Lahir dengan nama Charles Robert Watts pada 2 Juni 1941
di London, Inggris. Selama lebih dari 4 dekade, Watts sudah menjadi sosok yang
menonjol dalam dunic rock ‘n’ roll, sebagian besar sebagai drummer dari The
Rolling Stones. Putra dari seorang pengemudi truk, dia tumbuh di Wembley, dekat
London.
Sekitar usia 10 tahun, Watts mengenal jazz dan blues;
Miles Davis dan John Coltrane adalah dua pengaruh awalnya. Diia mulai memainkan
musik miliknya beberapa tahun kemudian, merubah irama banjo ke dalam snare
drum. Tapi musik adalah kesenangan sampingan Watts pada saat itu. Dia lulus
sekolah pada usia 16 tahun, dan kemudian belajar di the Harrow School of Art.
Pada 1960, Watts memperoleh pekerjaan di sebuah agensi
iklan London. Dia memperlihatkan literatur dan bakat artistiknya melalui buku
anak-anaknya tentang legenda jazz Charlie Parker, Ode to a High-Flying Bird,
yang diterbitkan pada 1961. Watts juga bermain drum dengan berbagai grup,
termasuk Alexis Korner’s Blues Incorporated. Band itu adalah bagian penting
dari kancah blues Inggris yang berkembang, dan menampilkan pemunculan oleh para
penampil seperti Brian Jones, Mick Jagger dan Eric Clapton.
Namun, Watts keluar dari band saat band itu makin
terkenal karena dia tidak ingin meninggalkan pekerjaan hariannya. Gitaris Jones
kemudian membentuk the Rollin’ Stones (kemudian diganti menjadi the Rolling
Stones) dengan penyanyi Mick Jagger, pianis Ian Stewart dan gitaris Keith
Richards dan Dick Taylor pada 1962. Setelah sebelum menolak the Stones, Watts
akhirnya setuju untuk bergabung dengan grup dan memainkan gig pertamanya dengan
band pada Januari 1963.
“Bagi saya itu adalah tawaran pekerjaan lainnya,” Watts
kemudian menjelaskan. Dia tidak bisa mengantisipasi bahwa grup ini kemudian
menjadi sensasi rock besar berikutnya, ataupun tidak bisa memprediksi bahwa the
Stones menjadi salah satu band rock n’ roll yang sangat diperhitungkan dalam
sejarah musik selama berdekade berikutnya. Pada 1964, the Rolling Stones masuk
di No. 3 di pop chart Inggris dengan cover mereka dari “It’s All Over Now”
milik Bobby Womack.
Saat anggota band lainnya memamerkan citra mereka sebagai
anak nakal dunia rock, Watts tetap tenang. Dia menikahi Shirley Ann Shephard
pada 1964, dan pasangan itu menyambut seorang putri bernama Seraphina empat
tahun kemudian.
The Stones mencatatkan hit No. 1 pertama mereka di AS
pada 1965 dengan “(I Can’t Get No) Satisfaction.” Serangkaian lagu-lagu sukses
lainnya dengan cepat menyusulnya, termasuk “Paint It Black” dan “Ruby Tuesday”.
“World’s Greatest Rock & Roll Band” ini meneruskan untuk menikmati
kepopuleran yang berkelanjutan untuk dua dekade beriktunya dengan album-album
seperti Aftermath (1966), Sticky Fingers (1971), Exile on Main St. (1972) dan
Tattoo You (1981).
Pada 1980an, Watts memiliki waktu untuk melakukan proyek
diluar the Stones. Dia kembali pada cinta pertamanya, jazz, dengan membentuk
sejumlah grup yang berbeda, termasuk band berjumlah 32 orang bernama the
Charlie Watts Orchestra. Sekitar waktu itu juga, Watts tampil dengan anggota the
Rolling Stones awal Stewart di band Rocket 88.
Pada awal 1990an, Watts merilis beberapa album dengan
grup lain, the Charlie Watts Quintet, termasuk sebuah penghormatan untuk
Charlie Parker. Dia kemudian bergabung dengan drummer Jim Keltner untuk Charlie
Watts/Jim Keltner Project pada 2000, yang mencakup sejumlah spectrum gaya
musik. Pada 2004, dia membuat sebuah album dibawah nama Charlie Watts and the
Tentet, ensemble jazz lainnya. Juga pada 2004, Watts, seorang yang sudah lama
menjadi seorang perokok, didiagnosa dengan kanker tenggorokan. Setelah menerima
perawatan, musisi ini bisa pulih secara keseluruhan.
Di tahun-tahun berikutnya, Watts menjadi terkenal untuk
karyanya dengan band swing the A B C & D of Boogie Woogie. Musisi ini terus
merekam dan bermain dengan the Stones, dan dia berkata dia berencana untuk
bertahan dengan abdn hingga Jagger atau Richards memutuskan untuk pensiun.
“Kami tidak bisa berlanjut tanpa mereka. Mungkin sebagai the Keith Richards All
Stars, tapi itu akan menjadi sebuah band yang berbeda-dimana saya tidak bisa
bermain sepenuh hati,” Watts berkata.
The Rolling Stones membuat sejarah pada 25 Maret 2016, saat mereka memainkan konser gratis untuk 500.000 orang di Havana, Kuba, dimana musik mereka sebelumnya dilarang oleh rejim komunis negara itu karena subversif. Konser itu diikuti oleh sebuah kunjungan bersejarah dari presiden AS Barack Obama beberapa hari sebelumnya, yang menjadi bagian usaha normalisasi hubungan AS dengan Kuba.
“Kami sudah tampil di banyak tempat khusus selama karir panjang kami, tapi pertunjukan di Havana ini akan menjadi sebuah milestone bagi kami, dan, kami harap, untuk semua teman kami di Cuba, juga,” band berkata dalam sebuah pernyataan.
Pertunjukan di arena olah raga Ciudad Deportivo, Havana adalah konser pertama band di Cuba dan bagian dari tur Amerika Selatan 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar