Berikut sebuah cerita perjalanan Equator Child (EC), sebuah band yang berasal dari Pontianak dan
kiprahnya di Ibukota. Di kota asalnya, mereka merupakan rajanya band setempat
dengan gitaris andalan Atauw, yang kesohor dengan kecepatan jari
jemarinya memetik gitar. Sehingga Atauw sering di juluki Ritchie Blackmore-nya
Indonesia. awalnya beranggotakan Atauw
(gitar), Joseph (bass), Jusuf (gitar pengiring), Jimmy Wemay (drums), dan Imron (vokal).
EC juga bangga bisa mengiringi artis penyanyi ibukota yang
show di Pontianak, namun lama kelamaan Atauw merasa kalau terus berada di
Pontianak EC cuma jadi band jago kandang. Lalu mereka hijrah ke Jakarta. Namun
tidak sebagus harapan mereka yang cepat dapat tawaran show di Taman Ria, Monas,
TIM Cikini atau Istora Senayan, Akhirnya AtEquator Child (EC)auw menggiring EC masuk kelab malam Blue Moon di
seputaran Hayam Wuruk, Jakarta Pusat selama 1 bulan percobaan. Karena
penampilannya bagus, EC diperpanjang kontraknya untuk mengiring tamu berdansa
selama 3 bulan.
Menjelang memasuki bulan ketiga di Blue Moon, terjadi
pertentangan dikalangan musisinya. Imron sebagai vokalis keberatan kalau terus
menerus menjadi anak band yang melihatnya cuma para hostess dan
tamu-tamu Blue Moon."Kalau hanya main di night club, buat apa
jauh-jauh ke Jakarta, di Pontianak hampir tiap malam EC main dari kelab ke
kelab malam lainnya," keluh Jusuf.
Atauw menangkis tuduhan teman-temannya, bahwa EC juga pernah
show di Taman Ria, Monas serta mendampingi Panbers show di Semarang.
"Equator Child sudah bagus bisa dikontrak Blue Moon. Kalau tidak, kita mau
punya uang dari mana lagi?"
Apa yang dikatakan Atauw dibenarkan oleh semua personel EC.
"Tapi diam-diam Atauw suka jalan sendiri. Dia sering menjadi gitaris kalau
ada penyanyi rekaman. Mestinya Atauw ajak EC yang mengiringi penyanyi-penyanyi
itu. Kami yakin produsernya mengenal EC," timpal Imron. "Bagaimana
saya bisa mengajak EC untuk rekaman, produsernya cuma minta saya sendiri. Dan
saya tidak pernah meninggalkan tugas sebagai gitaris EC," sahut Atauw.
Karena tak ada kata sepakat, akhirnya EC mengambil keputusan
untuk jalan sendiri-sendiri setelah kontraknya di Blue Moon berakhir.
"Jimmy Wemay, Jusuf dan Josef memilih pulang kandang ke Pontianak. Atauw
melanjutkan karirnya sebagai gitaris studio rekaman. "Sebetulnya saya
menolak untuk terus-terusaan di studio. Tapi karena semua kebutuhan saya
dijamin. Mau tak mau saya harus memilih mana yang terbaik. Saya bersikap
profesional saja.”
Imron yang bercita menjadikan EC sebagai band panggung musik
rock lantas mengajak Frans Wemay adik Jimmy Wemay yang sengaja datang ke
Jakarta. Kemudian ia mengontak Emmand Saleh gitaris BigMan Robinson yang saat
itu kelimpungan ditinggal cukong. Emmand setuju bergabung asal EC mau merubah
warna musiknya menjadi rock & blues. Imron pun setuju. Emmand kemudian
mengajak Donny Gagola bassis Fancy Jr, serta Ibhunk sobat lamanya semasa gabung
di Hips sebagai pemain keyboard.
Berkat hubungan baiknya dengan beberapa orang di Jakarta
Emmand berhasil mendapatkan cukong baru untuk peralatan musiknya. Karena
peralatan musik yang ada sudah ketinggalan jaman."Bagaimana bisa jadi band
hebat, kalau peralatan musiknya rongsokan,"kata Emmand.
Pendek kata pada waktu itu, dibawah komando Letkol Sjarief
Hasyim yang menyediakan peralatan baru, Equator Child siap meramaikan blantika
panggung musik di Jakarta./ Buyunk
(Newsmusik, 19/12/2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar