Salah satu gitaris rock and roll terbaik sepanjang masa,
Erick Patrick Clapton lahir pada 30 Maret 1945 di Ripley, Surrey, Inggris. Ibu
Clapton, Patricia Molly Clapton, berusia 16 tahun pada saat kelahirannya;
ayahnya, Edward Walter Fryer, adalah seorang tentara Kanada berusia 24
tahunyang bermarkas di Inggris selama PD II. Fryer kembali ke Kanada, dimana
dia telah menikah dengan wanita lain, sebelum kelahiran Clapton.
Sebagai seorang ibu tunggal remaja, Patricia Clapton
belum siap untuk membeesarkan seorang anak sendirian, maka ibu dan ayah
tirinya, Rose dan Jack Clapp, membesarkan Clapton seperti anak sendiri.
Walaupun mereka tidak pernah secara hukum mengadopsinya, Clapton tumbuh dibawah
anggapan bahwa kakek-neneknya adalah orangtuanya dan bahwa ibunya adalah kakak
perempuannya. Nama terakhir Clapton datang dari kakeknya, ayah Patricia,
Reginald Cecil Clapton.
Clapton tumbuh di sebuah rumah yang sangat musical.
Neneknya adalah seorang pianis terampil, dan ibu serta pamanya menikmati musik
big-band. Diluar mereka, ayah kandung Clapton adalah juga seorang pianis
berbakat yang bermain di beberapa band dansa saat bermarkas di Surrey. Sekitar
usia 8 tahun, Clapton mendapati kebenaran yang membuatnya terkejut bahwa
orang-orang yang dia percayai sebagai orangtuanya sebenarnya adalah
kakek-neneknya dan bahwa wanita yang dia anggap sebagai kakak perempuanya
adalah ibunya. Clapton kemudian mengenang, “kebenaran menimpa saya, bahwa saat
paman Adrian bercanda menyebut saya bajingan kecil, dia berkata sebenarnya.”
Clapton muda, adalah seorang murid yang baik dan bocah
lelaki yang ramah, tumbuh dengan biasa dan teratur dan kehilangan semua
motifasi untuk melakukan pekerjaan sekolahnya. Dia mendeskripsikan sebuah
moment tak lama setelah mempelajari berita tentang orangtuanya: “saya sedang
bermain dengan rekaman nenek saya, dengan cermin kecil, dan saya melihat diri
saya di dua cermin untuk pertama kalinya dan saya tidak tahu tentang kamu tapi
seperti mendengar suara anda di sebuah mesin rekaman untuk pertama kali… dan
saya sangat bingung. Saya melihat dagu dan luka dan hidung yang patah dan saya
pikir hidup saya berakhir.” Clapton gagal dalam ujian saat berusia 11 tahun
yang menentukan tujuan ke sekolah kedua. Namun, dia memperlihatkan bakat tinggi
dalam seni, maka pada usia13 tahun dia mendaftar di cabang seni dari thr
Holyfield Road School.
Pada saat itu, tahun 1958, rock and roll telah meledak ke
kancah musik Inggris; untuk ulang tahunnya yang ke 13, Clapton meminta sebuah
gitar. Dia menrerima sebuah Hoyer buatan Jerman yang murah, dan menemukan
kesulitan dengan gitar bersenar baja dan sakit untuk dimainkan, dia kemudian
menyimpannya. Pada usia 16 tahun, dia diterima ke Kingston College of Art
dengan satu tahun percobaan; disanalah, dikelilingi oleh remaja dengan rasa
musik yang serupa dengan miliknya, Clapton benar-benar memainkan alat musik
itu. Clapton terutama mengambil gitar blues yang dimainkan oleh para musisi
seperti Robert Johnson, Muddy Waters dan Alexis Korner. Nama terakhir
menginspirasi Clapton untuk membeli gitar listrik pertamanya – masih langka di
Inggris.
Saat di Kingston juga bahwa Clapton menemukan sesuatu
yang hampir menjadi sebuah dampak besar pada hidupnya seperti gitar; minuman.
Dia mengingat bahwa pertama kali dia mabuh, pada usia 16 tahun, dia bangun
sendirian dalam hutan, terkena muntahan dan tanpa uang sedikitpun. “saya tidak
bisa menunggu untuk melakukan itu semua lagi,” Clapton mengingat. Tidak
mengagetkan, Clapton dikeluarkan dari sekolah setelah tahun pertamanya.
Dia kemudian menjelaskan, “bahkan saat anda pergi ke
sekolah seni, itu bukan hanya kemah hari libur rock ‘n’ roll. Itu sesuatu yang
sangat mengagetkan. Saya selalu berada di pub atau memainkan gitar.” Selesai
dengan sekolaj, pada 1963 Clapton mulai berkumpul di sekitar West End of London
dan mencoba masuk ke industri musik sebagai seorang gitaris. Tahun itu, dia
bergabung dengan band pertamanya, The Roosters, tapi mereka bubar setelah hanya
satu bulan. Berikutnya dia bergabung dengan Casey Jones and The Engineers yang
berorientasi pop tapi merninggalkan band setelah beberapa minggu. Pada titik
ini, beleum bisa hidup dari musik, Clapton bekerja sebagai seorang buruh di
situs bangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Telah menjadi salah satu gitaris yang paling dihormati di
seputaran klub West End, pada Oktober 1963 Clapton menerima sebuah undangan
untuk bergabung dengan band yang bernama the Yardbirds. Dengan The Yardbirds,
Clapton merekam hit komersil pertamanya, “Good Morning Little School Girl” dan
“For Your Love,” tapi dia kemudian menjadi frsutrasi dengan sound pop komersil
band dan meninggalkan grup pada 1965. Dua gitaris muda yang menggantikan
Clapton di The Yardbirds, Jimmy Page dan Jeff Beck, juga pada akhirnya menjadi
gitaris rock terbesar dalam sejarah.
Kemudian pada 1965,Clapton bergabung dengan band blues
John Mayall & the Bluesbreakers, tahun berikutnya merekam sebuah album
berjudul The Bluesbreakers with Eric Clapton, yang memantapkan reputasi Clapton
sebagai salah satu gitaris hebat sepanjang masa. Album itu, yang menyertakan
lagu-lagu seperti “What I’d Say” dan “Ramblin’ on My Mind,” secara luas
dianggap sebagai salah satu album blues terhebat sepanjang masa. Permainan
gitar yang ajaib milik Clapton pada album itu juga menginspirasi julukannya
yang hebat, “Dewa,” yang dipopulerkan oleh sejumlah tulisan di tembok stasiun
London Tube yang tertulis “Clapton is God.”
Meskipun memperoleh kesuksesan rekaman, Clapton kemudian
meninggalkan Bluesbreakers juga; beberapa bulan kemudian, dia bersatu dengan
bassis Jack Bruce dan drummer Ginger Baker untuk membentuk trio rock Cream.
Menampilkan lagu-lagu asli klasik blues seperti “Crossroads” dan “Spoonful,”
juga lagu-lagu blues modern seperti ”Sunshine of Your Love” dan “White Room,”
Clapton mendobrak batas gitar blues. Dengan tiga album yang diterima dengan
baik, Fresh Cream (1966), Disraeli Gears (1967) dan Wheels of Fire (1968), juga
tur yang luas di AS, Cream memperoleh status superstar internasional. Akhirnya,
mereka juga bubar setelah dua konser final di Royal Albert Hall di London,
menyatakan benturan ego sebagai penyebabnya.
Setelah pembubaran Cream, Clapton membentuk band lainnya,
Blind Faith, tapi grup ini bubar setelah hanya satu album dan tur Amerika yang
kacau. Kemudian, pada 1970, dia membentuk Derek and the Dominos, dan membuat
lagu dan merekam salah satu album terbaik dalam sejarah rock, Layla and Other
Assorted Love Songs. Sebuah album konsep tentang cinta yang tidak terbalas,
Clapton menulis Layla untuk mengekspresikan kasih sayangya yang meledak untuk
Pattie Boyd, istri George Harrison-nya the Beatles. Album ini mendapatkan
pengakuan kritis tapi gagal secara komersil, dan dampaknya membuat Clapton
depresi dan kesepian yang membuatnya selama 3 tahun dalam kecanduan heroin.
