Laman

Rabu, 19 Juli 2017

IAN STEWART



Posisinya unik, salah satu co-founding father, dipecat karena wajahnya dianggap “terlalu persegi” kemudian menjadi road manager. Sayang, kariernya kemudian terpupus, “napas” di band legendaris ini seperti dihilangkan. Sebagai kibordis, Ian Stewart nyaris tak punya ruang eksplorasi yang memadai, meski ada jejak peninggalan karyanya. 

STU –begitu pemilik nama lengkap Ian Andrew Robert Stewart biasa dipanggil—bukan pemilik darah Inggris tulen. Dia lahir di Kirklatch Farm, Pittenweem, East Neuk, Fife, Skotlandia, 18 Juli 1938. Empat bulan kemudian, orangtuanya kemudian pindah ke Sutton, Surey, Inggris. Tak mau meninggalkan darah Skotlandianya, Stu biasanya menyelipkan aksen uniknya saat manggung.  Bakat berrmusiknya sudah terlihat dari kecil, ketika pada usia enam tahun sudah gape main piano. Makin dewasa, Stu mulai tertarik dan mengembangkan diri bermain di area boogie woogie music, salah satu aliran dalam blues yang muncul di tahun 1930an.

Sebelum akhirnya melahirkan The Rolling Stones, Stu adalah satu-satunya personel yang punya pekerjaan tetap selain ngeband. Stu berkarier di Imperial Chemical Industries.  Yang menarik, ketika itu hanya Stu yang punya telepon meski nebeng  di kantornya. Jadi beberapa kali, dia menerima order manggung lewat teleponnya. “Meja kerjaku  adalah markas The Rolling Stones,” ujar Stu. Bahkan untuk mendukung bandnya, Stu membeli mobil van untuk mengangkut alat-alat band dan personel kalau dapat order manggung.


Oh ya, Stu termasuk pendiri awal. Ceritanya adalah iklan Brian Jones di Jazz News 2 Mei 1962, yang mencari personel untuk membentuk band blues. Setelah Stu, sebulan kemudian bergabunglah Mick Jagger [vokal], dan Keith Richards [gitar], sebelum menyusul Dick Taylor [bass], dan Mick Avory [drum]. Manggung pertama formasi ini di Club Marquee, 12 Juli 1962 dengan nama The Rollin’ Stones [tanpa huruf G –red]. Richard terkesan dengan permainan piano Stu ketika itu. “Aku belum pernah melihat permainan boogie woogie seperti itu sebelumnya,” kata Richards. Sayang personel awal ini tidak awet, Dick Taylor dan Mick Avory hengkang, digantikan oleh Bill Wyman dan Charlie Watts, yang masuk medio Januari 1963.

Nah kemudian muncullah “masalah” ketika manajer awal, Andrew Loog Oldham, mengatakan rahang persegi Stu tidak cocok jadi personel band. Selain itu –masih menurut Oldham—enam orang di band terlalu penuh. Stu ditawarkan untuk jadi road manager dan piano player untuk rekaman saja.

Dari personel “digeser” jadi manajer, tentu akan jadi pertanyaan banyak orang. Tapi Stewart menerimanya dan bersedia menjadi road manager The Rolling Stones. Paling tidak kesempatan untuk menjadi bagian dari band yang ikut dibidaninya ini masih jelas.

MESKI secara kasat mata peran Stewart tak tampak, tapi dalam proses rekaman studio dan beberapa konser panggung, beberapa sentuhan ajaibnya masih bisa disimak. Kalau Anda perhatikan lagu-lagu seperti ‘Honky Tonk Women’, ‘Let It Bleed’, ‘Brown Sugar’, ‘Star Star’ atau ‘It’s Only Rock n’Roll [But I Like it]’. Terakhir, Stu –begitu sapaannya—membantu penggarapan album Dity Work. Namanya masih selalu disebut di setiap album Stones yang lahir antara 1964-1986. Artinya pula, kinerjanya sangat besar di band ini. Sebelum akhirnya memutuskan meniti kariernya diluar Stones.

Stu kemudian bemain dengan banyak band yang musiknya juga berbeda dengan Stones. Dia ‘memarkir’ keahliannya bermain boogie rythm dan lebih banyak eksplorasi sisi blues. Sampai suatu ketika, 11 Desember 1985, Stu tampil bareng band-nya Rockeet 88 di Nottingham, Inggris. Keesokan harinya, Stu merasakan kesakitan di dadanya dan pergi ke spesialis Harley Streets. Sayangnya, sebelum diperiksa lebih jauh,  Stu keburu meninggal dunia di ruang tunggu. Inggris dan The Rolling Stones pun berduka.

Kepergian Stu menyisakan luka yang dalam terhadap personel Stones yang lainnya. Sampai ketika band ini mendapat penghormatan masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame, tahun 1989, semuanya meminta nama Ian Stewart masuk sebagai salah satu personel yang disebut. “Stu adalah satu-satunya orang yang ingin kami buat bahagia,” kata Mick Jagger ketika itu.

Tahun 2011, Ben Waters mengajak semua personel The Rolling Stones, termasuk Bill Wyman yang sudah hengkang, untuk terrlibat dalam album bertajuk Boogie 4 Stu – A Tribute to Ian Stewart [judul terinspirasi oleh lagu Led Zeppelin, ‘Physical Graffiti’ yang dimainkan Stewart]. Selain itu, Ben juga mengajak PJ Harvey  dan Jools Holland untuk terlibat di album ini. Ben Waters adalah seorang bintang muda penganut boogie-woogie. Ketika ide itu muncul, dia sedang tur Eropa dengan Charlie Watts dengan nama project-nya The ABC & D Boogie-Woogie [Ben adalah B, Charlie C, A adalah Axel Zwingenberger dan D adalah Dave Green].

Seperti yang dikatakan Keith Richard dalam otobiografinya, Life, “Permainan piano boogie-woogie Stu, sejatinya adalah satu karakter kuat yang membentuk band ini pertama kali.” Tak heran, sampai sekarang Stu disebut The Sixth One.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...