Laman

Sabtu, 02 April 2016

LORD TIM




Lahir pada 2 April 1970 dengan nama Timothy Ian Grose di Broken Hill, Australia. Berbasis di Wollongong, New South Wales,dia dikenal sebagai pendiri band heavy metal Dungeon. Band bermula pada 1989, merilis beberapa album, dan dianggap salah satu band metal terdepan di Australia. Saat band bubar pada 2005 setelah tur internasional dengan Megadeth. Lord Tim meneruskan warisannya dengan band lain yang dia ciptakan, LORD, dimana dia menjadi penyanyi, gitaris dan penulis lagu utama.

Dia mulai menyanyi dengan Duran Duran dan Pseudo Echo saat remaja, walaupun menganggap dirinya terlalu pemalu untuk tampil di panggung. Dia membeli sebuah kibord dan belajar sendiri cara bermain, dan mulai rekaman dengan “dua tape recorder yang dihubungkan melalui mic mixer Tandy seharga $50. Dengan perangkat buatan sendiri, dia mengklaim bahwa dia menulis dan merekam sekitar 200 lagu, semuanya sebagai pengalaman belajar. Dia memiliki teman bersama dan mereka juga ahli dengan alat musik, dan dia mempelajari bahwa dia dapat memainkan apa saja dengan cukup bagus. Dia mengadopsi nama panggungnya sebagai sebuah candaan saat beekrja sebagai seorang DJ di sebuah roller disco. Dia membentuk Dungeon pada 1989, awalnya hanya berniat sebagai gitaris, sejak dia tidak mau menyanyi lagi. Tapi saat mereka tidak dapat menemukan seorang penyanyi, dia mengambil peran itu, dan dia akhirnya menyukainya. Setelah pekerjaannya pada sebuah rekaman yang mendapatkan perhatian dari BMG dia dikontrak dibawah nama Lord Tim dan menggunakannya secara profesional sejak itu.


Dungeon, dianggap oleh sebagian besar orang sebagai band heavy metal terbesar Australia, merekam 6 album studio dan DVD live antara 1996 dan 2006 dan menyelesaikan banyak tur ke Australia, Eropa dan Jepang, melakukan tur dengan Megadeth, Opeth, Nightwish, Angra, dan Yngwie Malmsteen. Band berakhir pada Desember 2005 dengan album final grup direkam oleh Grose dan drummer Tim Yatras. Pada 2003, Grose merilis album solo A Personal Journey dibawah nama LORD. Setelah pembubaran Dungeon, dia memutuskan untuk menggunakan nama Lord untuk band barunya, terdiri dari dirinya, pemain bass Andrew Dowling, para gitaris seperti Mark Furtner dan Mav Stevens, dan drummer Tim Yatras. Band “melodic metal” ini banyak mengambil warisan Dungeon, dan memainkan lagu-lagu Dungeon secara live, cover klasik metalm dan lagu-lagu asli milik mereka. Mereka merilis dua album lagi dan sebuah EP, dan melakukan tur dengan para grup seperti Queensryche, Nevermore, Atrocity, Skinless, dan Gamma Ray.


Grose juga menjadi anggota dari band power metal asal Newcastle, Australia, Ilium sejak 2002 hingga 2007. Dia awalnya dipekerjakan untuk memproduseri album debut mereka Sirens of the Styx tapi saat vokalis meninggalkan band, Grose diminta juga mengisi vokal. Dia merekam dua album dengan mereka, Permian Dusk, yang dirilis pada 2005 dan Vespertilion, yang dirilis pada 2007, tapi mengumumkan kepergiannya dari band pada November itu. Grose juga berkontribusi gitar utama dan vokal untuk album band thrash metal asal Sydney, Dark Order, pada 2002, The Violence Continuum dan telah tampil sebagai anggota live dari band heavy rock asal Sydney King Oath, yang kemudian dikenal sebagai Platinum Brunette. Dia bergabung dengan Platinum Brunette sebagai gitaris pada Mei 2008 tapi pergi lagi pada Juli 2009, memproduseri dan bermain di album self-title band untuk sementara waktu. Grose juga mengisi vokal dan bass untuk rekaman demo oleh band thrash metal Adelaide, Fury, dan bermain gitar untuk proyek techno Edrenalin.


Sebagian besar dikenal untuk menyanyi dan permain gitarnya, dia juga memainkan bass dan kibord dan bekerja sebagai produser dan web developer. Dia juga membuat sebuah studio rekaman di rumahnya di Wollongong, New South Wales.


Grose terus mendengarkan musik pop seperti Duran Duran dan Pseudo Echo, blues oleh Gary Moore dan musik filem John Williams. Dia menyebut pengaruh pada permainan gitarnya adalah George Lynch, Paul Gilbert, Gary Moore dan Tony MacAlpine. Untuk vokal, dia menyebutkan Geoff Tate, John Farnham, Bruce Dickinson dan Micahel Kiske sebagai inspirasi utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...