Laman

Sabtu, 10 Desember 2016

SAS




Grup musik SAS didirikan pada akhir 1975 dan beranggotakan: Soenata Tanjung (gitar), Syech Abidin (drum), Arthur Kaunang (bass, & vokal, ayah dari Tessa Kaunang). Nama grup ini adalah singkatan huruf depan nama masing-masing anggotanya.


Awalnya bukan SAS, tapi AKA. Kelompok ini didirikan 23 Mei 1967 di Surabaya oleh Sonata, Artur dan Syech plus Ucok Harahap. AKA inilah yang melejitkan nama Ucok sebagai salah satu musisi rock yang kerapkali menyajikan atraksi panggung gila-gilaan. Ucok sering membawa kelinci hidup dan menyedot darahnya di atas panggung. Kelak, Ucok juga beken dengan Duo Kribo bersama Ahmad Albar.

Sayang, kuartet AKA ini akhirnya bubar karena Ucok memilih bersolo karir –meski tetap dikenal dengan Ucok AKA. Namun tiga personil sisa, membentuk kelompok baru, SAS, yang merupakan kependekan dari nama depan mereka. SAS inilah yang kemudian melambungkan nama Sonata Tanjung, Artur Kaunang, dan Syech Abidin sebagai senior rock.

Perpaduan Artur Kaunang sebagai basis (meski tangannya kidal), Syech Abidin (dram), dan Sonata Tanjung (gitar), betul-betul mengagetkan komunitas rock di Indonesia. SAS merekam album pertamanya Baby Rock tahun 1976. Album ini menembus sampai Australia. Arthur memberi pengaruh yang kenal pada SAS sehingga grup tersebut lebih condong ke jenis musik cadas atau underground macam Led Zeppelin hingga Grand Funk.

Beberapa lagunya seperti Nirwana, Sansekerta, (1983) hingga Badai Bulan Desember, betul-betul menjadi “lagu wajib” musisi rock tahun 70an. Padahal tahun itu, kompetitor SAS cukup banyak juga. Selain Ucok AKA dengan Duo Kribonya, ada The Rollies, God Bless, sampai model Koes Plus, D’Loyd aau Panbers. Tapi toh SAS punya penggemar sendiri yang cukup fanatik.

SAS kemudian merekam beberapa album seperti Baby Rock (1976), Bad Shock (1976), SAS Vol. III (1977), Lapar (1977), Sentuhan Cinta (1978), Exception (1978), Kasmaran (1979), SAS (1980), SAS (1981), Sansekerta (1984), Episode Jingga (1986), Sirkuit (1987), Metal Baja (1993), The Best of SAS, SAS 20 Golden Hits.

Kemudian terjadi “perubahan hidup” diantara personilnya. Hingga hanya Artur Kaunang saja yang masih eksis di dunia rock. Bubar? Sampai detik ini belum ada kata bubar dari personilnya. Tapi seperti yang dikatakan Sonata Tanjung ketika menjadi Hamba Tuhan, kalau SAS ingin lanjut, mereka harus cari personil baru untuk menggantikannya. Pilihan inilah yang tampaknya berat, karena SAS memang tumbuh dan besar dengan tiga personil tersebut.

Artur Kaunang sendiri saat ini sedang merencanakan untuk merekam lagu-lagu lama SAS tapi dalam bentuk master. Beberapa studio yang punya master SAS adalah Golden Hand dan Nirwana Record.

Selain itu, meski tak terekspos media, Artur masih sering menjadi bintang tamu atau EO acara-aara musik. Pernah dia menampilan Ucok AKA dan Achmad Albar serta Andy /rif dalam satu panggung. Artur juga membantuk band untuk keperluan panggung yang diberi nama Artur Kaunang Band. Personilnya antara lain: Herdi (gitar), Rudy Zabrix (gitar), Budi Blank (bas) dan Fery Zabrix (drum). Mereka sempat unjuk gigi di pentas musik Pekan Raya Jakarta (PRJ) beberapa waktu lalu.

Artur juga sering membantu menangani musik beberapa penyanyi baru. Seperti misalnya menjadi produser untuk Endi Xirang. Atau seperti pernah mengorbitkan Ita Purnamasari lewat Penari Ular tahun 90-an.

Duka menyelimuti dunia musik tanah air. Drummer kenamaan yang turut menggiring dua grup band, AKA dan SAS menjadi legenda, Syech Abidin harus pergi untuk selamanya.

Syech Abidin berpulang pada hari Sabtu (9/11), pukul 18.30 WIB. Melalui broadcast message dan juga sosial media, kabar duka ini disebarkan. Doa pun dipanjatkan banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...