin (lahir 1992), dan Kia (lahir 1994).
Ketiganya lahir di Chiswick, London, dimana Dickinson berdomisili sejaka 1981.
Austin Disckinson adalah penyanyi utama di band metalcore Rise to Remain hingga
pembubaran mereka pada 2015, dimana dia membentuk sebuah grup baru, As Lions.
Griffin Dickinson, yang sebelumnya bekerja sebagai pembagun panggung untuk Iron
Maiden selama tur mereka, adalah vokalis di band melodic metalcore SHVPES
(sebelumnya sebagai Cytota).
Sepupu Dickinson, Rob Dickinson, adalah penyanyi utama
dari band alternative rock Inggris Catherine Wheel dan pendiri Singer Vehicle
Design yang mengkhususkan dalam upgrading Porsche 911s klasik. Dalam sebuah
wawancara dengan Sarah Montague untuk HARDtalk milik BBC, Dickinson setuju
dengan deskripsi Montague tentang dirinya sebagai seorang konservatif dan
eurosceptic.
Walaupun Dickinson tidak pernah menerima latihan formal,
dia memiliki jangkauan vokal yang luas yang memiliki khas dengan quasi-operatic
tenor miliknya. Bersama dengan Ronnie James Dio dan Rob Halford, Dickinson
adalah salah satu pelopor gaya vokal operatic yang kemudian diadopsi oleh para
vokalis power metal dan secara rutin muncul di daftar atas dari the greatest
rock vocalists/front-men all time. Dickinson mengatakan bahwa gayanya sangat
terpengaruh oleh Arthur Brown, Peter Hammill (Van der Graaf Generator), Ian
Anderson (Jethro Tull) dan Ian Gillan (Deep Purple).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar