Laman

Jumat, 30 Desember 2016

BritPop : Apa Kabar ‘English Invasion’ Terkini?


Kini giliran kita membedah salah satu genre yag sempat mendunia, britpop. Ketika muncul, aliran ini menjadi salah satu kekuatan besar di industri musik era 90an. Bagaimana sejatinya genre ini memecah diri dan menyebar layaknya virus? Genre asal Inggris ini pertama kali mewabah pada periode 90an utamanya pada tahun 1994 hingga 1996 di Indonesia. Setelah lebih dari satu dekade berlalu, bagaimanakah kabar britpop saat ini?


SIAPA yang tak kenal Oasis atau Blur? Dua band paling ngetop dari genre britpop ini menjadi pergunjingan di mana – mana termasuk di Indonesia. Bukan hanya karena musiknya yang mampu menandingi kepopuleran band – band grunge asal Amerika yang mengobrak – abrik tatanan musik rock dunia pada awal 90an, tapi juga karena sensasi – sensasi yang melibatkan dua band Inggris ini yang menjadi headline banyak media di mana – mana. Persaingan Oasis dan Blur menjadi salah satu bumbu yang mengiringi perjalanan kedua band ini sekaligus mengangkat pamor britpop pada pertengahan 90an.

Sejarah britpop


Britpop sebenarnya adalah subgenre dari alternative rock. Britpop muncul pertama kali pada sekitar akhir 80an melalui band–band macam The Smiths, The Stone Roses dan Happy Mondays. Akar musiknya berasal dari garage rock yang sempat populer pada era 60an dan 70an lewat band–band sepeti The Kinks dan The Yardbirds. Salah satu ciri khas britpop adalah gaya bernyanyi vokalis dari genre ini yang menonjolkan aksen British. Lirik lagunya juga banyak bertutur tentang generasi muda Britania.

Awal dekade 90an menjadi era lahirnya band–band britpop di Inggris. Camden City, sebuah distrik yang masih masuk dalam wilayah kota London menjadi basis lahirnya band–band britpop. Beberapa di antaranya kemudian melesat ke kancah musik dunia. Blur dan Suede adalah dua band yang berasal dari distrik ini yang kemudian menjadi dua band penting dalam sejarah britpop. Britpop era 90an ditandai dengan munculnya karya – karya dari dua band ini pada tahun 1992-1993.

Debut album Suede yang dirilis pada 1993 menoreh sejarah sebagai debut album yang paling cepat terjual dalam sejarah musik Inggris. Sementara Blur yang pada 1992 meluncurkan single ‘Popscene’ justru mendapat tanggapan yang kurang baik dari publik. Single ini kemudian dimasukkan dalam album Modern Life Is Rubbish versi rilis Amerika. Kedua album ini – debut album Suede dan album kedua Blur Modern Life Is Rubbish dianggap sebagai karya – karya yang memicu lahirnya stream britpop.

Pada pertengahan 90an band–band seperti Sleeper, Supergrass dan Elastica memperkuat hegemoni barisan britpop lewat hits–hits mereka yang meraja di berbagai chart album internasional. Britpop mendapat perhatian besar dari media ketika persaingan antara Oasis dan Blur mencuat pada 1995. Majalah musik NME sukses mengangkat berita The Battle of Britpop ini dalam edisi Agustus 1995. Meski Blur dinyatakan sebagai pemenang dalam persaingan versi NME tersebut, namun tak dapat disangkal bahwa Oasis lebih mendapat perhatian publik dan memperoleh sukses komersial melebihi Blur dalam perjalanan mereka selanjutnya.

Britpop melahirkan legendanya sendiri. Salah satu yang paling sering disebut adalah Oasis, band Inggris yang bolak-balik kisruh internalnya. Tapi Oasis juga band britpop paling sukses, sebelum akhirnya bubar.

OASIS sanggup mempertahankan sukses mereka di Amerika lewat album kedua [What’s The Story] Morning Glory? yang memuat dua single terkenal ‘Champagne Supernova’ dan “Wonderwall”. Album tersukses dalam sejarah Oasis ini terjual hingga 14 juta kopi di seluruh dunia dan sukses nangkring di posisi puncak di berbagai chart album internasional. Efek dominonya, pada pertengahan dekade 90an, tepatnya pada 1996, britpop pun menggantikan grunge dalam tahta mainstream musik dunia.

Tahun 1998 britpop mulai memudar. Meski masih mampu memunculkan band -band seperti Stereophonics dan Coldplay yang juga cukup sukses, namun greget britpop sendiri memang sudah memudar ketika memasuki akhir 90an. Di Indonesia, akhir dekade 90an adalah masa–masa di mana ska mulai menemui era keemasannya, menggantikan britpop yang sebelumnya berjaya lewat band–band macam Pure Saturday, Rumah Sakit dan Cherry Bombshell.

Indonesian Britpop


Britpop di Indonesia sempat tertidur panjang sebagai dampak meledaknya pop rock yang diusung oleh Sheila On7 dan band–band sejenis pada rentang waktu 2000 hingga 2004. Baru pada pertengahan 2000an britpop kembali bangun lewat band – band seperti The Sastro, C’mon Lennon dan yang paling mencolok adalah Nidji, yang sukses dengan debut albumnya pada 2006. Pengaruh britpop di Indonesia juga cukup besar dalam hal fashion. Gaya kostum body fit yang kini menjadi salah satu jenis fashion yang menarik di kalangan anak muda merupakan jenis fashion yang dipakai oleh musisi–musisi britpop 90an.

Sayangnya meski band – band seperti Nidji atau The Bannery cukup sukses dalam mengusung genre ini, trend mainstream musik Indonesia yang cenderung cepat berubah membuat britpop menurun popularitasnya. Alunan nada melayu yang mendayu – dayu pada 2008 memaksa britpop kembali harus menyingkir dari peta permusikan Indonesia. Tahun 2010 hingga saat ini nampaknya juga tidak memberikan ruang bagi britpop karena munculnya belaian K-pop yang menggoda.

Tidak semua genre musik bisa menembus pelataran mainstream. Britpop sudah menembus pelataran gemerlap tersebut. Persaingan di level atas bisa dibilang lebih kejam ketimbang yang terjadi di bawah tanah. Kekuatan industri berperan besar dalam menentukan perubahan arus mainstream. So, britpop saat ini harus realisitis. (SoundUp)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...