Grup
musik SAS didirikan pada akhir 1975 dan beranggotakan: Soenata Tanjung (gitar), Syech Abidin (drum), Arthur Kaunang (bass, &
vokal, ayah dari Tessa Kaunang). Nama grup ini adalah singkatan huruf
depan nama masing-masing anggotanya.
Awalnya bukan SAS, tapi AKA.
Kelompok ini didirikan 23 Mei 1967 di Surabaya oleh Sonata, Artur dan Syech
plus Ucok Harahap. AKA inilah yang melejitkan nama Ucok sebagai salah satu
musisi rock yang kerapkali menyajikan atraksi panggung gila-gilaan. Ucok sering
membawa kelinci hidup dan menyedot darahnya di atas panggung. Kelak, Ucok juga
beken dengan Duo Kribo bersama Ahmad Albar.
Sayang, kuartet AKA ini akhirnya
bubar karena Ucok memilih bersolo karir –meski tetap dikenal dengan Ucok AKA. Namun
tiga personil sisa, membentuk kelompok baru, SAS, yang merupakan kependekan
dari nama depan mereka. SAS inilah yang kemudian melambungkan nama Sonata Tanjung,
Artur Kaunang, dan Syech Abidin sebagai senior rock.
Perpaduan Artur Kaunang sebagai
basis (meski tangannya kidal), Syech Abidin (dram), dan Sonata Tanjung (gitar),
betul-betul mengagetkan komunitas rock di Indonesia. SAS merekam album
pertamanya Baby Rock tahun 1976. Album ini menembus sampai Australia. Arthur
memberi pengaruh yang kenal pada SAS sehingga grup tersebut lebih condong ke
jenis musik cadas atau underground macam Led Zeppelin hingga Grand Funk.
Beberapa lagunya seperti Nirwana,
Sansekerta, (1983) hingga Badai Bulan Desember, betul-betul menjadi “lagu
wajib” musisi rock tahun 70an. Padahal tahun itu, kompetitor SAS cukup banyak
juga. Selain Ucok AKA dengan Duo Kribonya, ada The Rollies, God Bless, sampai
model Koes Plus, D’Loyd aau Panbers. Tapi toh SAS punya penggemar sendiri yang
cukup fanatik.
SAS kemudian merekam beberapa album
seperti Baby Rock (1976), Bad Shock (1976), SAS Vol. III (1977), Lapar (1977),
Sentuhan Cinta (1978), Exception (1978), Kasmaran (1979), SAS (1980), SAS
(1981), Sansekerta (1984), Episode Jingga (1986), Sirkuit (1987), Metal Baja
(1993), The Best of SAS, SAS 20 Golden Hits.
Kemudian terjadi “perubahan hidup”
diantara personilnya. Hingga hanya Artur Kaunang saja yang masih eksis di dunia
rock. Bubar? Sampai detik ini belum ada kata bubar dari personilnya. Tapi
seperti yang dikatakan Sonata Tanjung ketika menjadi Hamba Tuhan, kalau SAS
ingin lanjut, mereka harus cari personil baru untuk menggantikannya. Pilihan
inilah yang tampaknya berat, karena SAS memang tumbuh dan besar dengan tiga
personil tersebut.
Artur Kaunang sendiri saat ini
sedang merencanakan untuk merekam lagu-lagu lama SAS tapi dalam bentuk master.
Beberapa studio yang punya master SAS adalah Golden Hand dan Nirwana Record.
Selain itu, meski tak terekspos
media, Artur masih sering menjadi bintang tamu atau EO acara-aara musik. Pernah
dia menampilan Ucok AKA dan Achmad Albar serta Andy /rif dalam satu panggung.
Artur juga membantuk band untuk keperluan panggung yang diberi nama Artur
Kaunang Band. Personilnya antara lain: Herdi (gitar), Rudy Zabrix (gitar), Budi
Blank (bas) dan Fery Zabrix (drum). Mereka sempat unjuk gigi di pentas musik
Pekan Raya Jakarta (PRJ) beberapa waktu lalu.
Artur juga sering membantu menangani
musik beberapa penyanyi baru. Seperti misalnya menjadi produser untuk Endi
Xirang. Atau seperti pernah mengorbitkan Ita Purnamasari lewat Penari Ular
tahun 90-an.
Duka menyelimuti dunia musik tanah
air. Drummer kenamaan yang turut menggiring dua grup band, AKA dan SAS menjadi legenda, Syech
Abidin harus pergi untuk
selamanya.
Syech
Abidin berpulang pada hari Sabtu (9/11),
pukul 18.30 WIB. Melalui broadcast message dan juga sosial media, kabar duka
ini disebarkan. Doa pun dipanjatkan banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar