Berkumpul
dan kemudian makan bersama di meja makan tampaknya kini menjadi pemandangan
langka belakangan ini. Namun tidak berlaku bagi keluarga besar pasangan Sidharta Manghurudin Soemarno dan Iffet Veceha Sidharta atau lebih
dikenal dengan Bunda Iffet. Sarapan bersama dan berkumpul di meja makan adalah
ritual keluarga yang sangat ditunggu.
Bagi
keluarga Sidharta, di meja makan ini silaturahmi terjalin dengan baik. Tidak
hanya sekedar menghabiskan hidangan yang tersedia untuk mengenyangkan perut.
Namun jiwa pun dikenyangkan dengan obrolan antaranggota keluarga. Baik sekedar
cerita ringan maupun menyelesaikan bersama masalah yang dialami salah satu
anggota keluarga.
Siapa
sangka pula, obrolan di meja makan itu kemudian membuahkan ide untuk membentuk
sebuah band yang personelnya adalah anggota keluarga Sidharta. Koes Bersaudara
yang kemudian menjadi Koes Plus untuk menyebut band keluarga asal Indonesia.
Serta Van Halen dari Pasadena, Kalifornia, Amerika Serikat. Keduanya menjadi
contoh band beranggotakan saudara, baik kakak adik maupun anak atau keponakan.
Adalah
dua anak Bapak Sidharta, Bim Bim
dan Massto, serta dua cucunya, Firas Rachun dan Awa Sandiogo, yang kemudian membentuk
band keluarga dengan nama The Sidhartas. Nama pertama siapa yang tidak kenal?
Dialah pendiri band rock n roll legenda Indonesia asal Potlot, Slank. Sementara
nama kedua pernah menjadi penabuh drum Kidnap Katrina dan kini aktif di PopOut.
Selama
satu tahun “bertapa” di studio, The Sidhartas pun mulai unjuk gigi. Diawali
dengan mengunggah sebuah video pada 21 Juli 2015 yang menampilkan mereka tengah
membawakan lagu pertama berjudul “Punk”. Kemudian dalam rentang dua mingguan,
berturut-turut video “Laki-Laki Paling Tampan Sedunia”, “Yeyeye”, dan “Buas dan
Liar” dirilis.
Proses
kreatif pembuatan lagu dengan mengambil lirik berdasarkan obrolan maupun
celetukan ketika mereka tengah berkumpul. Rekaman dilakukan secara live. Untuk
rekaman tidak menggunakan fasilitas studio milik Slank. Melainkan di kamar
Firaz. Hal ini seolah tengah menapak tilas perjalanan awal Bim Bim bersama
Slank merintis karir.
Dalam
album yang direkam selama tiga bulan tersebut, Bim Bim menjadi vokalis
sekaligus pemetik gitar. Sebuah langkah yang diambilnya dengan terilhami dari
sebuah buku yang dibaca. Dimana dalam buku tersebut disebutkan ketika tengah
berada di titik jenuh harus melakukan sesuatu yang beda.
Sebagai
band keluarga, langkah yang dilakukan oleh The Sidhartas juga tidak jauh-jauh
berkaitan dengan anggota keluarga lainnya. Lihat saja, ketika mereka untuk
pertama kalinya pentas di depan publik adalah pada Agustus tahun lalu di sebuah
kafe di bilangan Kemang. Menjadi kado istimewa bagi Bunda Iffet yang merayakan
ulang tahun di usia ke-78.
Lalu,
The Sidhartas pun memberikan kado berupa album perdana kepada Bapak Sidharta
Manghurudin Soemarno pada Januari lalu yang tepat berusia 80 tahun. Album
bertajuk The Sidhartas sebagai penghormatan kepada sang ayah dan kakek mereka.
Bersenang-senang
bersama keluarga. Ini menjadi semboyan yang tampaknya dipegang teguh oleh The
Sidhartas. Kekompakan dan canda menjadi semangat dalam berkarya. Tapi dengan
tetap mengingatkan bahwa keluarga itu penting.
(Newsmusik,
02/02/2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar