Lahir dengan nama Brian Harold May
pada 19 Juli 1947 di Hampton, Middlesex, Inggris, dari pasangan orangtua Ruth
dan Harold May. Seorang remaja yang imajinatif, May, dengan bantuan dari
ayahnya, membuat gitar buatannya sendiri, diberi nama “The Red Special”. Gitar
itu dibuat dari materi buatan termasuk kayu bakar dan dimainkan dengan koin
six-pence untuk pick, yang kemudian sangat menentukan dalam karir musik May.
Dia memainkannya di setiap album Queen dan pertunjukan panggung.
May menerima pendidikannya di
Hampton Grammar School (kini Hampton School). Seorang murid yang berbeda,
setelah lulus pada 1965, dia mendaftar di program astrofisika di London
Imperial College, dimana memperoleh gelar sarjana dalam sains. Dia akan
menyelesaikan sebagian besar gelar Ph.D. miliknya pada 1974 dan akhirnya
melengkapinya hampir 40 tahun kemudian pada 2007.
Saat di London Imperial College, May
membentuk sebuah band rock bernama Smile. Hasratnya dalam musik kemudian
menunda ketertarikannya dalam astrofisika. Pada 1971, May menunda menyelesaikan
Ph.D. miliknya untuk melakukan tur dengan bandnya, memberi nama baru grupnya
Queen-sebuah nama yang menjadi legenda dalam dunia rock ‘n’ roll. May tampil
sebagai gitaris utama, vokalis dan penulis lagu. Vokalis utama band, Freddie
Mercury, juga memainkan piano. John Deacon memainkan gitar bass, sedangkan
Roger Taylor menangani drum dan vokal.
Pada 1973, setelah teken kontrak
dengan EMI Records, Queen merilis album debut self-title mereka, yang
mendapatkan status emas. Dengan suaranya yang unik dan segar, grup ini
mendapatkan penggemar baik di Inggris dan Amerika.
Pada 1974 mereka merilis dua album
Queen yang lebih sukses lagi: Queen II dan Sheer Heart Attack. Sheer Heart
Attack adalah album laris, menampilkan single Top 10, “Killer Queen.” Tahun
selanjutnya membawa kesuksesan yang lebih untuk May dan bandnya: Queen memiliki
rekaman No. 1 mereka di Amerika dengan A Night at the Opera, menampilkan dua
balada milik May: “39” dan “The Prophet Songs.” Album ini juga melahirkan salah
satu hit terkenal Queen-lagu opera rock “Bohemian Rhapsody,” dengan May membuat
solo gitarnya dengan “Red Special” miliknya. Tahun itu juga, Queen mulai
menjadi penampil utama di tur dunia mereka.
Saat merekam album Queen, May
mengaplikasikan pengetahuan ilmu fisikanya dalam studio rekaman: Menggunakan
apa yang dia tahu tentang gelombang suara, dia menciptakan gema yang memperkuat
seksi getaran dan ketukan dari lagu, menciptakan ilusi bahwa suara datang dari
kerumunan orang banyak. Dengan “We Will Rock You,” di album band 1977 News of
the World, May terus menciptakan sebuah anthem yang menginspirasi partisipasi
dan kesatuan penonton. Lagu ini mendapatkan efek keinginannya di pada konser,
saat para penonton menhentakkan kaki, bernyanyi dan bertepuk tangan bersama.
Single hit “Crazy Little Thing
Calles Love” dirilis pada 1979, menerima pengakuan kritikus. Lagu ini ada di
album 1980 Queen, The Game. Setelah itu, mereka merilis Hot Space (1982), The
Works (1984), dan A Kind of Magic (1986). Pada 1986, band mencapai titik
puncaknya dan mulai berkurang dalam popularitas. Namun, Queen masih merilis
beberaa album platinum dengan The Miracle (1989) dan Innuendo (1991), hingga
tragedi menimpa May dan bandnya pada 1991, saat penyanyi utama Freddie Mercury
meninggal karena AIDS. Setelah kematian Mercury, May dan band mendirikan
Mercury Phoenix Trust, sebuah badan amal AIDS. May, Deacon dan Taylor merilis
Made in Heaven pada 1995. Ini adalah album studio terakhir milik band dengan
Mercury hingga rilisan 2014 dari Queen Forever, yang menampilkan beberapa lagu
yang sebelumnya belum dirilis oleh Mercury termasuk sebuah duet yang hilang
dengan almarhum Michael Jackson berjudul “There Must Be More to Life Than
This.”
Pada 2005, May dan mantan anggota
Queen Roger Taylor melakukan reuni untuk sebuah tur, dnegan Paul Rodgers pada
vokal. Mereka merilis sebuah album studio, Cosmo Rocks, pada 2008. Pada 2012,
May dan Taylor kembali ke panggung sekali lagi, kali ini dengan rocker American
Idol Adam Lambert pada vokal. Pada 2013, sebuah tur diumumkan dan karena
permintaan yang banyak, mereka menambahkan jadwal dan masih melakukan tur
hingga 2016.
May memiliki seorang putra, Jimmy
dan dua orang putri, Louisa dan Emily, dengan istrinya Chrissie Mullen, yang
dia nikahi pada 1974. Setelah mereka bercerai, dia menikah dengan Anita Dobson
pada 2000.
Selain karir dalam rock ‘n’ roll,
May juga membuat komposisi dan tampil untuk teater, sebut saja produksi London
Riverside Studios dari Macbeth (1987 dan 1990). Dengan Queen, dia membantu
membuat musik film 1980 Flash Gordon dan berkolaborasi pada lagu untuk
soundtrack film seperti Mission Impossible II dan Spiderman II.
May juga merilis album solo yakni:
Back to the Light (1992), Another World (1998) dan Soundtrack Furia (2000). May
memiliki proyek Starfleet (1983) bersama Eddie Van Halen. May juga menjadi
musisi tamu dengan para musisi dan band lain, seperti Ian Hunter, Quartz, Steve
Hackett, Black Sabbath, Foo Fighters, Meat Loaf, Motorhead, Kerry Ellis dan
lainnya.
May juga memiliki ketertarikan
jangka panjang dalam astrofisika. Pada 2008, dia kembali ke sekolah untuk
mengejar Ph.D. miliknya. Pada 2015, dia berkolaborasi dengan astrofisikawan
lainnya untuk menganalisa data dari Pluto New Horizons probe di NASA. May juga
seorang kolektor dari stereoscopic photography, sebuah bentuk dari gambar 3D.
dia adalah pemilik saat ini dari London Stereoscopic Company.
Pengaruh awal May adalah Cliff
Richards dan the Shadows. Brian selalu mengatakan bahwa The Beatles, Led
Zeppelin, The Who dan Jimi Hendrix adalah pengaruh paling hebat padanya.
giatris yang paling mempengaruhinya adalah Rory Gallagher. May mencantumkan
Jimi Hendrix, Jeff Beck dan Eric Clapton sebagai para pahlawan gitarnya. May
juga terpengaruh oleh Steve Hackett, mantan gitaris Genesis.
May sudah menulis dan ikut menulis
sejumlah buku selama karirnya, antara lain MgI Emission in the Night Sky Spectrum (1972), Indonesian Tragedy (1978),
Brian May: Back to the Light
(1993), Bang! The Complete
History of the Universe (2007), A
Survey of Radial Velocities in the Zodiacal Dust Cloud (2008), A Village Lost and Found: "Scenes
in Our Village" by T. R. Williams. An Annotated Tour of the 1850s Series
of Stereo Photograph (2009), Diableries:
Stereoscopic Adventures in Hell (2013), Brian May's Red Special (2013), and How to Read the Solar System: A Guide
to the Stars and Planets (2015). Pada 2016, dia menerbitkan buku
terbarunya, Crinoline: Fashion’s Most Magnificent Disaster.
Rocker/ilmuwan/penulis
ini juga seorang aktifis pelindung hewan. Dia mendirikan The Save Me Trust pada
2009 untuk melindungi satwa. Pada sebuah wawancara 2012 dengan The Guardian,
dia berkomentar tentang keinginannya untuk warisannya, “Saya tidak akan diingat
dalam 1.000 tahun mendatang, tapi saya ingin meninggalkan planet ini dengan
mengetahui bahwa saya melakukan apa yang saya bisa untuk membuatnya menjadi
tempat yang lebih bagus, sebuah tempat yang layak, sebuah tempat yang nyaman.”
Tahun itu juga, May ditunjuk sebagai wakil presiden dari RSPCA Inggris.
There must be more to life than this ..
BalasHapushttps://www.youtube.com/watch?v=3tlv0_QGs1I
oke deh
Hapus