GARAGE ROCK ! REVIVAL? THE ROOTS!
PRE-CON
Tahu The Hives? Atau The White Stripes, Yeah Yeah Yeahs,
dan the (International) Noise Conspiracy? Yeah, kalo kalian mengikuti
perkembangan musik yang hip di awal dekade ini, tentu pernah mendengar nama
mereka. Hmm, terutama setelah kesuksesan the Strokes. Ya, nggak bisa
dipungkiri, band-band tersebut beserta beberapa komptriot mereka yang lain,
menjadi tren yang super-cool, menjadi buah bibir banyak kalangan. Tak hanya
dari pecinta ataupun kritikus musik tetapi hingga dunia fashion pun menatap
mereka (walaupun mereka amat sangat menolak dianggap sebagai fashionistas!).
Musik dan fashion : mereka membuat keduanya menjadi seimbang, saling mendukung,
sebuah format klasik rock n' roll. Dan umumnya, mereka memulai semua itu dari
garasi rumah tongkrongan mereka masing-masing!.
Banyak dari band-band tersebut memiliki musik yang
digolongkan publik sebagai garage-rock, atau garage-punk, atau apalah yang
berhubungan dengan garasi (garage house satu-satunya yang tidak). Bisa saja
memang. Genre tersebut sudah lama digunakan dalam dunia musik rock, dan
band-band diatas memiliki segalanya untuk menjadi revivalist kekuatan
musik-musik yang dibuat dengan semangat do-it-yourself (DIY) oleh anak-anak
muda ingusan dalam kegelapan garasi rumah mereka.
Sebutan garage-rock sebenarnya lebih identik dengan
musik-musik yang diusung band-band one hit wonder amatir yang banyak menjamur
pada pertengahan dekade 60-an di Amerika. Mereka muncul bagai jamur di
garasi-garasi seputar negara tersebut sambil berusaha meniru musik dari
band-band British Invasion seperti the Rolling Stones atau The Yardbirds dan
juga musik surf. Mereka mneggunakan alat musik murah untuk menghasilkan musik
yang jauh lebih mentah, kasar, amat amatir, dengan gitar tiga jurus dan suara
vokal yang seperti mengekspresikan kemarahan tanpa juntrungan. Walaupun umur
ratusan band serupa itu pendek, tapi mereka tetap meninggalkan jejak yang amat
berpengaruh pada kelangsungan musik rock. Keamatiran dan kementahan mereka
itulah nilai lebihnya. Banyak yang beranggapan bahwa itulah musik rock sejati.
Seperti yang ditulis kritikus rock gila pemrakarsa sebutan punk-rock, Lester
Bangs, dalam majalah New Wave edisi November 1978 tentang the Roots of Punk.
"Saya mulai menyadari bahwa semua itu sama -
kehidupan remajaku yang meledak-ledak dengan musik dari grup-grup seperti the
Troggs, Shadows of Knight, Music Machine, Seeds, Question Mark, Count Five.
Mereka semua full of sh*t dan juga saya. Dan tidak ada satupun dari kami yang
peduli. Kita semua sudah mendengar penemuan brilian dari The Yardbirds, tapi
sejak itu tak satu pun grup-grup yang disebutkan tadi benar-benar tahu
bagaimana cara bermain alat musik, yang mereka lakukan hanya 'hantam saja'
lewat usaha-usaha imitasi. Dan pada saat itu pula lah saya untuk pertama kali
menyadari bahwa kualitas dan musicianship dan juga cita rasa sebenarnya tak ada
hubungannya dengan rock n' roll; bahkan mungkin merupakan musuh utamanya."
Sebenarnya band-band garasi itu bisa juga disebut sebagai
gelombang pertama punk-rock diy. Punk-rock sebelum sebutan punk-rock dipakai.
Dan di awal dekade '70-an, Lenny Kaye (seorang penulis musik yang kemudian jadi
gitaris di Patti Smith Group, salah satu band terdepan scene CBGB New York di
pertengahan hingga akhir '70-an) membuat rekaman kompilasi lagu-lagu one hit
wonder dari band-band garasi '60-an tersebut yang berjudul Nuggets, sebuah
kompilasi yang amat legendaris yang membantu terbitnya format musik yang
disebut punk-rock itu pada pertengahan '70-an.
Genre garage-rock sebagai format musik sebenarnya
berpegangan pada pengekspresian musik yang diusung band-band garasi '60-an itu.
Format rock primitif yang mentah, kasar, amat sangat amatir. Sehingga secara
musikal pengekspresian yang digunakan band-band setelah masa band-band garasi
'60-an itu hingga jaman awal punk rock pada pertengahan '70-an seperti yang
dilakukan The Velvet Underground, The Stooges, MC5, Up, hingga The Modern
Lovers tetap dianggap garage-rock. Bahkan lalu muncul sebutan genre
garage-punk.
Tapi garage-rock murni ala '60-an tersebut mengalami
revisit pada awal hingga pertengahan dekade '80-an. Sebuah garage-rock revival.
Banyak band yang berusaha memiliki sound seotentik mungkin untuk jadi seperti
band garasi '60-an, bahkan terkadang amat sulit untuk dibedakan. Sebenarnya ia
juga merupakan pergerakan indie-label, dengan label-label rekaman yang hadir
seperti Voxx yang mengkhususkan untuk merilis band-band muda yang memainkan
akar-akar musik pertengahan '60-an secara murni seperti garage, surf, beat, psychedelic
atau folk-rock. Pada saat itu Voxx pernah merilis kompilasi lagu para garage
rock revivalist seperti Gravedigger V, Fuzztones, Miracle Workers, atau
Chesterfield Kings dengan titel Battle Of The Garages. Kompilasi yang diilhami
kompilasi Nuggets tadi.
Nah, jadi sekarang ini garage rock itu seperti apa? The
Hives, The White Stripes, atau Yeah Yeah Yeahs? Mereka juga sering disebut
garage rock. Kok lain?
Yeah, tentu saja seiring dengan jaman yang makin
menawarkan pilihan membingungkan ini membuat musik-musik yang dihasilkan dari
garasi makin eklektik. Band-band seperti Yeah Yeah Yeahs, The White Stripes,
atau The Hives makin bebas memilih formulanya. Tetapi segala macam
pengekspresiannya tidak bisa dipungkiri bahwa mereka membawa etos DIY garasi
yang sama seperti dulu, format klasik. Terkadang persoalan genre memang
membingungkan, apalagi jika dipakai pada jaman sekarang ini. Mereka tetap
memainkan musik ataupun sound yang primitif, stripped-down, produksi yang kasar
dan mentah. Dari mulai roots-rock primitif The White Stripes, hingga post-punk
disco '80-an yang mentah dari The Rapture. Yang membedakan mungkin adalah
pandangan mereka terhadap tema yang biasa diusung, atau bahkan konsep. Walaupun
terkadang terkesan sama saja dengan lirik-lirik dangkal yang biasa dinyanyikan
band-band garasi '60-an, tapi band-band sekarang memiliki pesan 'perlawanan'
yang berbeda. Yang jelas tampak itu seperti Yeah Yeah Yeahs. Mereka tampil amat
'nyeni', menggunakan apa yang mereka buat sebagai bentuk kesenian yang sebenarnya
amat sinis dan nihil, juga berbau parodi. Tapi sudahlah, kita di sini bicara
tentang musik, real rock music. Dan garasi adalah panggung rock sejati!
INDONESIAN GARAGE? TERNYATA ADA DARI DULU!
INDONESIAN garage itu ada! Bahkan cukup up-to-date pada
jamannya, pertengahan hingga akhir dekade '60-an. Garage disini mungkin lebih
merujuk pada format musiknya, dari mulai pemakaina alat musik murah yang
bersuara amat 'kaleng', produksi yang unpolished, hingga keamatiran sang
musisi. Intinya sih itu semua terbentuk karena kekurangan yang dimiliki
industri musik Indonesia pada saat itu, yang bisa dikatakan setara dengan latar
belakang band-band garasi Amerika pada jaman yang sama. Peralatan terbaik yang
ada di Indonesia sama seperti yang digunakan studio-studio rekaman kecil di
Amerika.
Tapi gara-gara itu kita mendapatkan rekaman-rekaman yang
amat keren, sangat garage, seperti rekaman awal Dara Puspita, ataupun dua album
pertama Kus Bersaudara (sebelum Koes Plus). Di situ dapat didengar hasil
keamatiran dicampur dengan semangat untuk meniru musik-musik yang sedang hip
pada saat itu (seperti musik-musik British Invasion).
Sebenarnya ini nggak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga
di seluruh belahan bumi ini sebagai akses dari revolusi musik rock. Di negeri
tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina bahkan lebih banyak lagi
band-band yang musiknya dapat dikategorikan sebagai garage dengan alasan yang
sama. Para music enthusiast Barat yang terjun mengumpulkan rekaman-rekaman
serupa dari belahan dunia lain untuk dijadikan kompilasi-kompilasi selain
dikoleksi karena tentu saja rekaman-rekaman tersebut amatlah rare. Dengan
telinga mereka pastilah band paling maju dari negara antah berantah seperti
Indonesia pun terdengar garage dan langsung dicap underground. Sekarang itu
mungkin itu sama halnya dengan perbandingan antara label rekaman Indonesia
dengan Barat. Sebesar-besarnya label rekaman Indonesia mungkin di Barat hanya
sebesar label rekaman indie.
10 Essential Garage Rock Albums
Dengarkan ini sambil minum air rebusan plat mobil. True beverage for garage rockers!
1. V/A Nuggets :
Original Artyfacts from the First Psychedelic Era, 1965-1968 (Sire,1972)
Ini rekaman legendaris. Kompilasi dari band-band garage
'60-an. Kamu dapat merasakan bagaimana efek obat-obatan jalanan yang murah.
Pilih edisi boxset-nya bila merasa kurang.
2. THE VELVET UNDERGROUND & NICO s/t (Verve, 1967)
Album super-legendaris dari Lou-Reed & the gang. Dari
mulai stripped-down rock yang amat mentah hingga eksperimental, terlalu maju
bagi jamannya. Plus lirik Lou Reed yang menghancurkan segala ketabuan.
3. V/A Battle of the
Garages vol. 1 & 2 (Voxx, 1993/94 reissue)
Ini '60-an atau '80-an? Kompilasi dari gerakan revival
yang amat otentik terhadap garage-rock '60-an di pertengahan dekade '80-an.
Gerbang awal band-band garage rock '90-an seperti dari label Bomp, Estrus, atau
Sympathy for the Record Industry.
4. THE STOOGES s/t
(Elektra, 1969)
Album debut dari ujung tombak Detroit scene. Punk sebelum
punk. Iggy Pop dkk meramu garage rock dengan asap marijuana. Diproduseri John
Cale (Velvet Underground).
5. THE MODERN LOVERS s/t
(Beserkley, 1976)
Salah satu album garage terbaik sepanjang masa. Direkam
pada tahun 1971 sebagai demo yang juga diproduseri John Cale tetapi baru
dirilis pada tahun 1976 setelah formasi awal band tersebut bubar. Jonathan
Richman masih terus berkeliaran, Jerry Harrison membentuk Talking Heads dan
Chris Robinson buat The Cars.
6. MC5 Kick Out The
Jams (Elektra, 1968)
High-energy political garage-rock. Debut live dari
kompatriot The Stooges. Penggemar The (International) Noise Conspiracy harus
belajar dari sini. Pada masanya mereka berani berteriak : 'Kick out the jams,
motherf*ckers!!'.
7. V/A New Blood
(Artrocker, 2002)
Kompilasi paling up-to-date dengan tren super-cool
sekarang. Yang kamu butuhkan sebagai pengantar generasi The Hives, The
Parkinsons cs.
8. THE WHITE STRIPES De
Stijl (Sympathy for the Record Industry, 2000)
Dari 4 album The White Stripes ini yang paling hot.
Roots-rock klasik yang terkontaminasi dari dua kakak beradik yang menjadikan
garasi sebagai tempat incest!
9. THE STROKES Is
This It (Rough Trade, 2001)
Siapa tak kenal mereka? Patron Attitude. Idiot.
10. DARA PUSPITA Jang
Pertama dan A Go Go
Cukup kegemaranmu akan musik Barat. Pah! Dengarkan ini.
Dan kamu kira Indonesia selalu tertinggal? Tidak dengan Dara Puspita.
Hail GARAGE ROCK
BalasHapusVisit: Festmagz
Buset,penikmat musik sekaligus jadi kang Nazi awokwok
Hapus