Laman

Kamis, 20 April 2017

ATAUW




Dilahirkan di Pontianak, Kalimantan Barat pada 19 April 1952 merupakan anak ketiga dari pasangan orangtua bernama Sukotjo dan Ratna, dan yang diingatnya sangat berkesan adalah berenang di Sungai Kapuas bersama sahabat-sahabat kecilnya.

Bagi generasi penikmat musik pop 80an Atauw dikenal sebagai gitaris band Lolypop yang dibentuk Rinto Harahap sebagai homeband bagi semua artis musik pop yang merilis album pada label Lolypop milik Rinto Harahap itu, mulai dari Eddy Silitonga, Rita Butar Butar, Diana Nasution, Victor Hutabarat, Christine Panjaitan hingga Iis Soegianto. Pola permainan gitarnya khas terutama menghasilkan nada-nada yang merayu dan mendayu.

Tapi untuk generasi penikmat musik era 70an terutama hingar bingar musik rock, maka sosok Atauw ini selalu disebut sebagai impersonator dari Ritchie Blackmore gitaris Deep Purple yang kemudian membentuk Rainbow. Lewat grup rocknya bernama Equator Child, Atauw yang kemudian dikenal dengan nama Achmad Taufik setelah memilih masuk Islam, itu terlihat jelas banyak dipengaruhi gaya permainan gitar Ritchie Blackmore yang saat itu dielu-elukan sebagai salah satu gitaris rock papan atas yang memiliki pesona tersendiri.


Equator Child yang didukung oleh Atauw (gitar), Jimmy Wemay (drums), Joseph (bass),J usuf (gitar) dan Imron (vokalis) ini terbentuk di kota Pontianak, ibukota provinsi Kalimantan Barat yang dijuluki kota Khatulistiwa. ”Makanya band kami ini dinamakan Equator Child, artinya anak kota khatulistiwa” urai Atauw.

Sejak awal 70an Equator Child selalu membawakan lagu-lagu Deep Purple di sekitar Pontianak hingga Singkawang. Alhasil Equator’s Child menjadi band kebanggaan Pontianak saat itu.

Tak lama berselang disekitar tahun 1974 Equator’s Child lalu menembus Jakarta. Mereka tetap memainkan repertoar Deep Purple semirip mungkin.Equator’s Child mulai tampil di Taman Ria Senayan Jakarta .”Seingat saya kami dulu dibayar sekitar Rp 75 ribu” kenang Atauw yang memiliki atrkasi panggung atraktif mengikuti gaya Ritchie Blackmore. 

“Cuma saat itu saya masih belum memiki keberanian menghancurkan gitar Fender saya seperti yang dilakukan Ritchie Blackmore” ungkap Atauw.

Tapi toh, saya sempat terkejut ketika di sekitar tahun 1998 Atauw dengan gagah berani menghancurkan gitar Fendernya sampai patah dua. Ini serius. Kejadiannya berlangsung di Waroeng Kemang yang terdapat di Jalan Kemang Raya Jakarta Selatan. Saat itu, saya masih bekerja di radio M97FM Classic Rock Station dan kami tiap bulan bikin acara yang diberi nama Legend of The Month dengan menampilkan karya-karya band-band classic rock era 70an. Suatu ketika radio saya memilih tema Legend Of The Month nya adalah sosok gitaris Ritchie Blackmore yang di era 70an dikenang publik saat bergabung dalam band Deep Purple hingga Rainbow. Kami lalu meminta Jelly Tobing dkk untuk mengisi acara Tribute To Ritchie Blackmore ini. Jelly lalu menghadirkan dua gitaris sebagai impersonator Ritchie Blackmore yaitu Donny Suhendra dan Atauw. Diluar dugaan penampilan Atau membawakan lagu-lagu Deep Purple dan Rainbow sangat memukau para penonton yang memadati ruangan Waroeng Kemang. Lalu tanpa disangka-asangka Atauw saat bersolo gitar,mulai membanting gitar Fendernya ke lantai panggung. Menginjak-injak fretnya berulang ulang dan kemudian mengangkat gitar tersebut seraya membenturkan leher gitar ke bibir panggung. Gitar Fender itu lalu patah berkeping-keping. Sorak sorai penonton membahana membarengi atraksi penghancuran gitar ala Ritchie Blackmore yang dilakukan Atauw. Sadis nian. (Denny Sakrie).

Usai pertunjukan Atauw buka rahasia bahwa sebelum naik panggung dia telah mengganti leher gitar Fendernya dengan leher gitar imitasi. ”Jadi saya tetap masih memiliki gitar Fender kesayangan saya” ucapnya sambil tersenyum.

Di paruh era 70an Rinto Harahap mengajak Atauw mendukung band Lolypop. Atauw lalu mengajak rekannya dari Equator’sChild yaitu drummer Jimmy Wemay. Ditambah dengan masuknya Adhi Mantra, keyboardis Golden Wing, band rock asal Palembang, Lolypop lalu berkibar sebagai band pop yang tugasnya mengiringi artis-artis yang dikontrak Lolypop Record.


Pada 1988 Deddy Dores (Giant Step, Superkid, God Bless) mengajaknya terlibat di supergroup Lipstick bersama Jelly Tobing (Giant Step, Superkid), Harry Soebardja (Giant Step). Lipstick menghasilkan tiga album yaitu Sinarilah (1988), Langkah Raksasa (1989) dan Angelina (1990). Atauw juga terlibat dengan Jawara Band dengan personel Dody Katamsi, Tony, Eddy Daromi, Jelly Tobing dan Harto.

Saat ini Atauw hidup bersama istrinya, Cucu Sundari atau dikenal sebagai Cucu Kardi yang juga mantan seorang penyanyi asal Bogor yang sudah menghasilkan album Kapankah. Masih dikenangnya adalah saat pertemuannya dengan istrinya, saat itu Atauw sedang menggarap album Cucu Kardi di studio Remaco yang diproduseri Istana Musik. Kini mereka bahagia bersama buah hati mereka: Erwin Taufiq, Muhammad Fikri, Fikandari dan dua cucunya, Salwa dan Chaca.

Atauw tidak pernah mati beraktivitas, diakuinya dia sampai hari ini masih melakukan pertunjukan di daerah dan mengaransemen musik album-album para penyanyi papan atas Indonesia diluar artis Lolypop antara lain: Ade Manuhutu (Purnama), Adi Bing Slamet (Purnama), Anggun C. Sasmi (Billboard), Astri Ivo (Insan), Betharia Sonatha (Musica) dan banyak lagi. Atauw menambahkan bahwa dari 2006 hingga kini masih menggarap album Yohanna Mandarin dan melibatkan Hasan Karman, mantan walikota Singkawang (Kalbar) & lagu Padang oleh Gamawan Fauzi (sebelum menjadi Mendagri). Bahkan Atauw setiap tahun menggarap album Mandarin milik Wang Ie Ling dengan delapan album yang sudah dihasilkannya begitu pula penyanyi Calvin Chiu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...