Clapton akhirnya membuang kebiasaan markobanya dan
kembali dalam kancah musik pada 1974 dengan dua konser di Rainbow Theater
London yang diadakan oleh temannya Pete Townshend dari The Who. Kemudian tahun
itu dia merilis 461 Ocean Boulevard, menampilkan salah satu single paling
terkenalnya, sebuah cover dari Bob Marley “I Shot the Sheriff.” Album ini
menandakan awal karir solo yang produktif dimana Clapton telah menghasilkan
album-album berkelas. Sorotan antara lain No Reason to Cry (1976), menampilkan
“Hello Old Friend”; Slowhand (1977), menampilkan “Cocaine” dan “Wonderful
Tonight”; Behind the Sun (1985), menampilkan “She’s Waiting” dan “Forever Man.”
Meskipun produktifitas musiknya hebat pada tahun-tahun
ini, kehidupan pribadi Clapton tetap tidak terarah. Pada 1979, lima tahun
setelah perceraiannya dari temannya George Harrison, Pattie Boyd (dari lagu
“Layla”) akhirnya menikahi Eric Clapton. Namun, pada saat ini Clapton
menggantikan kecanduan heroinnya dengan alkoholisme, dan masalah minumnya
memberikan masalah konstan pada hubungan mereka. Dia bukan seorang suami yang
setia dan mempunyai dua anak dengan wanita lain selama pernikahan mereka.
Hubungan bertahun-tahun dengan Yvonne Kelly menghasilkan
seorang putri, Ruth, pada 1985, dan sebuah perselingkuhan dengan model asal
Italia Lory Del santo membuahkan seorang putra, Conor, pada 1986. Clapton dan
Boyd bercerai pada 1989. Pada 1991, putra Clapton, Conor meninggal saat dia
jatuh dari jendela di apartemen ibunya. Tragedi ini membawa dampak berat pada
Clapton dan juga menginspirasi salah satu lagu paling indah dan menyentuhnya,
“Tears in Heaven.”
Pada 1987, dengan bantuan dari 12 langkah berhenti dari
alcohol, Clapton akhirnya berhenti minum dan menjadi bersih sejak saat itu.
Menjadi sadar untuk pertama kalinya dalam kehidupan dewasanya membuat Clapton mendapatkan
kebahagiaan pribadi yang belum pernah dia miliki sebelumnya. Pada 2002, dia
menikahi Melia McEnery, dan bersama mereka memiliki tiga putri, Julie Rose,
Ella Mae dan Sophie.
Ada di rangking keempat dalam gitaris terhebat sepanjang
masa oleh majalah Rolling Stones, Clapton adalah pemenang 18 kali Grammy Award
dan satu-satunya yang tiga kali di lantik ke dalam Rock and Roll Hall of Fame
(sebagai anggota The Yardbirds, sebagai anggota Cream dan sebagai artis solo).
Dia terus merekam musik dan tur tanpa henti sambil juga menalukang kerja amal
yang luas. Pada 1998, dia mendirikan Crossroad Centre, sebuah fasilitas
rehabilitasi narkoba dan alcohol. Dia menerbitkan otobiografinya pada 2007.
Mungkin sebagai pencapaian paling menakjubkan dalam hidup
Clapton di kemudian hari bahwa dia akhirnya meninggalkan hari-hari lampau dari
kecanduannya akan narkoba, alkohol dan wanita, dan memasuki kehidupan keluarga
yang bahagia dan stabil. “saya sangat bahagia,’ dia berkata dalam sebuah
wawancara. “saya pikir saya menemukan sebuah cara untuk hidup sebagai hasil
dari semua yang hampir menjadi bencana, yang membuat saya tetap ingat betapa
berharganya saya dan betapa beruntungnya saya dan berapa banyak tanggung jawab
yang saya miliki untuk tetap menjadi saya saat ini.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar