Dikenal dengan sebutan ”Captain Fingers” karena
kepiawaiannya bermain gitar, Lee Ritenour adalah gitaris jazz, musisi, dan
komposer asal Amerika Serikat yang terkemuka sejak awal 1970-an. Ritenour juga
dikenal sebagai salah satu personel grup jazz kontemporer Fourplay yang berjaya
pada 1990-an. Setelah kembali berkarier solo, Ritenour tetap berkibar dalam
kancah musik jazz.
Nama
Ritenour dikenal dengan sangat baik oleh penggemar jazz di Indonesia. Beberapa
kali dia tampil dalam panggung pesta jazz tahunan Java Jazz di Jakarta. Pada
Mei 2014, Ritenour bahkan tampil di Kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Ritenour
produktif mencipta lagu. Sebanyak 19 lagu ciptaannya pernah mendapat nominasi
Grammy Award, termasuk karya kolaborasinya bersama pianis Dave Grusin
”Harlequin” (1985). Lebih dari 30 lagu jazznya masuk dalam tangga lagu jazz
kontemporer sejak 1976.
Lahir
di Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada 11 Januari 1952, Lee Mack
Ritenour mulai bermain gitar pada usia 8 tahun dan memutuskan untuk menekuni
musik ketika usianya 12 tahun.
Orangtua
Ritenour mendukung cita-citanya dan mendorong anaknya belajar kepada beberapa
guru gitar terbaik di California selatan. Pada usia 15 tahun, dia bergabung
dengan band The Esquires.
Ketika
musisi John Phillips (alm) yang juga promotor musik mendengar permainan
Ritenour, dia langsung mengundangnya bermain dalam grup bandnya, The Mamas
& The Papas.
Dia
tampil untuk kali pertama di depan publik pada usia 16 tahun bersama grup band
tersebut dan menciptakan lagu ”Captain Fingers” yang kemudian menjadi sebutan
bagi dirinya. Taste Ritenour mulai disukai.
Ritenour
memiliki passion khusus pada jazz dan menyebut nama gitaris jazz Wes Montgomery
(alm) sangat memengaruhinya. Untuk menghormati Wes Montgomery, Ritenour
menciptakan ”Wes Bound” dalam album bernama sama yang dirilis tahun 1993. ”Wes
Bound” merupakan karya Ritenour yang menginterpretasikan musik Wes Montgomery.
Ritenour juga menyebut nama-nama gitaris-gitaris jazz Joe Pass (65), Kenny
Burrell (83), dan John McLaighlin (72) memengaruhi musiknya.
Sejak
usia 18 tahun, selama lima tahun, Ritenour bermain bersama artis prestisius,
seperti Lena Horne (alm) dan Tony Bennett (88).
Ritenour
sempat berhenti sejenak untuk melanjutkan studi di University of Southern
California, tempat dia belajar gitar klasik kepada Christopher Parkening. Dua
setengah tahun kemudian, Ritenour kembali melanjutkan kariernya di bidang
musik. Dia pernah meraih predikat ”Alumnus of the Year” dari almamaternya.
Sampai
pertengahan 1970-an, Ritenour adalah musisi top di Los Angeles. Beberapa artis
yang pernah berkolaborasi dalam album Lee Ritenour di antaranya Steely Dan,
Pink Floyd, Barbra Streisand, Aretha Franklin, Carly Simon, Bobby ”Blue” Bland,
Natalie Cole, the Bee Gees, dan Quincy Jones, demikian pula musisi jazz Sonny
Rollins, Dizzy Gillespie, Alphonso Johnson, dan Stanley Turrentine.
Ritenour
dua kali meraih penghargaan sebagai Best Studio Guitarist versi majalah Guitar
Player pada tahun 1970-an. Dia menggunakan gitar Gibson ES-335 dan Gibson L5.
Ritenour
juga memiliki minat pada musik Brasil dan Latin. Dia pernah berduet bersama
Sergio Mendes pada 1973 dan membuat album rekaman bersama Flora Purim, Gato
Barbieri, dan Paulinho Da Costa.
Pada
1976, Ritenour mulai membuat album solo pertamanya First Course yang bergenre
crossover jazz dan jazz pop. Album ini menunjukkan musik funk/jazz yang kuat
pada pertengahan 1970-an.
Ritenour
merilis album The Captain’s Journey (1978) dan Feel the Night
(1979). Dalam album-album ini, Ritenour memperlihatkan kepiawaiannya bermain
gitar Gibson ES-335.
Pada
1985, Ritenour merekam ”Harlequin” bersama pianis Dave Grusin. Keduanya
sering berkolaborasi. Berkat ”Harlequin”, Ritenour bersama Dave Grusin
menerima Grammy Award pada 1986 untuk kategori Best Arrangement on an
Instrumental.
Di
sini, Ritenour memperlihatkan kepiawaiannya memainkan gitar akustik klasik.
Album ini juga menampilkan penyanyi dan penulis lagu asal Brasil, Ivan Lins.
Ritenour
memiliki dua video promosi untuk lagu-lagunya, ”Is It You” dan ”Mr Briefcase”
yang diputar selama hari-hari pertama MTV. Dalam berbagai jajak pendapat di
seluruh dunia, Ritenour selalu berada di posisi puncak.
Pada
1990, Ritenour membentuk grup band jazz kontemporer paling sukses, Fourplay,
bersama pemain keyboard Bob James, pemain bas Nathan East, dan penabuh drum
Harvey Mason.
Grup
band itu merilis album pertama Fourplay pada 1991. Album itu, tak
terduga, sangat laris, terjual satu juta keping dan bertengger di posisi pertama
tangga lagu jazz kontemporer Billboard selama 33 minggu.
Dua
tahun kemudian, album Fourplay Between the Sheets dirilis pada 1993,
juga menangguk sukses setelah bertengger di posisi puncak, menerima predikat gold
dan meraih nominasi Grammy.
Pada
1994, grup Fourplay merilis album ketiga Elixir. Mengulang sukses album
pertama dan kedua, album ketiga ini pun mencapai posisi pertama tangga lagu
jazz kontemporer Billboard, bahkan bertahan di daftar tangga lagu selama lebih
dari 90 minggu!
Pada
1997, grup ini merilis album kompilasi The Best of Fourplay berisi
lagu-lagu terbaik dari tiga album Fourplay sebelumnya. Fourplay meraih sukses
komersial berkat menggabungkan elemen R&B dan pop dalam album-album mereka.
Setelah
Ritenour keluar dari Fourplay pada 1998, posisi Ritenour digantikan Larry
Carlton. Pada 2010, Larry Carlton keluar dan digantikan gitaris Chuck Loeb.
Setelah
berpisah dari Fourplay, Ritenour sibuk dengan jadwal yang padat, mengerjakan
proyek solo dan proyek bersama Dave Grusin dan Bob James. Dia melanjutkan
merilis album dan tampil dalam konser-konser di seluruh dunia.
Pada
2005, Ritenour merilis album Overtime yang terdiri atas 13 lagu. Dia memberi
sentuhan swing pada lagu pembuka, ”Boss City”, ciptaan Wes Montgomery, gitaris
yang selama ini memengaruhi musik-musiknya.
Ritenour
juga memberi sentuhan mellow pada lagu kedua ”Blue in Green” karya Miles Davis.
Ritenour mengajak peniup terompet jazz Chris Botti berkolaborasi dalam ”Papa
was a Rolling Stone”.
Album
Ritenour Smoke n’ Mirrors yang dirilis Agustus 2006 menambah legasinya.
Dalam album ini, putranya, Wesley, membuat debut dan muncul sebagai penabuh
drum pada usia ke-13.
Pada
Juni 2010, untuk merayakan 50 tahun berkarya sebagai gitaris, Ritenour merilis
album Six String Theory. Album ini menampilkan sejumlah gitaris terkenal
di antaranya Steve Lukather, Neal Schon, John Scofield, Slash, Pat Martino, BB
King, George Benson, Keb’ Mo’, Mike Stern, serta gitaris muda Andy McKee, Joe
Robinson, dan Guthrie Govan.
Pada
2012, Ritenour merilis album kolaborasi, menampilkan artis tamu Dave Grusin,
Stanley Clarke, George Duke, Chick Corea, dan Patrice Rushen.
Sungguh
jalan yang panjang sejak 1970-an ketika Ritenour muncul setiap Selasa malam di
klub jazz Baked Potato yang terkenal di Studio City, Los Angeles, dengan band
bersama Dave Grusin, Patrice Rushen, Harvey Mason, dan Ernie Watts, selama lima
tahun.
Eric
Clapton, Jeff Beck, George Benson, Al Jarreau, Joe Sample, bahkan Bob Dylan dan
Joni Mitchell terlihat dalam deretan penonton yang bertahan di klub jazz itu
hingga dini hari.
Sepanjang
karier, Ritenour memainkan musik dengan berbagai gaya.
Sebagai
fusionis sejati, dia sering menggabungkan elemen-elemen funk, pop, rock,
blues, dan irama Brasil.
Dari
rock hingga blues dan jazz, itulah diversifikasi musik Ritenour. Itu semua
menjadi landasan bagi lebih dari 3.000 penampilannya sebagai gitaris.
(LEERITENOUR.COM/ALLABOUTJAZZ.COM/ALLMUSIC.COM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar