Laman

Rabu, 12 Juli 2017

FAJAR SATRITAMA



Lahir di Jakarta tanggal 11 Juli 1970, perjalanan musiknya diawali sebagai drummer di Cynomadeus pada 1990 bersama Iwan Madjid, Todung Pandjaitan, Eet Sjahranie & Arry Safriadi. 

Dengan dukungan JEPS Record pada tahun 1990, di bawah pimpinan Sofyan Ali, seorang promotor dan produser dengan revolusi besarnya di sejarah industri musik Indonesia, Cynomadeus merilis albumnya dengan judul Cynomadeus. Merupakan salah satu dari judul lagu di album tersebut yang disepakati personel band sebagai ilustrasi dari terbentuknya Cynomadeus.


Posisinya sebagai drummer  semakin menanjak saat tergabung dalam grup Edane (1991 hingga sekarang). Di samping sebagai drummer EdanE, beliau juga aktif sebagai session player (a.l. dengan Kantata Revolvere, Arry Aliansi Project, Rock Star Conspiracy, Once, Nicky Astria, Jockie S, Lilo, Pay, Thomas GIGI, Symphony, Iwan Madjid, Stephan Santoso, Arya Setyadi, Azis Jamrud, Iwan Xavrian, Rifky Battlefield, dll ).


Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Product Specialist Pearl Drum & Zildjian Cymbal (1995-1999) dan Mapex drum clinician (2000-2002). Sejak tahun 2003 sampai saat ini ia menjadi endorser untuk product Tama drum dan Sabian Cymbal. Di tahun 2011, ia mulai menjadi endorser Promark Drumstick & Aquarian Drumhead.


Ia juga terlibat dalam penyusunan buku Panduan Dasar dan Lanjutan I (Drum) yang telah digunakan oleh salah satu lembaga kursus musik. Ia aktif melakukan drum clinic, termasuk dengan drummer-drummer dunia seperti Greg Bissonette, Pat Torpey, Dom Famuralo, Grant Collins & Steve Alexander.


Fajar Satritama bergabung mengisi posisi drum God Bless. Selain kerap ikut tampil manggung bersama God Bless, Fajar berada di kendali drum album terbaru God Bless yang baru saja dirilis, Cermin 7. Bagi Fajar, bergabung bersama God Bless merupakan sebuah kebanggaan.


Di Edane, Fajar bergabung bersama gitaris Eet Sjahranie, sedangkan di God Bless ada Ian Antono. Eet Sjahrani sendiri merupakan mantan personel God Bless. Mengusung musik yang sama membuat God Bless dan Edane tak ubahnya seperti kakak beradik.

Menurut Fajar, baik Eet maupun Ian Antono merupakan gitaris handal di Indonesia. Namun, mereka tetap memiliki perbedaan.


"Eet warna permainan gitarnya bisa dibilang lebih modern, lebih hard bahkan sekarang cenderung ke metal, hahaha," ucap Fajar. "Kalau mas Ian mengedepankan harmoni. Kalau di luar negeri, mas Ian bandingannya mungkin seperti Steve Howe (dari band Yes)," lanjutnya.


Setelah terlibat langsung di dalamnya, Fajar semakin kagum dengan para personel God Bless karena masih mau bermusik meski usianya tak muda lagi. Fajar pun berharap Edane bisa mengikuti jejak God Bless yang kini sudah berusia 43 tahun.

"Saya belajar banyak hal. Walau umurnya sudah 40 tahun lebih, tapi mereka tetap berkarya. Saya benar-benar kagum. Saya dan Edane terinspirasi untuk tetap berkarya lebih dari umur mereka," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...