Laman

Rabu, 27 Januari 2016

DJANGO REINHARDT




Dilahirkan dengan nama Jean Reinhardt pada tanggal 23 Januari 1910 di Liberchies, Belgia, Django Reinhardt menjadi terkenal karena suara musiknya yang unik, yang menggabungkan elemen dari jazz Amerika dengan musik tradisional Eropa dan Roma. Ayah Reinhardt adalah seorang musisi dan penghibur dan ibunya adalah seorang penari, menurut; mereka adalah Manouch, atau gipsi Perancis, dan mereka akhirnya menetap di sebuah penampungan dekat paris. Tumbuh tanpa menempuh sekolah normal, Reinhardt secara praktis tidak berpendidikan.


Di masa mudanya, Reinhardt belajar memainkan instrumen yang menarik-sebuah campuran gitar dan banjo. Sebagian besar dia belajar sendiri, tidak pernah belajar cara menulis atau membaca musik. Kemudian, Reinhardt harus tergantung pada orang lain untuk menterjemahkan komposisinya. Dia telah bermain di klub-klub di Paris di awal masa remajanya. Reinhardt juga mulai memainkan musik Perancis terkenal, tapi dia tertarik dengan jazz Amerika di pertengan tahun 1920an. Dia terutama menyukai karya-karya Duke Ellington, Louis Armstrong dan Joe Venutti. Namun, karirnya yang menjanjikan hampir berakhir oleh sebuah kecelakaan yang mengerikan pada tahun 1928.

Pada tahun 1928, Reinhardt mengalami cedera dalam sebuah kebakaran di sebuah caravan. Sebuah lilin yang menyala jatuh diatas tumpukan kertas, atau seluloid, bunga-bunga yang dibuat oleh istrinya untuk dijual., dan api dengan cepat menjalar sepanjang rumah mereka. Baik Reinhardt dan istrinya berhasil selamat dari kebakaran itu, namun Reinhardt menderita luka bakar parah di tangan kanan dan kirinya. Mungkin akan memperburuk bakat musisinya yang hebat, secara permanen dia kehilangan dua jarinya di tangannya yang rusak. Dia menghabiskan 18 bulan hingga 2 tahun berikutnya untuk menyembuhkan diri.

Selama waktu ini, Reinhardt mulia belajar bermain musik lagi. Proses yang lambat, yang menyakitkan, tapi dia menciptakan sebuah gaya permainan gitar yang inovatif. Dengan dua jari dan ibu jarinya, Reinhardt menangani alat musiknya dengan kecepatan dan kemampuan yang luar biasa. Dia kembali memukai penonton di klub-klub malam Perancis pada tahun 1930.


Pada pertengahan 1930an, Reinhardt bergabung dengan violinis Stephane Grappelli untuk membentuk the Quintet of the Hot Club of France (Quintette du Hot Club de France). Grup mereka, yang berkembang menyertakan adik Reinhardt, Joseph dan yang lainnya, menjadi band jazz Eropa besar yang pertama. Beberapa rekaman awal band termasuk cover dari lagu-lagu Amerika seperti “Dinah” dan “Lady Be Good,” dan lagu-lagu ini membantu mengumpulkan penggemar di kedua sisi laut Atlantik.

Reinhardt juga membuat musik asli, yang memadukan warisan musiknya dengan suara jazz dan swing. Beberapa karyanya yang paling terkenal dengan the quintet adalah “Djangology,” “Bricktop” dan “Swing 39.” Gayanya dari periode ini disebut “gyspy swing” dan “le jazz hot.”


Menurut beberapa laporan, Reinhardt sedang di Inggris melakukan tur dengan Grappeli pada tahun 1939 saat PD II mulai di Eropa. Dia memutuskan untuk kembali ke Perancis, tapi rekan-rekannya bertahan di Inggris. Tahun berikutnya, Nazi mengambil alih kendali Perancis, sebuah perpindahan yang membuat Reinhardt dalam kecemasan. Orang Roma, atau gipsi, adalah diantara orang-orang yang tidak diharapkan oleh Nazi, dan ribuan dari mereka dimasukkan dalam kamp konsentrasi selama perang.

Hebatnya, Reinhardt diperboilehkan bermain secara bebas di klub-klub Perancis selama sebagian besar masa perang. Nampaknya Nazi memandang kota terkenal ini sebagai tempat bermain mereka untuk beberapa kalangan, dan personel militer mereka sering menikmati klub-klub malamnya. Reinhardt mengekspresikan melankolismenya terhadap kesempatan ini dalam salah satu komposisinya yang paling terkenal: “Nuages,” yang berarti “awan.” Menurut Contemporary Musicians, musisi ini membuat dua tujuan untuk terbang dari Perancis ke Swiss, tapi kedua usahanya ini terbukti tidak berhasil.


Setelah perang, Reinhardt menjadi tertarik dengan gitar listrik dan bereksperimen dengan gaya jazz lain. Dia melakukan tur AS dengan Duke Ellington pada tahun 1946, tapi dia gagal memenangkan khalayak Amerika dan kritikus. Reinhardt juga mulai rekaman dengan versi baru dari kuintetnya, tapi jarang melakukan pemunculaan publik. Malahan, dia menghabiskan sebagian besar waktunya di Perancis Selatan.

Pada tahun 1953, musisi terkenal ini manggung bersama dengan legenda jazz lainnya, Dizzie Gillespie dan membuat beberapa rekaman terakhirnya. Dunia musik kehilangan seorang bakat hebatnya pada bulan Mei tahun itu. Reinhardt meninggal karena serangan stroke hebat pada 16 Mei 1953, di Fountainbleau, Perancis. 

Putra kedua Reinhardt, Babik, menjadi seorang gitaris di jazz kontemporer. Putra pertamanya, Lousson, menjadi gitaris yang lebih tradisional. Dia mengikuti gaya hidup Romani dan jarang muncul di depan publik. Setelah Django meninggal, adinya Joseph pertama kali bersumpah akan meninggalkan musik, tapi dia dibujuk untuk tampil dan rekaman lagi. Putra Joseph, Markus Reinhardt adalah seorang violinis dengan gaya Romani.


Generasi ketiga dari keturunan langsung telah menjadi musisi: David Reinhardt, cucu Reinhardt (dari putranya Babik), memimpin trionya sendiri. Dallas Baumgartner, cicit dari Lousson, adalah seorang gitaris yang bepergian dengan kaum Romani dan tetap rendah hati.

Django memiliki kerabat jauh, Schnuckenack Reinhardt, yang seorang violinis. Schnuckenak tnggal di Jerman, dan keduanya tidak pernah bertemu. Banyak dari keturunannya, seperti cucunya Lulo Reinhardt, juga terlibat dalam musik gipsi.

Dia dianggap sebagai salah satu musisi terkemuka Eropa yang sangat mempengaruhi jazz Amerika. Selain itu, karyanya memiliki dampak yang tiada habisnya pada gitaris lainnya dari gaya musik yang berbeda, mempengaruhinya beberapa musisi yang berbeda seperti B.B. King, Carlos Santana, Jeff Beck, Tony Iommi, Jerry Garcia, Joe Bonamassa, dan banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...