Laman

Senin, 16 Februari 2015

DAVID ELLEFSON




Dilahirkan dengan nama David Warren Ellefson pada 12 November 1964 di Jackson, Minnesota, AS. Dia dikenal sebagai bassis dan anggota pendiri Megadeth. Dia juga dipanggil sebagai “Junior” untuk membedakannya dari Dave Mustaine. Dia saat ini tinggal Scottsdale, Arizona. Selain dengan Megadeth, David juga memiliki beragam proyek sampingan antara lain Temple of Brutality, F5, dan Killing Machine.

Dia mempunyai keturunan Norwegia, Jerman dan Inggris. Dia menjadi bassis yang diakui dan memantapkan ketrampilan penulisan lagunya saat memimpin beberapa band miliknya melalui skena klub di wilayah Midwest, Amerika Utara sebelum pindah ke Los Angeles.

Selain gitaris, vokalis, dan penulis lirik utama Dave Mustaine, David adalah anggota tetap Megadeth dari awal pembentukan mereka di tahun 1983 hingga pembubaran grup di tahun 2002. (Mustaine kemudian membentuk kembali Megadeth tanpa Ellefson di tahun 2004). Untuk membedakan dua orang Dave, Mustaine menyebut Ellefson sebagai “Dave Junior”, yang sering dipersingkat menjadi “Junior”. Dia muncul di setiap album dan tur dari rekaman tahun 1985 Killing Is My Business… And Business Is Good! Hingga album tahun 2002 Rude Awakening. Gaya permainan asli Ellefson sering menggunakan jarinya; namun, seiring perkembangan Megadeth dan musiknya menjadi lebih rumit, dia kemudian lebih suka bermain dengan pick/plectrum. Ellefson tercatat sebagai penulis di beberapa lagu Megadeth, antara lain “Family Tree” dari album tahun 1994 Youthanasia (namun album koleksi remaster tahun 2004, lagu ini tertulis dengan Mustaine, Ellefson, Friedman, Menza, tapi Dave Mustaine memberikan kredit lineup era Rust in Peace dengan seluruh album Youthanasia sebagai penghormatan kepada kesuksesan band pada saat perilisan rekaman awal).


Mustaine bermaksud merilis sebuah album solo di tahun 2004, yang pada akirnya menjadi album The System Has Failed, walaupun akhirnya terjadi ketidaksetujuan kontrak, Mustaine akhirnya merilisnya dibawah nama Megadeth. Kemudian, Ellefson dan Mustaine memiliki beberapa ketidaksetujuan terhadap royalty dan hak nama Megadeth dan catalog yang berakibat melayangkan tuntutan hokum yang gagal. Walaupun keduanya berteman dekat, ketidaksepakan yang terjadi antara Ellefson dan Mustaine pada saat itu tertulis di website Ellefson, Megadeth tidak menyebutkannya di biografinya, hanya di diskografi.

Di pertengahan tahun 2005, Ellefson tidak menyebutkan masa lalunya dengan Megadeth sama sekali, malah berkonsentrasi untuk mendiskusikan proyeknya saat itu. Mustaine merasa Ellefson tidak adil menggunakan nama Megadeth saat mengiklankan sebuah amplifier untuk Peavey. Mustaine mengklaim mengadakan makan malam dengan Ellefson sekitar Natal di tahun 2005 untuk membicarakan masalah itu; yang menghasilkan hasil baik, saat Mustaine mengatakan bahwa mereka berbicara melalaui telepon beberapa kali setelah itu. Di tahun 2010 Mustaine dan Ellefson setuju untuk menutup masalah-masalah tak terpecahlan di masa lalu dan mulai membangun dan menjaga pertemanan lagi.


Ellefson membentuk F5 menyusul pembubaran Megadeth di tahun 2002. Band ini terdiri dari Ellefson pada bass, Dale Steele pada vokal, Steve Conley pada gitar utama, John david pada gitar ritem dan mantan rekan seband di Megadeth Jimmy DeGrasso pada drum. Album pertama mereka, A Drug for All Seaons, dirilis di tahun 2005. F5 muncul untuk mendukung Disturbed di bulan Februari 2006 dan melakukan tur American Mid-West di musim panas 2006 bersama DeGrasso; dia juga bekerja dengan Temple of Brutality. 
Ellefson saat ini adalah anggota band melodic power metal Avian yang menampilkan penyanyi Lance King. Ellefson bermain di lima lagu untuk album Soulfly, Prophecy dan juga bermain di satu lagu di album Dark Ages. Dia juga bekerja dengan emcee underground/produser rekaman Necro untuk albumnya yang berjudul Death Rap.


Ellefson juga seorang anggota dari band tribute bernama Hail!. Ellefson, DeGrasso (Mike Portnoy untuk tahun 2010), Tim “Ripper” Owens dan Andreas Kisser membentuk band di akhir tahun 2008. Band ini hingga April 2009 melakukan tur di Eropa. Ellefson berpartisipasi di proyek Christmas Rock Northern Light Orchestra, dia memainkan bass pada banyak lagu dari 17 lagu yang diprodueri oleh drummer rock Ken Mary dan juga pertunjukan live di April Orpheum Theatre, Phoenix, Arizona.


Pada 8 Februari 2010, Ellefson menerima pesan teks dari drummer Megadeth Shawn Drover, mengatakan “jika ada waktu buatmu dan Dave (Mustaine) untuk berbicara, inilah saatnya”. Ellefson diundang untuk latihan dengan band. Setelah panggilan telepon, berita dirilis bahwa Ellefson akan kembali ke lineup Megadeth. Ellefson berkata “serasa aku tidak pernah pergi” setelah latihan pertama mereka.

Di tahun 2013, Ellefson mengumumkan otobiografinya, berjudul My Life With Deth, akan diedarkan oleh penerbit Amerika, Howard Books. Memoir ikut ditulis oleh penulis Joel McIver, dan menampilkan kata pengantar oleh Alice Cooper. Ellefson juga membesarkan putranya, seorang juara Quiz bowl, bernama Roman yang seorang diri mengalahkan Queen Creek High School’s B Team di Quiz bowl 500-0.


Dia juga memiliki proyek bernama Altitudes & Attitude dengan Frank Bello, bassis Anthrax.


Di tahun 2015 sebuah album dirilis dari Metal Allegiance yang menampilkan Mark Osegueda (Death Angel), Tim Owens (Judas Priest, Iced Earth), Alissa White-Gluz (Arch Enemy), Chuck Billy (Testament) dan Steve Souza (Exodus). Metal Allegiance adalah sebuah proyek yang digawangi oleh Alex Skolnick (Testament), Mike Portnoy (mantan Dream Theater, The Winnery Dogs), David Ellefson (Megadeth) dan Mark Menghi.



Karir musiknya kini tengah berada di puncak, setelah kembali tergabung di salah satu raksasa thrash metal dunia, Megadeth. Catatan kesuksesan itulah yang dituangkan David Ellefson ke dalam buku otobiografinya yang bertajuk "My Life With Deth" terbitan Howard Books. Lewat penuturan eksklusifnya, David mengungkapkan esensi dari bukunya itu, serta resep dan formula yang ia terapkan untuk menjadi salah satu pembetot bass paling berpengaruh di jagad metal.

Buku "My Life With Deth" digarap David lewat bantuan Joel McIver, penulis yang telah menelurkan sebanyak 21 buku laris bertema musik rock. Kata pengantar buku ini sendiri dipersembahkan oleh musisi rock legendaris, Alice Cooper. Ini bukan pertama kalinya David menelurkan buku. Pada tahun 1997 silam, di sela kesibukannya bersama Megadeth, David menyempatkan diri menulis buku bertajuk "Making Music Your Business". Dan sebagai pemain bass, David juga pernah merilis DVD instruksional bass bertajuk "Metal Bass Volume 1" dan "Vol. 2" via Rock House Method.


