Tegas, unik dan berapi -api, mungkin adalah kata-kata yang
cocok untuk mendeskripsikan band rock underground asal Jakarta, Buronan Mertua. Mengusung tema lagu
berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam keseharian sosial di masyarakat,
grup yang beranggotakan Bhabay
(vokal), Arif ‘Ribs’ (Gitar), Sonata (gitar), Murry (bass) dan Bison (drum). Mereka mmiliki beberapa
lagu andalan dengan lirik yang nyentrik dan jahil seperti, ‘Kejar Setoran’,
‘Cadangan Obsesi’, ’Berapi-Api’ dan ‘Kritik Tanpa Solusi’.
Sebelum
terbentuk dengan nama Buronan Mertua pada tahun 2010, Bison yang saat itu masih
tergabung dalam sebuah band bernama Lokomotif,
awalnya mengajak Sonata untuk nge-jam bareng. Lalu mereka berdua merekrut Arif
dan Murry yang saat itu juga masih tergabung dalam sebuah band, untuk menjadi
personil tambahan, maka dimulailah perjalanan musik Buronan Mertua.
Setelah resmi terbentuk, Buronan Mertua sempat mendapatkan kendala saat prosesi rekaman lagu karena harus beberapa kali berganti vokalis. Hingga akhirnya, diawal tahun 2011 Bhabay yang awalnya diajak oleh oleh Sonata, ikut bergabung kedalam grup dan mereka melanjutkan kembali rekamannya. Kerja keras pun akhirnya membuahkan hasil, pada bulan April 2011 pekerjaan studio mereka selesai dan Buronan Mertua kemudian merilis lagu dalam format EP, dengan single pertamanya ‘Berapi-Api’.
Setelah resmi terbentuk, Buronan Mertua sempat mendapatkan kendala saat prosesi rekaman lagu karena harus beberapa kali berganti vokalis. Hingga akhirnya, diawal tahun 2011 Bhabay yang awalnya diajak oleh oleh Sonata, ikut bergabung kedalam grup dan mereka melanjutkan kembali rekamannya. Kerja keras pun akhirnya membuahkan hasil, pada bulan April 2011 pekerjaan studio mereka selesai dan Buronan Mertua kemudian merilis lagu dalam format EP, dengan single pertamanya ‘Berapi-Api’.
Pada
saat itu, mereka hanya berencana untuk merilis sebuah mini album yang berisikan
lima lagu. Namun karena banyaknya dukungan dari kerabat dan orang
terdekat akhirnya mereka memutuskan untuk menambah lagunya dan album
pertama Buronan Mertua “Rock Asal- Asalan” rilis pada akhir tahun 2011
dibawah naungan indie label, Demajors.
Nama
mereka mulai menanjak pada tahun 2011, saat mengikuti sebuah ajang kompetisi
rock band nasional, dimana pemenangnya akan mewakili Indonesia untuk tampil di
sebuah festival musik di Inggris. Walaupun tidak berhasil memenangkan
kompetisi, namun lagu ‘New War’, berhasil mencuri banyak perhatian. Di tahun
selanjutnya, Buronan Mertua mendapatkan kesempatan untuk perform di Malaysia,
menjadi salah satu band pengisi di sebuah acara musik disana.
Berbicara
soal nama band, selain agar terdengar nyentrik dan unik, ternyata memiliki
makna yang dalam dari pemilihan istilah Buronan Mertua tersebut. Arif
menjelaskan awalnya dia dan rekan-rekannya terinspirasi dari tulisan-tulisan
yang biasa ditemukan di punggung truk. Istilah tersebut merupakan sebuah
ungkapan yang biasanya digunakan untuk seseorang yang berjuang keras, bekerja
banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
’’Biarpun
dengan upah yang pas-pasan, supir atau kernet truk itu tetap berusaha sekuat
tenaga untuk mencari nafkah demi keluarganya. Cerminan semangat dalam menjalani
hidup seperti itulah yang mau kita usung di dalam setiap musik Buronan Mertua,”
ujar gitaris yang akrab disapa Ribs itu.
Menjadi
band indie di Indonesia pastilah banyak perjuangan yang harus dilalui, apalagi
Buronan Mertua sendiri mengusung aliran musik keras. yang bisa dibilang kurang
umum ditelinga masyarakat. Namun, menurut Bison, hal tersebut tidak terlalu
membebani dia dan teman-temannya. Karena musikalitas yang sejak awal, bahkan
hingga saat ini mereka jalani, bukanlah sekedar untuk mencari popularitas
semata.
“Buatlah
Lagu yang Bermakna dan Bisa Dibagikan Kepada Orang – Orang” adalah sebuah
kalimat sederhana, namun penuh makna dari seorang kerabat membuat Buronan
Mertua semakin memantapkan hati untuk mengabdikan diri mereka. Menciptakan
musik yang idealis dan tidak terbelenggu oleh hingar bingarnya industri musik
Indonesia.
’Kita
selalu mengangkat tema yang menceritakan tentang pahitnya hidup, namun kita
juga berbicara tentang resolusi-resolusinya dalam setiap lagu-lagu kita. Setiap
orang pasti punya masalah, banyak yang nasibnya bisa dibilang lebih kurang
beruntung dari kita. Namun mereka masih tetap berusaha sekuat tenaga menjalani
hidupnya. Hal-hal seperti Itulah yang menjadi filosofi Buronan Mertua. Pokoknya
kita mau menampilkan musik yang cadas, tapi positif. Karena biasanya musik-musik
underground, imagenya di mata masyarakat kurang baik dan Buronan Mertua sendiri
mau mengubah cara pandang yang seperti itu” tutur Bison dengan penuh
semangat.
Selain
nama, hal unik lainnya dari band ini adalah genre mereka yaitu, Rock Asal –
Asalan. Mereka menjelaskan, bahwa musik-musik yang dihadirkan oleh Buronan
Mertua itu sendiri, terinspirasi dari banyak genre. Karena setiap personilnya
menyukai aliran yang berbeda-beda, seperti misalnya Bison dan Ribs mengaku
referensi musiknya adalah Led Zeppelin, Metallica, Guns N Roses, Radiohead,
Deep Purple. Sedangkan Sonata lebih cenderung ke Eric Clapton, dan Jerry
Douglas.
Karena
Buronan Mertua mengusung musik dari berbagai macam jenis sebagai influence dan
tidak ingin secara spesifik mengusung tema rock metal, maka lahirlah sebuah
genre baru yang mereka sebut dengan Rock Asal-Asalan. Sebuah genre musik dimana
rock berfondasi sebagai basis, dengan kebebasan bereksperimen didalamnya.
’’Sekarangkan
banyak tuh musik dengan genre-genre baru, seperti misalnya punk melodic atau
metal melodic. Nah jadinya kita sah-sah aja kalau kita menggunakan rock
asal-asalan sebagai genre. Sebenernya sih, kita nggak terlalu peduli kalau ada
orang yang bilang, kalau kita tuh genrenya metal, hardcore atau yang
lain-lainya. Yang jelas sih, dari Buronan Mertua sendiri sudah sepakat,
kalau genre kami itu rock, sehingga saat bikin musik, ya bisa tetap fokus di
jalur yang itu,” ungkap Bison.
Dengan
idealisme yang kuat, band ini berharap musik mereka bisa diterima dan terus
dinikmati oleh masyarakat. Khususnya para fans mereka yang biasa disebut “Para
Mantu”. Dedikasi bermusik Buronan Mertua menurut Bison, memang sepenuhnya
dicurahkan untuk Para Mantu, dengan tujuan seperti filosofi mereka yakni
memberikan semangat dalam menjalani hidup yang pahit.
Kedekatan
para personil dengan fansnya pun, bisa dibilang sangat dekat. Seakan tidak mau
ada jarak, mereka sering kumpul bareng dengan Para Mantu disebuah warung nasi
uduk yang juga mereka kelola dibilangan Condet Jakarta Timur. ’’Dengan bertemu
Para Mantu, untuk sekedar ngobrol-ngobrol atau mendengarkan cerita mereka,
membuat kami semakin semangat untuk terus berkarya dan mendedikasikan lagu-lagu
kami sepenuhnya untuk Para Mantu,” jelas Bison.
Meskipun
sudah menjadi salah satu band rock yang terbilang populer dan sudah mempunyai
fan base nya sendiri, Bison merasa masih banyak hal yang harus dilakukan dia
dan teman-temannya. Untuk menjaga eksistensi Buronan Mertua agar terus berkarya
dalam dunia permusikan di Tanah Air dan menyenangkan Para Mantu. Saat ini
mereka sedang mengerjakan projek album kedua mereka, yang rencananya akan
dirilis pada tahun ini. Pada album kedua nanti mereka berniat menyajikan musik
dengan irama yang lebih keras dengan lirik yang semakin bersemangat
dibandingkan album pertamanya.
(Newsmusik,
12/02/2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar