Laman

Sabtu, 08 Juli 2017

DODO ZAKARIA


Dilahirkan di Jakarta, Indonesia, pada 7 Juli 1960 adalah pemusik dan penulis lagu Indonesia. Karya-karyanya populer pada tahun 1980-an dan 1990-an. Dia adalah pianis yang mumpuni. Dia juga komposer yang andal. Banyak penyanyi yang telah menyanyikan karya-karya Dodo mulai dari genre pop hingga rock sekalipun, seperti Vina Panduwinata, Utha Likumahuwa, Kiki Maria, Dian Pramana Poetra, Deddy Dhukun, Achmad Albar, Nicky Astria, Neno Warisman, Fariz RM, Malyda, Euis Darliah, dan Gito Rollies. Artis lainnya yang juga menyayikan karya almarhum, adalah Deddy Stanzah, Tika Bisono, Lydia & Imaniar, Peter F Gontha, Syaharani, Iis Dahlia, January Christy, Andi Meriem Matalatta, Chrisye, Grace Simon,Emilia Contessa, Irianti Erningpraja, Ismi Aziz, Henry Manuputty, Molluccas, Glenn Fredly, dan Ratu. Sebagian di antaranya menjadi hit besar, seperti "Di Dadaku Ada Kamu" dan "Kumpul Bocah" melalui Vina Panduwinata maupun "Esokkan Masih Ada" dan "Mereka Bukan Kita" dari Utha Likumahuwa.

Denting dan alunan musik telah menyita perhatian Dodo Zakaria sejak kecil. Instrumen piano yang elegan merupakan tambatan hati Dodo dalam bermusik. Dodo tak hanya menyukai musik klasik, tapi juga menyimak pop, rock, bahkan yang beraroma tradisional. Dodo ikut bergabung dalam Bina Musika yang diasuh oleh Agus Rusli dan Obby. Dalam Bina Musika, Dodo lalu tergabung dalam sebuah Combo Band yang sempat tampil secara berkala di TVRI. Formasi Combo Band ini adalah Dodo Zakaria (keyboard), Erwin Gutawa (bass,piano), Yoyok (saxophone), dan Cendy Luntungan (drum).

Ketika masih duduk di bangku SMP, dia telah diajak bergabung dalam grup rock asal Malang, Ogle Eyes, yang didukung almarhum Mickey Michael Merkelbach dan Lexy Rumagit. Dodo memang juga sangat menyukai musik rock. Ia pun sangat mengagumi jago keyboard, seperti John Lord dari Deep Purple, hingga Keith Emerson dari Emerson Lake & Palmer.

Tak hanya rock, Dodo pun mulai mencicipi musik jazz dengan bergaul dalam komunitas Jopie Item, Abadi Soesman, Wempy Tanasale, Alex Faraknimela, dan Karim Suweilleh. Saat itu ia bergabung bersama Emmand Saleh (gitar), Opop (drum), serta Roedy Damhudi (vokal).

Ketika manggung di klab LCC, tiba-tiba Dodo dikunjungi pemusik Billy J. Budiardjo yang saat itu tengah mencari seorang pianis untuk mendukung album perdana Ebiet G.Ade pada tahun 1978, karena Ebiet pada saat itu mencari seorang pianis yang memiliki nuansa klasik. Dan, setelah melihat permaianan pianonya, Ebiet langsung merasa cocok. Permainan akustik piano yang bening pada lagu "Berita Kepada Kawan", "Camellia I", dan "Lagu untuk Sebuah Nama" milik Ebiet G Ade, maka itulah permainan piano Dodo Zakaria.

Sejak saat itulah, Dodo mulai banyak tampil sebagai pianis, arranger, bahkan komposer pada sederet artis yang bernaung di bawah bendera Jackson Records & Tapes, seperti Kiki Maria, Vina Panduwinata, Utha Likumahuwa, Franky & Jane, Henry Manuputty, Dian Pramana Poetra.




Menguak dasawarsa 80-an, Dodo kembali terkait dalam sebuah grup band bernuansa jazz rock dengan dominasi alat tiup yang kemudian diberi nama Drakhma. Drakhma yang diambil dari nama mata uang Yunani ini terdiri dari Dodo Zakaria (keyboard), Dani Mamesah (drum), Ricky Basuki (vokal), Rudy Gagola (bass), Giedon Tengker (gitar), Wawan Tagalos (trombone,flute), Chalik (saxophone) dan Eddy (trumpet), serta sederet penyanyi latar wanita: Rieta Amelia, Uce Anwar, Christine Budiardjo, Daisy Maengkom, dan Eva Diana Sari. Kelompok ini sempat merilis tiga album masing-masing bertajuk Hari Esok, Citra Bahagia, dan Tiada Kusadari.

Sayangnya, memasuki 1985 formasi Drakhma yang juga sempat didukung Jelly Tobing dan Ekki Soekarnoini mengalami keretakan. Dani Mamesah dan Ricky Basuki membentuk kelompok Niagara. Rudy Gagola dan Rieta Amelia bersolo karier, dan Dodo Zakaria diajak bergabung dalam grup rock God Bless. Sayangnya, ketika bergabung bersama Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, dan Teddy Sujaya, God Bless lebih sering menyanyikan lagu-lagu mancanegara milik Def Leppard, Kiss, Bon Jovi, Van Halen, Autograph, Opus, dan lain sebagainya. Karena tak memiliki aura kreatif dalam berkarya, Dodo akhirnya mengundurkan diri dari God Bless.



Dodo akhirnya memang lebih intens dalam berkarya. Lagu-lagunya kian banyak dinyanyikan penyanyi era 80-an hingga 90-an. Ia pun ikut aktif tergabung dalam wadah Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Penata Musik Indonesia (PAPPPRI). Kepeduliannya terhadap perkembangan musik pop Indonesia telah pula diwujudkannya dalam kompetisi bertajuk Indonesia Song Festival 2006 (Insof) yang digagasnya untuk menjaring bakat-bakat baru dalam dunia karya cipta lagu Indonesia. 



Bulan Juli 2007, Dodo divonis menderita kanker usus dan telah menjalani 3 kali operasi operasi usus dan empedu. Bahkan tepat pada Hari Raya Idul Fitri 1428 H (13/10), pengurus Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta lagu, dan Penata Musik Indonesia itu menjalani operasi untuk keempat kalinya. Operasi tersebut berlangsung selama tujuh jam di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta.

Pada hari Senin, 22 Oktober 2007, sekitar pukul 14.45 WIB, Dodo Zakaria meninggal dunia dalam usia 47 tahun di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Dia meninggalkan seorang putri, Viola Octavanya (23 oktober 1992), hasil pernikahannya dengan mantan penyanyi Dian Mayasari yang bercerai pada 1996.

1 komentar:

  1. Mereka Bukan Kita, karya Dodo Zakaria ..
    https://www.youtube.com/watch?v=cm_ObGkliWQ

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...