Dilahirkan dengan nama David Warren Ellefson pada 12
November 1964 di Jackson, Minnesota, AS. Dia dikenal sebagai bassis dan anggota
pendiri Megadeth. Dia juga dipanggil sebagai “Junior” untuk membedakannya dari
Dave Mustaine. Dia saat ini tinggal Scottsdale, Arizona. Selain dengan
Megadeth, David juga memiliki beragam proyek sampingan antara lain Temple of
Brutality, F5, dan Killing Machine.
Dia mempunyai keturunan Norwegia, Jerman dan Inggris. Dia
menjadi bassis yang diakui dan memantapkan ketrampilan penulisan lagunya saat
memimpin beberapa band miliknya melalui skena klub di wilayah Midwest, Amerika
Utara sebelum pindah ke Los Angeles.
Selain gitaris, vokalis, dan penulis lirik utama Dave
Mustaine, David adalah anggota tetap Megadeth dari awal pembentukan mereka di
tahun 1983 hingga pembubaran grup di tahun 2002. (Mustaine kemudian membentuk
kembali Megadeth tanpa Ellefson di tahun 2004). Untuk membedakan dua orang
Dave, Mustaine menyebut Ellefson sebagai “Dave Junior”, yang sering dipersingkat
menjadi “Junior”. Dia muncul di setiap album dan tur dari rekaman tahun 1985
Killing Is My Business… And Business Is Good! Hingga album tahun 2002 Rude
Awakening. Gaya permainan asli Ellefson sering menggunakan jarinya; namun,
seiring perkembangan Megadeth dan musiknya menjadi lebih rumit, dia kemudian
lebih suka bermain dengan pick/plectrum. Ellefson tercatat sebagai penulis di
beberapa lagu Megadeth, antara lain “Family Tree” dari album tahun 1994
Youthanasia (namun album koleksi remaster tahun 2004, lagu ini tertulis dengan
Mustaine, Ellefson, Friedman, Menza, tapi Dave Mustaine memberikan kredit
lineup era Rust in Peace dengan seluruh album Youthanasia sebagai penghormatan
kepada kesuksesan band pada saat perilisan rekaman awal).
Mustaine bermaksud merilis sebuah album solo di tahun
2004, yang pada akirnya menjadi album The System Has Failed, walaupun akhirnya
terjadi ketidaksetujuan kontrak, Mustaine akhirnya merilisnya dibawah nama
Megadeth. Kemudian, Ellefson dan Mustaine memiliki beberapa ketidaksetujuan
terhadap royalty dan hak nama Megadeth dan catalog yang berakibat melayangkan
tuntutan hokum yang gagal. Walaupun keduanya berteman dekat, ketidaksepakan
yang terjadi antara Ellefson dan Mustaine pada saat itu tertulis di website
Ellefson, Megadeth tidak menyebutkannya di biografinya, hanya di diskografi.
Di pertengahan tahun 2005, Ellefson tidak menyebutkan
masa lalunya dengan Megadeth sama sekali, malah berkonsentrasi untuk
mendiskusikan proyeknya saat itu. Mustaine merasa Ellefson tidak adil menggunakan
nama Megadeth saat mengiklankan sebuah amplifier untuk Peavey. Mustaine
mengklaim mengadakan makan malam dengan Ellefson sekitar Natal di tahun 2005
untuk membicarakan masalah itu; yang menghasilkan hasil baik, saat Mustaine
mengatakan bahwa mereka berbicara melalaui telepon beberapa kali setelah itu.
Di tahun 2010 Mustaine dan Ellefson setuju untuk menutup masalah-masalah tak
terpecahlan di masa lalu dan mulai membangun dan menjaga pertemanan lagi.
Ellefson membentuk F5 menyusul pembubaran Megadeth di
tahun 2002. Band ini terdiri dari Ellefson pada bass, Dale Steele pada vokal,
Steve Conley pada gitar utama, John david pada gitar ritem dan mantan rekan
seband di Megadeth Jimmy DeGrasso pada drum. Album pertama mereka, A Drug for
All Seaons, dirilis di tahun 2005. F5 muncul untuk mendukung Disturbed di bulan
Februari 2006 dan melakukan tur American Mid-West di musim panas 2006 bersama
DeGrasso; dia juga bekerja dengan Temple of Brutality.
Ellefson saat ini adalah
anggota band melodic power metal Avian yang menampilkan penyanyi Lance King.
Ellefson bermain di lima lagu untuk album Soulfly, Prophecy dan juga bermain di
satu lagu di album Dark Ages. Dia juga bekerja dengan emcee
underground/produser rekaman Necro untuk albumnya yang berjudul Death Rap.
Ellefson juga seorang anggota dari band tribute bernama
Hail!. Ellefson, DeGrasso (Mike Portnoy untuk tahun 2010), Tim “Ripper” Owens
dan Andreas Kisser membentuk band di akhir tahun 2008. Band ini hingga April
2009 melakukan tur di Eropa. Ellefson berpartisipasi di proyek Christmas Rock
Northern Light Orchestra, dia memainkan bass pada banyak lagu dari 17 lagu yang
diprodueri oleh drummer rock Ken Mary dan juga pertunjukan live di April
Orpheum Theatre, Phoenix, Arizona.
Pada 8 Februari 2010, Ellefson menerima pesan teks dari
drummer Megadeth Shawn Drover, mengatakan “jika ada waktu buatmu dan Dave
(Mustaine) untuk berbicara, inilah saatnya”. Ellefson diundang untuk latihan
dengan band. Setelah panggilan telepon, berita dirilis bahwa Ellefson akan
kembali ke lineup Megadeth. Ellefson berkata “serasa aku tidak pernah pergi”
setelah latihan pertama mereka.
Di tahun 2013, Ellefson mengumumkan otobiografinya,
berjudul My Life With Deth, akan diedarkan oleh penerbit Amerika, Howard Books.
Memoir ikut ditulis oleh penulis Joel McIver, dan menampilkan kata pengantar
oleh Alice Cooper. Ellefson juga membesarkan putranya, seorang juara Quiz bowl,
bernama Roman yang seorang diri mengalahkan Queen Creek High School’s B Team di
Quiz bowl 500-0.
Dia juga memiliki proyek bernama Altitudes & Attitude
dengan Frank Bello, bassis Anthrax.
Di tahun 2015 sebuah album dirilis dari Metal Allegiance yang menampilkan Mark Osegueda (Death Angel), Tim Owens (Judas Priest, Iced Earth), Alissa White-Gluz (Arch Enemy), Chuck Billy (Testament) dan Steve Souza (Exodus). Metal Allegiance adalah sebuah proyek yang digawangi oleh Alex Skolnick (Testament), Mike Portnoy (mantan Dream Theater, The Winnery Dogs), David Ellefson (Megadeth) dan Mark Menghi.
Karir musiknya kini tengah berada di puncak, setelah kembali tergabung di salah satu raksasa thrash metal dunia, Megadeth. Catatan kesuksesan itulah yang dituangkan David Ellefson ke dalam buku otobiografinya yang bertajuk "My Life With Deth" terbitan Howard Books. Lewat penuturan eksklusifnya, David mengungkapkan esensi dari bukunya itu, serta resep dan formula yang ia terapkan untuk menjadi salah satu pembetot bass paling berpengaruh di jagad metal.
Buku "My Life With Deth" digarap David lewat
bantuan Joel McIver, penulis yang telah menelurkan sebanyak 21 buku laris
bertema musik rock. Kata pengantar buku ini sendiri dipersembahkan oleh musisi
rock legendaris, Alice Cooper. Ini bukan pertama kalinya David menelurkan buku.
Pada tahun 1997 silam, di sela kesibukannya bersama Megadeth, David
menyempatkan diri menulis buku bertajuk "Making Music Your Business".
Dan sebagai pemain bass, David juga pernah merilis DVD instruksional bass
bertajuk "Metal Bass Volume 1" dan "Vol. 2" via Rock House
Method.
Tapi tidak seperti kebanyakan buku otobiografi bintang rock
yang sudah pernah dirilis, David menghindari pengumbaran pengalaman kelam yang
kebanyakan dijadikan sensasi. Ia justru ingin menggambarkan perjalanan seorang
musisi untuk menjadi bintang rock yang sukses lewat kerja keras dan
pengorbanan untuk mencapai impiannya. "Sesuatu yang saya harap bisa
menginspirasi banyak orang," tandasnya.
Berbicara tentang buku terbaru Anda, "My Life With Deth",
seperti apa proses penulisannya?
Saya memulainya dengan melakukan wawancara dengan penulis
yang membantu saya, Joel McIver di London lewat Skype saat saya sedang tur di
2010. Proses itu lantas berlanjut hingga akhir 2011. Dari situ, kami membuat
semacam buku percontohan dan mengirimkannya ke sebuah agen. Begitu agen
tersebut (Lisa Gallagher dari Sanford J. Greenburger Associates) bergabung dia
mulai mengikat kontrak untuk kami dengan Howard Books/Simon & Schuster di
sini, di Amerika. Begitu kisahnya telah dituturkan dalam bentuk naskah,
sebagian besar penggarapannya diarahkan ke proses pengeditan agar kisah di buku
ini bisa sesuai dengan yang saya inginkan.
Bisakah Anda jelaskan lebih jauh mengenai pernyataan Anda :
"Otobiografi Saya ini tidak seperti kisah duka rock 'n' roll
lainnya"...?
Buat Saya, saya menginginkan sebuah kisah kesuksesan
musikal, bukan sebaliknya. Kabanyakan buku autobiografi rock n' roll berbicara
tentang kemerosotan, narkoba, kebangkitan, kehilangan dan kemudian beberapa
cerita seputar kelahiran kembali usai masa rehabilitasi. Buku saya juga memuat
sedikit mengenai hal-hal itu, tapi itu terjadinya pada 25 tahun yang lalu dalam
hidup saya. Jadi, kisah saya lebih fokus pada (kisah) seorang anak dari daerah
pertanian di Minnesota yang mempunyai mimpi suatu saat bisa bisa bermain bas
sebagai seorang bintang rock, serta perjalanan yang saya lalui untuk meraih
mimpi itu.
Anda telah memainkan kembali keseluruhan album "Rust In
Peace" dan "Countdown To Extinction" secara live di tur Anda
belakangan ini, dengan gitaris yang berbeda. Bagaimana Anda merasakan
lagu-lagunya sekarang?
Pendekatan yang dilakukan Chris (Broderick) untuk mereplika
bagian-bagian yang dimainkan gitaris sebelumnya sangat akurat dan memberikan
keotentikan pada performa band ini. Chris adalah seorang gitaris yang luar
biasa yang bisa membuat lagu-lagu tersebut terdengar persis seperti sound
aslinya, seperti di album rekamannya.
Dilihat dari sisi permainan gitar, bisakah Anda melihat perbedaan yang
spesifik antara Marty Friedman dengan Chris Broderick?
Marty sangat unik dalam hal pemilihan not, bends dan
memiliki semacam rasa yang orijinal dalam permainannya. Sesuatu yang bisa anda
kenali dari masa-masa ia bersama Megadeth serta gitaris-gitaris lainnya. Chris
sendiri terdidik secara secara formal, sebaik pengalamannya di beberapa band,
jadi dia bisa melihat bentuk dari sebuah lagu secara lebih teoritis dan
mengeksekusinya dengan cara itu, jika dibutuhkan. Pendekatan kedua gitaris
tersebut sangat berbeda.
Bagaimana rasanya rekaman dengan Dave Mustaine lagi belakangan ini?
Satu hal yang saya pelajari selama bertahun-tahun adalah
selalu menghormati siapa yang menulis lagunya dan mencoba untuk masuk ke dalam
suasananya (yang diinginkan lagu itu). itu membuat pendekatan saya menjadi
lebih akurat saat mencoba untuk menciptakan atau memainkan sebuah alur bass
untuk musik mereka. Sejak Dave (Mustaine) adalah penulis utama untuk Megadeth
jadi saya mendapatkan keleluasaan sepanjang masa rekaman, yang mana memberikan
banyak pengalaman dalam berkreasi. Dia dan saya bisa hanya dengan saling
memandang dan langsung tahu harus seperti apa lagunya.
Dalam urusan menangkap tone bass yang anda inginkan, bagaimana anda
melakukannya?
Yang paling penting adalah suara bass saya terdengar keren
dan terpatri serasi dengan dram dan gitar, terutama pada hasil akhir
mixing-nya. Jadi, saya suka merekam permainan bass saya setelah kami merekam
dram penjaga tempo serta permainan gitar ritem Dave. Mereka keduanya lebih awal
menciptakan sebuah 'jendela' secara sonikal untuk pengisian bass. Saya lebih
suka melakukan cara ini ketimbang merekam bass mengikuti dram buatan dan
kembali memikirkan seberapa besar tone bass yang bisa saya dapatkan, karena
kebanyakan trek dasar diletakkan di lapisan atas (layered) seiring berjalannya
sesi rekaman. Saya telah melakukan cara ini sejak rekaman "Cryptic
Writings" dan itu sangat membantu mengapaskan bass di trek secara efektif.
Buat para pemain bass pemula, menyetel EQ bass bisa jadi merupakan seni
yang misterius. Buat Anda sendiri, bagaimana Anda menyetelnya?
Pada titik sekarang
ini, orang-orang sudah mengenali sound saya dan bagaimana saya memainkannya.
Jadi, sangat penting untuk membuat kharisma dari permainan bass saya tertangkap
di rekaman. Tone ada pada tangan kita jadi saya mencoba untuk mendapatkan sound
yang sama saat keluar dari ampli serta ketika tercetak di pita. Biasanya, saya
membiarkan EQ ditangani oleh engineer dan tidak terlalu terlibat dalam
penanganannya karena setiap album mempunyai titik permulaan yang sangat berbeda
dalam hal tone. Tugas produser dan engineer adalah untuk mencermati bahwa album
rekaman tersebut mempunyai sebuah sound yang menyatu. Sebagai contoh, rekaman
album "Th1rt3en" soundnya sangat terdengar hi tech dan "Super
Collider" terdengar lebih organik dalam urusan tone. Itu menjadi berbeda
karena karakter permainan riff serta lagu-lagunya. Jadi, lagu-lagunya selalu
mendikte tone serta gear yang dibutuhkan, bukan sebaliknya.
Bisa paparkan setingan bass Anda saat ini? Terutama untuk kepentingan
live?
Untuk live, saya menggunakan satu atau dua bass siganture 5
senar saya, Jackson Concert yang saya buat di Custom Shop di Corona,
California. Kendati keduanya terlihat sama, tapi masing-masing menghasilkan
sound yang berbeda, karena keduanya buatan tangan yang mana menghasilkan
kepribadian yang berbeda di antara keduanya. Sound seluruh bass saya berbeda
satu sama lain dan saya menyerahkan sepenuhnya pada teknisi saya, Fred (Kowalo)
yang memilihkan buat saya, yang dianggapnya terbaik karena dia yang hampir
setiap hari melakukan sound check dengan para kru lainnya dan saya percaya
pendapatnya. Saya lebih suka memakai satu bass saja yang bersuara bagus dan
memainkannya sepanjang konser... itu membuat tone-nya terdengar konsisten untuk
sound engineer kami di front of house (FOH). Dari situ, saya juga menggunakan
bass signature 4 atau 5 senar saya, Jackson Kelly Bird di bagian akhir konser
untuk lagu "Peace Sells ... But Who's Buying" serta "Holy
Wars". Saya suka rasa bagaimana bass tersebut tergantung di badan saya dan
secara visual terlihat keren untuk sebuah konser. Tegangan (action) senar saya
lebih tinggi untuk mengindari bentrokan getaran senar karena saya memetik
sangat keras saat sedang beraksi. Kami menyetel neck setiap hari agar tetap
nyaman dimainkan dan tidak terjadi buzz pada fret; sebuah efek yang mungkin
disebabkan oleh perubahan cuaca di setiap kota yang kami singgahi. Semuanya
menggunakan senar signature saya, SIT Stings, berukuran .45, .65, .80, .105
serta .128 untuk yang lima senar.
Adakah tambahan baru pada rig anda belakangan ini?
Saya baru saja pindah dari Hartke LH1000 head ke model
terbaru KILO bass head. Ini benar benar menambahkan sound warmth yang lebih
natural dan sekarang bahkan menyediakan lebih banyak ruang jika dibutuhkan.
Untuk pemain bass di level intermedit, apa saran Anda buat mereka untuk
meningkatkan permainannya?
Berlatih secara teratur bisa meningkatkan permainan kita
jadi saya pikir berlatih dengan bass adalah krusial. Terutama bermain dengan
iringan meronome dan atau dengan drum machine. Timing sangat penting untuk
semua musisi dan merupakan tugas setiap orang untuk bermain sesuai ketukan
tempo, bukan hanya pemain dram! Juga, merekam permainan kita sendiri adalah
wajib untuk mendengarkan bagaimana permainan kita sesungguhnya, bukan
berdasarkan penilaian dalam pikiran kita. Itu bisa dilakukan hanya dengan
menggunakan telpon selular atau kamera video anda. Tapi jika Anda bisa merekam
menggunakan setingan rekaman multi-track maka Anda akan lebih bisa mendengarkan
kekurangan atau kekuatan dari permainan kita. Di sini kita bisa mengetahui
apakah kita bermain sesuai tempo, mendahului atau atau di belakang ketukan, dan
apakah kita telah membuat soundnya lebih bagus atau hanya sekedar bermain apa
adanya. Terakhir, saya adalah seorang penganut bermain dengan musisi yang
berbeda sesering mungkin sehingga memungkinkan untuk mengetahui bagaimana
penerapan musik serta dinamika musikalnya dalam dunia yang sesungguhnya. Saya
selalu menemukan hal-hal baru mengenai permainan saya lewat jamming, rekaman
dan tampil dengan musisi lain, jadi saya menganjurkan untuk mengembangkan
momen-momen seperti itu sebisa mungkin untuk melebarkan wawasan Anda sebagai
musisi.
Saat Anda tampil di panggung-panggung besar saat tur, di ruang yang
berbeda-beda, dengan akustik yang beragam, seperti apa usaha yang Anda lakukan
agar selalu bisa mendapatkan sound yang Anda inginkan?
Megadeth mulai menggunakan in-near monitor sejak 1994 dan
itu sangat membantu permainan saya, juga dalam bernyanyi serta juga
menyelamatkan (kesehatan) kuping saya. Menggunakan monitor di kuping membuat
Anda benar-benar tidak mendengarkan suara dari ampli bass Anda di panggung
karena yang Anda dengar benar-benar yang keluar dari monitor di kuping. Kami telah mengatur sound
kami dan tak pernah mengubahnya di panggung. Kami melakukan sound check
sesering mungkin tapi terkadang selama tur ada kendala yang tidak memungkinkan
melakukannya setiap saat. Kami menjaga agar suara dram jelas di monitor,
bersama takaran yang pas untuk bass, gitar dan vokal. Itu membantu supaya
setiap personel mendapatkan porsi suara yang seimbang. Ketika saya tidak
memiliki monitor untuk kuping saat tidak manggung bersama Megadeth, saya harus
medengarkan seluruh instrumen di band dan yang terpenting mendengarkan suara
dram. Jika saya bisa mendapatkan setingan yang pas di antara dram dan diri
saya, maka sisanya akan jauh lebih mudah untuk disesuaikan.
Anda dikenal luas sebagai salah satu raja pembetot bass di ranah Hard
Rock & Metal, dan Anda telah berkarir selama beberapa dekade saat ini.
Adakah semacam tekanan atau beban yang membuat Anda harus terus mengasah
permainan bass Anda secara teknikal?
Saya pikir semakin sering saya bermain sebagai musisi maka
semakin sedikit kebutuhan untuk melakukan latihan atau pengasahan permainan
secara teknikal. Kebanyakan dari atribut semacam itu berkembang secara alami ke
permainan saya saat saya sibuk dengan penulisan lagu, rekaman dan performa
panggung. Kalau pun ada, saya lebih berkonsentrasi pada urusan timing
(penjajagan tempo) dan bermain dengan iringan metronome hingga menyatu pada
detak waktu dalam tubuh saya. Untuk beberapa alasan, melakukan itu hanya
beberapa detik saja akan sangat membantu. Saya selalu berusaha membuatnya fresh
melebihi segalanya. Terlalu banyak berada di jalan (saat tur) akan mengasah
Anda menjadi seorang penampil yang bagus tapi dapat pula mematikan kreatifitas
Anda. Jadi, saya suka mendengarkan lebih banyak musik saat tidak melakukan tur
saat saya kembali bekerja saya merasa lebih segar dan bersemangat untuk bermain
lagi.
Apa yang membuat Anda sejak awal tertarik menggeluti rock dan metal?
Saya mendengarkannya di sebuah radio saat berusia 10 atau 11
tahun dan langsung membuat saya bergairah. Momen itu menggiring saya ke tempat
lain di dalam pikiran saya, dimana saya bisa membebaskan diri dan merasakan hal
yang berbeda dari kehidupan normal. Saya pikir itulah yang kita kerjakan selama
bertahun-tahun kemudian saat menulis lagu, merekam dan memainkan lagu-lagu -
yakni menggirng pendengar keluar dari kehidupan rutinnya. Buat saya, itulah
yang harus dilakukan musik ... mengubah kehidupan nyata, walaupun hanya selama
tiga atau empat menit!.
Adakah yang ingin Anda katakan kepada para musisi untuk menginspirasi?
Katakanlah mungkin dari pengalaman masa lalu Anda, yang membuat Anda bisa
konsisten hingga sekarang ...
Saya pikir bermain dengan pick membantu saya lebih menonjol
melebihi siapa pun. Bagaimanapun, saya tidak melakukannya untuk menjadi
terlihat berbeda, saya sungguh-sungguh melakukannya agar lebih terdengar sebab
saya membutuhkan cara untuk terdengar di antara suara gitar dan dram yang
sangat besar di band semasa remaja saya. Jadi, anjuran saya adalah bermainlah
sesuai dengan yang cara Anda butuhkan agar bisa maksimal secara musikal serta
kebutuhan penampilan manggung. Karena itu bisa saja menjadi gaya khas Anda!
5 Pembetot Bass
Terfavorit David Ellefson
Ian Hill
Kendati awal Judas Priest cenderung ke progresif, Ian
mengubah pendekatannya di album-album selanjutnya dan tidak takut untuk bermain
sederhana dan powerful, yang mana membantu riff-riff gitar di band tersebut dan
lagu-lagunya menjadi arena rock anthems.
Stanley Clarke
Ketika masih kecil saya suka menonton acara "Midnight
Special" di TV dan suatu malam Stanley tampil dan langsung membuat saya
terkagum-kagum lewat teknik open and shut finger strumming. Tone-nya sangat
luar biasa dan memberikan pengaruh kuat pada sound saya di album "So Far, So
Good ... So What!".
Steve Harris
Sebagai remaja yang menggemari musik metal, Iron Maiden
telah membawa sound progresif yang baru ke dalam musik metal yang tak pernah
saya dengarkan sebelumnya. Efeknya dramatis dalam hidup saya sebagai pembetot
bass metal. Dan sebagai tambahan, Steve juga seorang penulis lagu, visionaris
dan memiliki tingkatan seperti seorang frontman
band lewat energi serta penampilan panggungnya. Dia membawa bass ke barisan
depan panggung bersama penyanyi dan pemain gitar dan itu telah menginspirasi
saya dalam segala hal.
Geddy Lee
Untuk bernyanyi dan memainkan lagu-lagu Rush seperti yang ia
lakukan adalah hampir seperti bukan manusia!. Keterikatannya dengan dram sangat
sempurna. Mungkin dia adalah contoh terbaik dari quintessential progressive bass/drum rhythm section di luar sana.
Bob Daisley
Bob benar-benar langsung membuat saya kagum ketika pertama
kali mendengar lagu "I Don't Know" dan "Crazy Train" (Ozzy
Osbourne) menggema dari perangkat pemutar kaset saya. Saya (juga) suka
permainan dia bersama Rainbow dan Uriah Heep. Dia seorang penulis lagu
sesungguhnya dan kreativitasnya itu sungguh tersirat lewat permainan bassnya.
DISKOGRAFI
BAND AKTIF :
ALTITUDES &
ATTITUDE
(Bass, Guitars (2013-kini)
2014 - Altitudes & Attitude (EP) - Guitars (rhythm),
Bass
DAVID ELLEFSON
Guitars, Bass, Drum programming (2010-kini)
2011 - Beamz Metal Factory
HAIL!
Bass
KNIGHT FURY
Bass
2011 - Time To Rock
MEGADETH
Bass (1983-2002, 2010-kini)
1985 - Killing Is My Buisness... And Business Is Good!
1986 - Peace Sells... but Who's Buying?
1988 - So Far, So Good... So What!
1990 - Rust In Peace
1992 - Countdown To Extinction
1994 - Youthanasia
1997 - Cryptic Writings
1999 - Risk
2001 - The World Needs A Hero
2011 - Th1rt3en
2013 - Super Collider
TEMPLE OF
BRUTALITY
2005 - Lethal Agenda
BAND LAMPAU
ANGELS OF BABYLON
Bass
2010 - Kingdom Of Evil
AVIAN
Bass (2005)
F5
Bass (2004-2010)
2005 - A Drug For All Seasons
2008 - The Reckoning
FALLEN ANGELS
Bass (1983)
KILLING MACHINE
Bass
2006 - Metalmorphosis
MUSISI TAMU
AVIAN
2005 - From The Depths Of Time (Bass)
DREAM THEATER
2007 - Systematic Chaos (Spoken Words on
"Repentance")
GUS G
2014 - I Am The Fire (Bass on "Vengeance")
MALICE
1987 - Licence To Kill (Backing Vocals on "Licence
To Kill" and "Chain Gang Woman")
MEMORAIN
2012 - Evolution (Bass on "Rules Of Engagement"
and "A New Era")
2013 - Seven Sacrifices (Bass on "Seven
Sacrifices")
SOULFLY
2004 - Prophecy (Bass on "Prophecy",
"Defeat You", "Mars", "I Believe" and "In
The Meantime")
THE ALIEN BLAKK
2006 - Modes Of Alienation (Bass)
2010 - Becoming (Bass on "I Tried You")
TIM
"RIPPER" OWENS
2009 - Play My Game
(Bass on "To Live Again")
WARMACHINE
2005 - The Beginning Of The End (Bass on
"Betrayed", "Empty", and "Taunted Souls")
LIVE
SOULFLY
Bass (2006)
TIM
"RIPPER" OWENS
Bass (2009)
RUPA-RUPA
AVIAN
2005 - From The Depths Of Time (Co=Producer)
HELSTAR
1995 - Multiple Of Black (Producer)
WARMACHINE
2005 - The Beginning Of The End (Producer)
Sumber : Wikipedia, Majalah Gitar Plus, Metal Archives
Tidak ada komentar:
Posting Komentar