Dilahirkan
pada 10 Desember 1946 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama lengkap Syech Zainal
Abidin.
"Saya mengagumi Mitch Mitchell,
Ian Paice dan John Bonham," tukas Syech Abidin.
Kiprah
sebagai anak band Syech Abidin dimulai saat bergabung sebagai drummer
band Nefoni pada paruh dasawarsa 60an, disaat dunia tengah dilanda wabah
British Invasion. Hingga akhirnya Ucok Harahap mengajak Syech Abidin bergabung
dengan band rock yang dibentuknya pada 23 Mei 1967 dengan nama AKA yang
merupakan akronim dari Apotik Kaliasin dengan formasi Ucok Harahap (vocal utama,
keyboard), Syech Abidin (drums), Sunatha Tandjung (gitar) dan Peter Waas (bass)
yang kemudian digantikan Lexy Rumagit dan muncul Arthur Kaunang di tahun 1969.
Dengan
masuknya bassis Arthur Kaunang, pamor AKA semakin bersinar. Syech sendiri
seperti menemukan soulmate ketika permainan drumnya selalu terjalin ritmik dan
harmonis dengan permainan bass Arthur Kaunang. AKA formasi 1969 inilah yang
kemudian mulai masuk ke studio rekaman dan menghasilkan beberapa album pada
label Indra RecordS Surabaya dan di tahun 1974 AKA akhirnya dikontrak Remaco,
label rekaman terbesar di Indonesia di era 70an. Jika di panggung AKA selalu
tampil dengan atraksi-atraksi teaterikal yang ekstrem, sebaliknya ketika merekam
album AKA banyak melakukan kompromi antara lain dengan membawakan lagu-lagu
dengan nuansa pop yang kuat.
Salah
satu hits terbesar AKA yang saat itu kerap diputar di radio-radio adalah “Badai Bulan Desember” maupun “Akhir Kisah Sedih” , keduanya
adalah pop ballad yang dinyanyikan Syech Abidin. Banyak yang mencibir AKA
karena dianggap menyimpang dari genre musik rock yang telah ditegakkan sejak
terbentuk pada akhir era 60an, namun AKA jalan terus. AKA bersikap mengambil
jalan tengah secara 50-50, dalam arti memainkan musik rock tapi diimbangi
dengan menulis lagu-lagu pop yang melankolia. Saat bergabung pada label Remaco
Jakarta, AKA malah merilis album-album jualan
Pop Melayu, Pop Jawa hingga Qasidah Modern. Suara Syech Abidin yang
merdu merayu yang banyak terdengar dari album-album AKA yang lebih memihak ke
arah komersialisme itu. Bahkan dalam album AKA Qasidah Modern, hampir semua
lagu dinyanyikan oleh Syech Abidin seperti Rukun Islam dan Pembawa
Cahaya.
Jason
Connoy, anak muda Toronto Kanada yang memiliki label kecil Strawberry
Rain terobsesi untuk menampilkan AKA sebagai band rock yang sesungguhnya. Jason
lalu menyeleksi lagu-lagu AKA yang terdapat dalam 8 album yaitu album Do What
You Like (1970), Refelection (1971), Crazy Joe (1972), Sky Rider (1973), Cruel
Side of Suez War (1974), Mr. Bulldog (1975), Pucukku Mati (1977) dan AKA In
Rock (1979) terutama yang memiliki karakter rock yang kuat seperti Suez War, Do What You Like ?, Reflection,Glenmore,
Shake Me, Cruel Side, We’ve Gotta Work It Out, Groovy, Mr Bulldog, Sky Rider, Open
Door hingga Crazy Joe.
Lagu-lagu
AKA yang bernafas rock itu lalu dikemas dalam kompilasi bertajuk “AKA Hard Beat” dan dirilis Strawberry
Rain Record pada tahun 2011. Diluar dugaan ternyata album kompilasi AKA ini
mendapat review positif di media cetak maupun media online diantaranya Mojo
Magazine,Record Collector hingga situs musik ternama All Music Guide yang
menuliskan komentar : Still,
it was all very intriguing while it lasted, and while these cultural
curiosities and sporadic thrills aren’t enough to elevate AKA’s legacy to the
same level as the great names in ‘70s hard rock,Hard Beat ,nertheless delivers
a mind-blowing document for previously unaware occidental ears.
Akhir
1975 Syech Abidin bersama Arthur Kaunang dan Sunatha Tanjung memproklamirkan
trio SAS setelah setelah
AKA mengalami hibernasi lantaran Ucok Harahap lebih banyak berkonsentrasi di
luar kegiatan AKA.
Album pertama SAS, "Baby Rock", yang diluncurkan pada 1976, sangat kental dengan pengaruh British Rock. Album terakhir SAS adalah Metal Baja (1993).
Sejak 1994, aktivitas musik SAS praktis berhenti. Salah satu penyebabnya adalah karena Soenata memutuskan beralih profesi menjadi seorang penginjil. Menurut pengakuan Arthur, SAS (juga AKA) secara resmi belum bubar. "Apalagi penggemar kami masih banyak," kata Arthur.
AKA sempat mengeluarkan sebuah single berjudul "Puber Kedua" pada 1997 dengan Ian Antono sebagai gitaris.
Syech
Zainal meninggal dunia pada 9 November 2013 akibat serangan jantung di Jln.
Siaga Swadaya No. 47 Jakarta Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar