Laman

Minggu, 09 Juli 2017

LUDWIG LEMANS




PRIA berperawakan jangkung itu mengenakan kaos v neck dan dipadu jins biru. Busana itu serasi dengan wajah indonya yang gagah. Ludwig Lemans, demikian nama pria itu. Dia warga negara Belanda, meski lahir di Surabaya. Profesinya musikus tulen. Mungkin tak banyak yang kenal dia. "Halo, selamat datang," ujarnya ramah menyambut kami, di sebuah rumah di kawasan Cinere, Depok, Senin (29/6/2015) lalu. Di rumah itu Lemans sebenarnya juga cuma tamu. Rumah tersebut milik koleganya yang juga musikus, Achmad Albar, vokalis sekaligus pentolan band rock God Bless.

Kehadiran Lemans di rumah itu dalam rangka berlibur. Dia datang bersama istrinya, Iveta, dan putra mereka, Justine, yang berusia 18 tahun. Lemans yang lahir di Surabaya, 8 Juli 1949, sudah hijrah ke Belanda sejak 1958. Mereka ingin jalan-jalan mengunjungi Bali dan daerah-daerah lainnya di Tanah Air. Hari itu merupakan hari terakhir sebelum dia kembali bertolak ke Belanda.

Lemans dan Iyek, demikian Achmad Albar kerap disapa, merupakan sahabat lama. Bahkan, Lemans ikut mendirikan God Bless. Dialah gitaris pertama band itu sebelum digantikan Ian Antono. Saat mendengar dia akan datang ke Jakarta, kami sepakat membuat janji wawancara.


Kata Lemans, dia kenal Iyek di Belanda sejak lama. Saat itu akhir 60-an, dia bermain sebagai gitaris di band bernama The Road, sedangkan Iyek merupakan vokalis Take Five. Pada awal 70-an, Iyek membentuk Clover Leaf. Melihat gaya bermain Lemans, Iyek ingin mengajaknya bergabung ke band-nya. Gayung pun bersambut. "Pada 1970 kami mengadakan pertemuan. Gitaris Clover Leaf juga teman saya. Dari pertemuan itu kami sepakat untuk bertukar band dengan senang hati. Akhirnya saya bergabung dengan Clover Leaf dan rekaman," kenang Lemans.

Sekitar dua tahun berjalan, Clover Leaf pecah karena personel lainnya memilih untuk bermain pop, sedangkan Lemans dan Iyek lebih suka untuk bereksplorasi dengan rock dan sedikit progresif. Akhirnya, di akhir tahun 1972, Iyek mengajak Lemans untuk ke Jakarta dan mengembangkan musik kreasi mereka berdua. Di sinilah cikal-bakal God Bless terbentuk.


Film Jenderal Kancil sebagai garansi buat saya yang diberikan oleh Iyek. Katanya, kami punya modal untuk berkarya lewat popularitas Iyek saat itu. Akhirnya kami pergi ke Tebet pada 1972. Padahal, saya kira tanpa jaminan itu pun saya akan ikut dengan Iyek ke Jakarta karena dia orang baik dan memiliki visi musik yang sama," kisah Lemans dengan campuran bahasa Inggris.


Di Jakarta, Iyek mengajak sepupunya, Fuad Hassan (kini almarhum), untuk membentuk band, namanya Crazy Wheels. Personelnya, Iyek (vokalis), Fuad (drumer), Lemans (gitaris), Donny Fattah (basis), serta Deddy Dores (keyboardist). Setahun kemudian, tepatnya pada 5 Mei 1973, mereka berganti nama menjadi God Bless dengan masuknya Yockie Surypoprayogo yang menggantikan Deddy di posisi keyboard. Nama God Bless diambil dari selembar kartu Natal yang tergeletak di meja rumah Camelia Malik (adik Iyek).

Menurut penuturan Lemans, dia pertama kali manggung di Taman Ismail Marzuki. Apresiasi luar biasa didapat band itu, yang kemudian mulai melakukan tur ke beberapa kota seperti Bogor, Bandung, Surabaya, Kediri, dan Tasikmalaya. Sayang, belum lagi genap setahun dan sedang berada di popularitas, Lemans terpaksa harus pulang ke Belanda karena izin tinggalnya habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...