Laman

Selasa, 24 Februari 2015

GARAGE ROCK



GARAGE ROCK ! REVIVAL? THE ROOTS!

PRE-CON

Tahu The Hives? Atau The White Stripes, Yeah Yeah Yeahs, dan the (International) Noise Conspiracy? Yeah, kalo kalian mengikuti perkembangan musik yang hip di awal dekade ini, tentu pernah mendengar nama mereka. Hmm, terutama setelah kesuksesan the Strokes. Ya, nggak bisa dipungkiri, band-band tersebut beserta beberapa komptriot mereka yang lain, menjadi tren yang super-cool, menjadi buah bibir banyak kalangan. Tak hanya dari pecinta ataupun kritikus musik tetapi hingga dunia fashion pun menatap mereka (walaupun mereka amat sangat menolak dianggap sebagai fashionistas!). Musik dan fashion : mereka membuat keduanya menjadi seimbang, saling mendukung, sebuah format klasik rock n' roll. Dan umumnya, mereka memulai semua itu dari garasi rumah tongkrongan mereka masing-masing!.


Banyak dari band-band tersebut memiliki musik yang digolongkan publik sebagai garage-rock, atau garage-punk, atau apalah yang berhubungan dengan garasi (garage house satu-satunya yang tidak). Bisa saja memang. Genre tersebut sudah lama digunakan dalam dunia musik rock, dan band-band diatas memiliki segalanya untuk menjadi revivalist kekuatan musik-musik yang dibuat dengan semangat do-it-yourself (DIY) oleh anak-anak muda ingusan dalam kegelapan garasi rumah mereka.

Sebutan garage-rock sebenarnya lebih identik dengan musik-musik yang diusung band-band one hit wonder amatir yang banyak menjamur pada pertengahan dekade 60-an di Amerika. Mereka muncul bagai jamur di garasi-garasi seputar negara tersebut sambil berusaha meniru musik dari band-band British Invasion seperti the Rolling Stones atau The Yardbirds dan juga musik surf. Mereka mneggunakan alat musik murah untuk menghasilkan musik yang jauh lebih mentah, kasar, amat amatir, dengan gitar tiga jurus dan suara vokal yang seperti mengekspresikan kemarahan tanpa juntrungan. Walaupun umur ratusan band serupa itu pendek, tapi mereka tetap meninggalkan jejak yang amat berpengaruh pada kelangsungan musik rock. Keamatiran dan kementahan mereka itulah nilai lebihnya. Banyak yang beranggapan bahwa itulah musik rock sejati. Seperti yang ditulis kritikus rock gila pemrakarsa sebutan punk-rock, Lester Bangs, dalam majalah New Wave edisi November 1978 tentang the Roots of Punk.

"Saya mulai menyadari bahwa semua itu sama - kehidupan remajaku yang meledak-ledak dengan musik dari grup-grup seperti the Troggs, Shadows of Knight, Music Machine, Seeds, Question Mark, Count Five. Mereka semua full of sh*t dan juga saya. Dan tidak ada satupun dari kami yang peduli. Kita semua sudah mendengar penemuan brilian dari The Yardbirds, tapi sejak itu tak satu pun grup-grup yang disebutkan tadi benar-benar tahu bagaimana cara bermain alat musik, yang mereka lakukan hanya 'hantam saja' lewat usaha-usaha imitasi. Dan pada saat itu pula lah saya untuk pertama kali menyadari bahwa kualitas dan musicianship dan juga cita rasa sebenarnya tak ada hubungannya dengan rock n' roll; bahkan mungkin merupakan musuh utamanya."

Sebenarnya band-band garasi itu bisa juga disebut sebagai gelombang pertama punk-rock diy. Punk-rock sebelum sebutan punk-rock dipakai. Dan di awal dekade '70-an, Lenny Kaye (seorang penulis musik yang kemudian jadi gitaris di Patti Smith Group, salah satu band terdepan scene CBGB New York di pertengahan hingga akhir '70-an) membuat rekaman kompilasi lagu-lagu one hit wonder dari band-band garasi '60-an tersebut yang berjudul Nuggets, sebuah kompilasi yang amat legendaris yang membantu terbitnya format musik yang disebut punk-rock itu pada pertengahan '70-an.

Genre garage-rock sebagai format musik sebenarnya berpegangan pada pengekspresian musik yang diusung band-band garasi '60-an itu. Format rock primitif yang mentah, kasar, amat sangat amatir. Sehingga secara musikal pengekspresian yang digunakan band-band setelah masa band-band garasi '60-an itu hingga jaman awal punk rock pada pertengahan '70-an seperti yang dilakukan The Velvet Underground, The Stooges, MC5, Up, hingga The Modern Lovers tetap dianggap garage-rock. Bahkan lalu muncul sebutan genre garage-punk.

Tapi garage-rock murni ala '60-an tersebut mengalami revisit pada awal hingga pertengahan dekade '80-an. Sebuah garage-rock revival. Banyak band yang berusaha memiliki sound seotentik mungkin untuk jadi seperti band garasi '60-an, bahkan terkadang amat sulit untuk dibedakan. Sebenarnya ia juga merupakan pergerakan indie-label, dengan label-label rekaman yang hadir seperti Voxx yang mengkhususkan untuk merilis band-band muda yang memainkan akar-akar musik pertengahan '60-an secara murni seperti garage, surf, beat, psychedelic atau folk-rock. Pada saat itu Voxx pernah merilis kompilasi lagu para garage rock revivalist seperti Gravedigger V, Fuzztones, Miracle Workers, atau Chesterfield Kings dengan titel Battle Of The Garages. Kompilasi yang diilhami kompilasi Nuggets tadi.

Nah, jadi sekarang ini garage rock itu seperti apa? The Hives, The White Stripes, atau Yeah Yeah Yeahs? Mereka juga sering disebut garage rock. Kok lain?

Yeah, tentu saja seiring dengan jaman yang makin menawarkan pilihan membingungkan ini membuat musik-musik yang dihasilkan dari garasi makin eklektik. Band-band seperti Yeah Yeah Yeahs, The White Stripes, atau The Hives makin bebas memilih formulanya. Tetapi segala macam pengekspresiannya tidak bisa dipungkiri bahwa mereka membawa etos DIY garasi yang sama seperti dulu, format klasik. Terkadang persoalan genre memang membingungkan, apalagi jika dipakai pada jaman sekarang ini. Mereka tetap memainkan musik ataupun sound yang primitif, stripped-down, produksi yang kasar dan mentah. Dari mulai roots-rock primitif The White Stripes, hingga post-punk disco '80-an yang mentah dari The Rapture. Yang membedakan mungkin adalah pandangan mereka terhadap tema yang biasa diusung, atau bahkan konsep. Walaupun terkadang terkesan sama saja dengan lirik-lirik dangkal yang biasa dinyanyikan band-band garasi '60-an, tapi band-band sekarang memiliki pesan 'perlawanan' yang berbeda. Yang jelas tampak itu seperti Yeah Yeah Yeahs. Mereka tampil amat 'nyeni', menggunakan apa yang mereka buat sebagai bentuk kesenian yang sebenarnya amat sinis dan nihil, juga berbau parodi. Tapi sudahlah, kita di sini bicara tentang musik, real rock music. Dan garasi adalah panggung rock sejati!

INDONESIAN GARAGE? TERNYATA ADA DARI DULU!

INDONESIAN garage itu ada! Bahkan cukup up-to-date pada jamannya, pertengahan hingga akhir dekade '60-an. Garage disini mungkin lebih merujuk pada format musiknya, dari mulai pemakaina alat musik murah yang bersuara amat 'kaleng', produksi yang unpolished, hingga keamatiran sang musisi. Intinya sih itu semua terbentuk karena kekurangan yang dimiliki industri musik Indonesia pada saat itu, yang bisa dikatakan setara dengan latar belakang band-band garasi Amerika pada jaman yang sama. Peralatan terbaik yang ada di Indonesia sama seperti yang digunakan studio-studio rekaman kecil di Amerika.