Tapi tidak seperti kebanyakan buku otobiografi bintang rock yang sudah pernah dirilis, David menghindari pengumbaran pengalaman kelam yang kebanyakan dijadikan sensasi. Ia justru ingin menggambarkan perjalanan seorang musisi untuk menjadi bintang rock yang sukses lewat kerja keras dan pengorbanan untuk mencapai impiannya. "Sesuatu yang saya harap bisa menginspirasi banyak orang," tandasnya.
 

Berbicara tentang buku terbaru Anda, "My Life With Deth", seperti apa proses penulisannya?

Saya memulainya dengan melakukan wawancara dengan penulis yang membantu saya, Joel McIver di London lewat Skype saat saya sedang tur di 2010. Proses itu lantas berlanjut hingga akhir 2011. Dari situ, kami membuat semacam buku percontohan dan mengirimkannya ke sebuah agen. Begitu agen tersebut (Lisa Gallagher dari Sanford J. Greenburger Associates) bergabung dia mulai mengikat kontrak untuk kami dengan Howard Books/Simon & Schuster di sini, di Amerika. Begitu kisahnya telah dituturkan dalam bentuk naskah, sebagian besar penggarapannya diarahkan ke proses pengeditan agar kisah di buku ini bisa sesuai dengan yang saya inginkan.


Bisakah Anda jelaskan lebih jauh mengenai pernyataan Anda : "Otobiografi Saya ini tidak seperti kisah duka rock 'n' roll lainnya"...?

Buat Saya, saya menginginkan sebuah kisah kesuksesan musikal, bukan sebaliknya. Kabanyakan buku autobiografi rock n' roll berbicara tentang kemerosotan, narkoba, kebangkitan, kehilangan dan kemudian beberapa cerita seputar kelahiran kembali usai masa rehabilitasi. Buku saya juga memuat sedikit mengenai hal-hal itu, tapi itu terjadinya pada 25 tahun yang lalu dalam hidup saya. Jadi, kisah saya lebih fokus pada (kisah) seorang anak dari daerah pertanian di Minnesota yang mempunyai mimpi suatu saat bisa bisa bermain bas sebagai seorang bintang rock, serta perjalanan yang saya lalui untuk meraih mimpi itu.

Anda telah memainkan kembali keseluruhan album "Rust In Peace" dan "Countdown To Extinction" secara live di tur Anda belakangan ini, dengan gitaris yang berbeda. Bagaimana Anda merasakan lagu-lagunya sekarang?

Pendekatan yang dilakukan Chris (Broderick) untuk mereplika bagian-bagian yang dimainkan gitaris sebelumnya sangat akurat dan memberikan keotentikan pada performa band ini. Chris adalah seorang gitaris yang luar biasa yang bisa membuat lagu-lagu tersebut terdengar persis seperti sound aslinya, seperti di album rekamannya.

Dilihat dari sisi permainan gitar, bisakah Anda melihat perbedaan yang spesifik antara Marty Friedman dengan Chris Broderick?

Marty sangat unik dalam hal pemilihan not, bends dan memiliki semacam rasa yang orijinal dalam permainannya. Sesuatu yang bisa anda kenali dari masa-masa ia bersama Megadeth serta gitaris-gitaris lainnya. Chris sendiri terdidik secara secara formal, sebaik pengalamannya di beberapa band, jadi dia bisa melihat bentuk dari sebuah lagu secara lebih teoritis dan mengeksekusinya dengan cara itu, jika dibutuhkan. Pendekatan kedua gitaris tersebut sangat berbeda.

Bagaimana rasanya rekaman dengan Dave Mustaine lagi belakangan ini?

Satu hal yang saya pelajari selama bertahun-tahun adalah selalu menghormati siapa yang menulis lagunya dan mencoba untuk masuk ke dalam suasananya (yang diinginkan lagu itu). itu membuat pendekatan saya menjadi lebih akurat saat mencoba untuk menciptakan atau memainkan sebuah alur bass untuk musik mereka. Sejak Dave (Mustaine) adalah penulis utama untuk Megadeth jadi saya mendapatkan keleluasaan sepanjang masa rekaman, yang mana memberikan banyak pengalaman dalam berkreasi. Dia dan saya bisa hanya dengan saling memandang dan langsung tahu harus seperti apa lagunya.

Dalam urusan menangkap tone bass yang anda inginkan, bagaimana anda melakukannya?

Yang paling penting adalah suara bass saya terdengar keren dan terpatri serasi dengan dram dan gitar, terutama pada hasil akhir mixing-nya. Jadi, saya suka merekam permainan bass saya setelah kami merekam dram penjaga tempo serta permainan gitar ritem Dave. Mereka keduanya lebih awal menciptakan sebuah 'jendela' secara sonikal untuk pengisian bass. Saya lebih suka melakukan cara ini ketimbang merekam bass mengikuti dram buatan dan kembali memikirkan seberapa besar tone bass yang bisa saya dapatkan, karena kebanyakan trek dasar diletakkan di lapisan atas (layered) seiring berjalannya sesi rekaman. Saya telah melakukan cara ini sejak rekaman "Cryptic Writings" dan itu sangat membantu mengapaskan bass di trek secara efektif.

Buat para pemain bass pemula, menyetel EQ bass bisa jadi merupakan seni yang misterius. Buat Anda sendiri, bagaimana Anda menyetelnya?

Pada titik  sekarang ini, orang-orang sudah mengenali sound saya dan bagaimana saya memainkannya. Jadi, sangat penting untuk membuat kharisma dari permainan bass saya tertangkap di rekaman. Tone ada pada tangan kita jadi saya mencoba untuk mendapatkan sound yang sama saat keluar dari ampli serta ketika tercetak di pita. Biasanya, saya membiarkan EQ ditangani oleh engineer dan tidak terlalu terlibat dalam penanganannya karena setiap album mempunyai titik permulaan yang sangat berbeda dalam hal tone. Tugas produser dan engineer adalah untuk mencermati bahwa album rekaman tersebut mempunyai sebuah sound yang menyatu. Sebagai contoh, rekaman album "Th1rt3en" soundnya sangat terdengar hi tech dan "Super Collider" terdengar lebih organik dalam urusan tone. Itu menjadi berbeda karena karakter permainan riff serta lagu-lagunya. Jadi, lagu-lagunya selalu mendikte tone serta gear yang dibutuhkan, bukan sebaliknya.

Bisa paparkan setingan bass Anda saat ini? Terutama untuk kepentingan live?

Untuk live, saya menggunakan satu atau dua bass siganture 5 senar saya, Jackson Concert yang saya buat di Custom Shop di Corona, California. Kendati keduanya terlihat sama, tapi masing-masing menghasilkan sound yang berbeda, karena keduanya buatan tangan yang mana menghasilkan kepribadian yang berbeda di antara keduanya. Sound seluruh bass saya berbeda satu sama lain dan saya menyerahkan sepenuhnya pada teknisi saya, Fred (Kowalo) yang memilihkan buat saya, yang dianggapnya terbaik karena dia yang hampir setiap hari melakukan sound check dengan para kru lainnya dan saya percaya pendapatnya. Saya lebih suka memakai satu bass saja yang bersuara bagus dan memainkannya sepanjang konser... itu membuat tone-nya terdengar konsisten untuk sound engineer kami di front of house (FOH). Dari situ, saya juga menggunakan bass signature 4 atau 5 senar saya, Jackson Kelly Bird di bagian akhir konser untuk lagu "Peace Sells ... But Who's Buying" serta "Holy Wars". Saya suka rasa bagaimana bass tersebut tergantung di badan saya dan secara visual terlihat keren untuk sebuah konser. Tegangan (action) senar saya lebih tinggi untuk mengindari bentrokan getaran senar karena saya memetik sangat keras saat sedang beraksi. Kami menyetel neck setiap hari agar tetap nyaman dimainkan dan tidak terjadi buzz pada fret; sebuah efek yang mungkin disebabkan oleh perubahan cuaca di setiap kota yang kami singgahi. Semuanya menggunakan senar signature saya, SIT Stings, berukuran .45, .65, .80, .105 serta .128 untuk yang lima senar.

Adakah tambahan baru pada rig anda belakangan ini?

Saya baru saja pindah dari Hartke LH1000 head ke model terbaru KILO bass head. Ini benar benar menambahkan sound warmth yang lebih natural dan sekarang bahkan menyediakan lebih banyak ruang jika dibutuhkan.

Untuk pemain bass di level intermedit, apa saran Anda buat mereka untuk meningkatkan permainannya?

Berlatih secara teratur bisa meningkatkan permainan kita jadi saya pikir berlatih dengan bass adalah krusial. Terutama bermain dengan iringan meronome dan atau dengan drum machine. Timing sangat penting untuk semua musisi dan merupakan tugas setiap orang untuk bermain sesuai ketukan tempo, bukan hanya pemain dram! Juga, merekam permainan kita sendiri adalah wajib untuk mendengarkan bagaimana permainan kita sesungguhnya, bukan berdasarkan penilaian dalam pikiran kita. Itu bisa dilakukan hanya dengan menggunakan telpon selular atau kamera video anda. Tapi jika Anda bisa merekam menggunakan setingan rekaman multi-track maka Anda akan lebih bisa mendengarkan kekurangan atau kekuatan dari permainan kita. Di sini kita bisa mengetahui apakah kita bermain sesuai tempo, mendahului atau atau di belakang ketukan, dan apakah kita telah membuat soundnya lebih bagus atau hanya sekedar bermain apa adanya. Terakhir, saya adalah seorang penganut bermain dengan musisi yang berbeda sesering mungkin sehingga memungkinkan untuk mengetahui bagaimana penerapan musik serta dinamika musikalnya dalam dunia yang sesungguhnya. Saya selalu menemukan hal-hal baru mengenai permainan saya lewat jamming, rekaman dan tampil dengan musisi lain, jadi saya menganjurkan untuk mengembangkan momen-momen seperti itu sebisa mungkin untuk melebarkan wawasan Anda sebagai musisi.

Saat Anda tampil di panggung-panggung besar saat tur, di ruang yang berbeda-beda, dengan akustik yang beragam, seperti apa usaha yang Anda lakukan agar selalu bisa mendapatkan sound yang Anda inginkan?

Megadeth mulai menggunakan in-near monitor sejak 1994 dan itu sangat membantu permainan saya, juga dalam bernyanyi serta juga menyelamatkan (kesehatan) kuping saya. Menggunakan monitor di kuping membuat Anda benar-benar tidak mendengarkan suara dari ampli bass Anda di panggung karena yang Anda dengar benar-benar yang keluar dari  monitor di kuping. Kami telah mengatur sound kami dan tak pernah mengubahnya di panggung. Kami melakukan sound check sesering mungkin tapi terkadang selama tur ada kendala yang tidak memungkinkan melakukannya setiap saat. Kami menjaga agar suara dram jelas di monitor, bersama takaran yang pas untuk bass, gitar dan vokal. Itu membantu supaya setiap personel mendapatkan porsi suara yang seimbang. Ketika saya tidak memiliki monitor untuk kuping saat tidak manggung bersama Megadeth, saya harus medengarkan seluruh instrumen di band dan yang terpenting mendengarkan suara dram. Jika saya bisa mendapatkan setingan yang pas di antara dram dan diri saya, maka sisanya akan jauh lebih mudah untuk disesuaikan.

Anda dikenal luas sebagai salah satu raja pembetot bass di ranah Hard Rock & Metal, dan Anda telah berkarir selama beberapa dekade saat ini. Adakah semacam tekanan atau beban yang membuat Anda harus terus mengasah permainan bass Anda secara teknikal?

Saya pikir semakin sering saya bermain sebagai musisi maka semakin sedikit kebutuhan untuk melakukan latihan atau pengasahan permainan secara teknikal. Kebanyakan dari atribut semacam itu berkembang secara alami ke permainan saya saat saya sibuk dengan penulisan lagu, rekaman dan performa panggung. Kalau pun ada, saya lebih berkonsentrasi pada urusan timing (penjajagan tempo) dan bermain dengan iringan metronome hingga menyatu pada detak waktu dalam tubuh saya. Untuk beberapa alasan, melakukan itu hanya beberapa detik saja akan sangat membantu. Saya selalu berusaha membuatnya fresh melebihi segalanya. Terlalu banyak berada di jalan (saat tur) akan mengasah Anda menjadi seorang penampil yang bagus tapi dapat pula mematikan kreatifitas Anda. Jadi, saya suka mendengarkan lebih banyak musik saat tidak melakukan tur saat saya kembali bekerja saya merasa lebih segar dan bersemangat untuk bermain lagi.

Apa yang membuat Anda sejak awal tertarik menggeluti rock dan metal?

Saya mendengarkannya di sebuah radio saat berusia 10 atau 11 tahun dan langsung membuat saya bergairah. Momen itu menggiring saya ke tempat lain di dalam pikiran saya, dimana saya bisa membebaskan diri dan merasakan hal yang berbeda dari kehidupan normal. Saya pikir itulah yang kita kerjakan selama bertahun-tahun kemudian saat menulis lagu, merekam dan memainkan lagu-lagu - yakni menggirng pendengar keluar dari kehidupan rutinnya. Buat saya, itulah yang harus dilakukan musik ... mengubah kehidupan nyata, walaupun hanya selama tiga atau empat menit!.

Adakah yang ingin Anda katakan kepada para musisi untuk menginspirasi? Katakanlah mungkin dari pengalaman masa lalu Anda, yang membuat Anda bisa konsisten hingga sekarang ...

Saya pikir bermain dengan pick membantu saya lebih menonjol melebihi siapa pun. Bagaimanapun, saya tidak melakukannya untuk menjadi terlihat berbeda, saya sungguh-sungguh melakukannya agar lebih terdengar sebab saya membutuhkan cara untuk terdengar di antara suara gitar dan dram yang sangat besar di band semasa remaja saya. Jadi, anjuran saya adalah bermainlah sesuai dengan yang cara Anda butuhkan agar bisa maksimal secara musikal serta kebutuhan penampilan manggung. Karena itu bisa saja menjadi gaya khas Anda!

5 Pembetot Bass Terfavorit David Ellefson

Ian Hill
Kendati awal Judas Priest cenderung ke progresif, Ian mengubah pendekatannya di album-album selanjutnya dan tidak takut untuk bermain sederhana dan powerful, yang mana membantu riff-riff gitar di band tersebut dan lagu-lagunya menjadi arena rock anthems.

Stanley Clarke
Ketika masih kecil saya suka menonton acara "Midnight Special" di TV dan suatu malam Stanley tampil dan langsung membuat saya terkagum-kagum lewat teknik open and shut finger strumming. Tone-nya sangat luar biasa dan memberikan pengaruh kuat pada sound saya di album "So Far, So Good ... So What!".

