Laman

Kamis, 08 Desember 2016

FREDDY TAMAELA




Di tahun 80-an, sejak Cockpit memproklamirkan diri sebagai impersonator Genesis, vokalisnya Frederick Tamaela a.k.a Freddy mau tidak mau dibaptis pula sebagai saudara kembar Phil Collins atau Peter Gabriel. Penyanyi  berdarah Maluku kelahiran Arnheim Belanda ini sesungguhnya bukanlah orang baru dalam dunia musik negeri ini. Di tahun 70-an, Freddy  yang dilahirkan tanggal 7 Desember  juga pernah menekuni dunia sepakbola ini telah tergabung dalam The ATS Group, band asal Bogor. ATS adalah singkatan dari Lapangan Udara Atang Senjaya Bogor. Di band yang didukung Zulkarnain (gitar), Sugiman (bas), Saaf (drum) dan Gempul Bertajaya (saxophone, biola), Freddy tampil sebagai vokalis dan peniup harmonika.

Freddy juga pernah bergabung dalam band Jaguar sebagai vokalis juga. Saat itu Freddy wara wiri dari panggung pertunjukan hingga ke klab-klab malam menyanyikan lagu-lagu dalam berbagai genre. Timbre vokal Freddy termasuk lentur dan ekspresif.

Freddy pun sempat tergabung dalam kelompok Abadi Soesman Jazz Band yang dimotori gitaris/kibordis lintas genre Abadi Soesman sejak tahun 1979 dan sempat merekam album Jazz Masa Kini di tahun 1981. Di album Jazz Masa Kini Freddy menyanyikan dua lagu diantaranya menyanyikan lagu The Rollies karya Oetje F. Tekol “Hari Hari” yang dinyanyikan Gito Rollies pada tahun 1978. Pola jazz rock terasa pada penampilan Freddy Tamaela yang membawakan lagu “Hari Hari”. Beatnya pun diubah menjadi shuffle dengan susupan brass section yang saling menyilang pada permukaan lagu. Orientasi pada grup jazz rock Chicago maupun Blood Sweat & Tears terasa pada lagu yang arransemennya digurat Benny 
Likumahuwa. Pada lagu “Kelabu”, Freddie menyemburatkan aroma soul R&B. Terkadang Freddy mencoba meniru pola vokal Maurice White dari Earth Wind & Fire. Terasa soulful.

Di tahun 1980 Freddy bergabung dalam kelompok Batara Group yang didukung Oding Nasution (gitar), Debbie Nasution (keyboard), Yaya Moektio (drum) dan Harry Minggoes (bass). Pada tahun 1982, grup ini lalu berinkarnasi menjadi Cockpit.

Diluar Cockpit, Freddy masih memiliki dua band lain yaitu Next Band dan FOM. Munculnya band ini karena Freddy tak hanya ingin menjadi impersonator Phil Collins saja bersama Cockpit. Next Band didukung oleh Freddy Tamaela, Keenan Nasution, Oding Nasution, Raidy Noor, Andy Ayunir dan Rani Trisutji Kamal. FOM sendiri adalah singkatan dari Friends Of Mine yang antara lain didukung Dora Sahertian, Dolf Wemay, Inong juga Oding Nasution. Secara bercanda FOM kerap diartikan sebagai Freddy Orang Maluku.

Tahun 1983 Freddy Tamaela merilis album debut Ambon Jazz Rock Reggae (Gema Nada Pertiwi). Setahun kemudian Freddy Tamaela merilis album Ratna Sari Dewi (RCA)  dengan dukungan musik Ian Antono (gitar, bass, music director), Sam (keyboards), Uce Haryono (drums) dan Roni Harahap (keyboards). Album ini menghasilkan hits “Haruskah Kuberlari” karya Tommy Wahyuddin S dan Marie Fiole. Di tahun 1985 Freddy merilis album “Tetangga” yang dirilis Billboard Indonesia dengan musik yang didukung seluruh personil Cockpit : Yaya Moektio (drums), Oding Nasution (gitar), Roni Harahap (keyboard) dan Raidy Noor (bass, gitar) serta pemusik tamu Gilang Ramadhan (drums).

Selain itu Freddy Tamaela juga ikut bernyanyi di album Suara Persaudaraan, Pakar Rock Indonesia dan Bintang Rock Indonesia.

Freddy Tamaela meninggal dunia pada tahun 1990 karena mengidap penyakit paru-paru basah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...