Tapi gara-gara itu kita mendapatkan rekaman-rekaman yang amat keren, sangat garage, seperti rekaman awal Dara Puspita, ataupun dua album pertama Kus Bersaudara (sebelum Koes Plus). Di situ dapat didengar hasil keamatiran dicampur dengan semangat untuk meniru musik-musik yang sedang hip pada saat itu (seperti musik-musik British Invasion).

Sebenarnya ini nggak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh belahan bumi ini sebagai akses dari revolusi musik rock. Di negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina bahkan lebih banyak lagi band-band yang musiknya dapat dikategorikan sebagai garage dengan alasan yang sama. Para music enthusiast Barat yang terjun mengumpulkan rekaman-rekaman serupa dari belahan dunia lain untuk dijadikan kompilasi-kompilasi selain dikoleksi karena tentu saja rekaman-rekaman tersebut amatlah rare. Dengan telinga mereka pastilah band paling maju dari negara antah berantah seperti Indonesia pun terdengar garage dan langsung dicap underground. Sekarang itu mungkin itu sama halnya dengan perbandingan antara label rekaman Indonesia dengan Barat. Sebesar-besarnya label rekaman Indonesia mungkin di Barat hanya sebesar label rekaman indie.

10 Essential Garage Rock Albums

Dengarkan ini sambil minum air rebusan plat mobil. True beverage for garage rockers!


1. V/A Nuggets : Original Artyfacts from the First Psychedelic Era, 1965-1968 (Sire,1972)
Ini rekaman legendaris. Kompilasi dari band-band garage '60-an. Kamu dapat merasakan bagaimana efek obat-obatan jalanan yang murah. Pilih edisi boxset-nya bila merasa kurang.

2. THE VELVET UNDERGROUND & NICO s/t (Verve, 1967)
Album super-legendaris dari Lou-Reed & the gang. Dari mulai stripped-down rock yang amat mentah hingga eksperimental, terlalu maju bagi jamannya. Plus lirik Lou Reed yang menghancurkan segala ketabuan.

3. V/A Battle of the Garages vol. 1 & 2 (Voxx, 1993/94 reissue)
Ini '60-an atau '80-an? Kompilasi dari gerakan revival yang amat otentik terhadap garage-rock '60-an di pertengahan dekade '80-an. Gerbang awal band-band garage rock '90-an seperti dari label Bomp, Estrus, atau Sympathy for the Record Industry.

4. THE STOOGES s/t (Elektra, 1969)
Album debut dari ujung tombak Detroit scene. Punk sebelum punk. Iggy Pop dkk meramu garage rock dengan asap marijuana. Diproduseri John Cale (Velvet Underground).

5. THE MODERN LOVERS s/t (Beserkley, 1976)
Salah satu album garage terbaik sepanjang masa. Direkam pada tahun 1971 sebagai demo yang juga diproduseri John Cale tetapi baru dirilis pada tahun 1976 setelah formasi awal band tersebut bubar. Jonathan Richman masih terus berkeliaran, Jerry Harrison membentuk Talking Heads dan Chris Robinson buat The Cars.

6. MC5 Kick Out The Jams (Elektra, 1968)
High-energy political garage-rock. Debut live dari kompatriot The Stooges. Penggemar The (International) Noise Conspiracy harus belajar dari sini. Pada masanya mereka berani berteriak : 'Kick out the jams, motherf*ckers!!'.

7. V/A New Blood (Artrocker, 2002)
Kompilasi paling up-to-date dengan tren super-cool sekarang. Yang kamu butuhkan sebagai pengantar generasi The Hives, The Parkinsons cs.

8. THE WHITE STRIPES De Stijl (Sympathy for the Record Industry, 2000)
Dari 4 album The White Stripes ini yang paling hot. Roots-rock klasik yang terkontaminasi dari dua kakak beradik yang menjadikan garasi sebagai tempat incest!

9. THE STROKES Is This It (Rough Trade, 2001)
Siapa tak kenal mereka? Patron Attitude. Idiot.

10. DARA PUSPITA Jang Pertama dan A Go Go
Cukup kegemaranmu akan musik Barat. Pah! Dengarkan ini. Dan kamu kira Indonesia selalu tertinggal? Tidak dengan Dara Puspita.

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...