Steve Harris
Sebagai remaja yang menggemari musik metal, Iron Maiden telah membawa sound progresif yang baru ke dalam musik metal yang tak pernah saya dengarkan sebelumnya. Efeknya dramatis dalam hidup saya sebagai pembetot bass metal. Dan sebagai tambahan, Steve juga seorang penulis lagu, visionaris dan memiliki tingkatan seperti seorang frontman band lewat energi serta penampilan panggungnya. Dia membawa bass ke barisan depan panggung bersama penyanyi dan pemain gitar dan itu telah menginspirasi saya dalam segala hal.

Geddy Lee
Untuk bernyanyi dan memainkan lagu-lagu Rush seperti yang ia lakukan adalah hampir seperti bukan manusia!. Keterikatannya dengan dram sangat sempurna. Mungkin dia adalah contoh terbaik dari quintessential progressive bass/drum rhythm section di luar sana.

Bob Daisley
Bob benar-benar langsung membuat saya kagum ketika pertama kali mendengar lagu "I Don't Know" dan "Crazy Train" (Ozzy Osbourne) menggema dari perangkat pemutar kaset saya. Saya (juga) suka permainan dia bersama Rainbow dan Uriah Heep. Dia seorang penulis lagu sesungguhnya dan kreativitasnya itu sungguh tersirat lewat permainan bassnya.

DISKOGRAFI

BAND AKTIF :

ALTITUDES & ATTITUDE
(Bass, Guitars (2013-kini)
2014 - Altitudes & Attitude (EP) - Guitars (rhythm), Bass

DAVID ELLEFSON
Guitars, Bass, Drum programming (2010-kini)
2011 - Beamz Metal Factory

HAIL!
Bass

KNIGHT FURY
Bass
2011 - Time To Rock

MEGADETH
Bass (1983-2002, 2010-kini)
1985 - Killing Is My Buisness... And Business Is Good!
1986 - Peace Sells... but Who's Buying?
1988 - So Far, So Good... So What!
1990 - Rust In Peace
1992 - Countdown To Extinction
1994 - Youthanasia
1997 - Cryptic Writings
1999 - Risk
2001 - The World Needs A Hero
2011 - Th1rt3en
2013 - Super Collider

TEMPLE OF BRUTALITY
2005 - Lethal Agenda

BAND LAMPAU
ANGELS OF BABYLON
Bass
2010 - Kingdom Of Evil

AVIAN
Bass (2005)

F5
Bass (2004-2010)
2005 - A Drug For All Seasons
2008 - The Reckoning

FALLEN ANGELS
Bass (1983)

KILLING MACHINE
Bass
2006 - Metalmorphosis

MUSISI TAMU
AVIAN
2005 - From The Depths Of Time (Bass)

DREAM THEATER
2007 - Systematic Chaos (Spoken Words on "Repentance")

GUS G
2014 - I Am The Fire (Bass on "Vengeance")

MALICE
1987 - Licence To Kill (Backing Vocals on "Licence To Kill" and "Chain Gang Woman")

MEMORAIN
2012 - Evolution (Bass on "Rules Of Engagement" and "A New Era")
2013 - Seven Sacrifices (Bass on "Seven Sacrifices")

SOULFLY
2004 - Prophecy (Bass on "Prophecy", "Defeat You", "Mars", "I Believe" and "In The Meantime")

THE ALIEN BLAKK
2006 - Modes Of Alienation (Bass)
2010 - Becoming (Bass on "I Tried You")
TIM "RIPPER" OWENS
2009 - Play My Game (Bass on "To Live Again")
                                                                                                           
WARMACHINE
2005 - The Beginning Of The End (Bass on "Betrayed", "Empty", and "Taunted Souls")

LIVE
SOULFLY
Bass (2006)

TIM "RIPPER" OWENS
Bass (2009)        

RUPA-RUPA
AVIAN
2005 - From The Depths Of Time (Co=Producer)

HELSTAR
1995 - Multiple Of Black (Producer)

WARMACHINE
2005 - The Beginning Of The End (Producer)

Sumber : Wikipedia, Majalah Gitar Plus, Metal Archives


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...