Dilahirkan dengan nama George Roger Waters di Great Bookham, Surrey, dekat Leatherhead, pada 6 September 1943 dan dibesarkan di Cambridge, Inggris. Ayahnya, Eric Fletcher Waters adalah seorang komunis dan penganut pasifisme yang kuat, namun turut dalam Perang Dunia II dan gugur dalam Pertempuran Anzio tahun 1944. Pada waktu itu, Roger masih bayi berusia 5 bulan.
Waters secara tersirat menulis kesedihan atas kehilangan sang ayah dalam lagu-lagu yang ditulisnya. Album The Final Cut (1983) dipersembahkan bagi ayahnya yang gugur dalam pertempuran, dan begitu pula "When the Tigers Broke Free" yang pertama kali dipakai dalam versi layar lebar The Wall. Lirik yang ditulis Waters sering bertema ketidakpercayaan terhadap kekuasaan, khususnya pemerintah, institusi pendidikan, dan militer. Tema-tema seperti ini tersirat dalam lirik "When the Tigers Broke Free" yang merupakan ekspresi Waters atas pengorbanan sia-sia ayahnya di Anzio.
Waters bersama Syd Barrett bersekolah di Morley Memorial Junior School di Hills Road, Cambridge. Keduanya lalu meneruskan ke SMA, Cambridge County School for Boys (sekarang disebut Hills Road Sixth Form College). Di jalan yang sama terdapat sekolah David Gilmour (The Perse School). Waters bertemu Nick Mason dan Richard Wright sewaktu kuliah di Regent Street Polytechnic jurusan arsitektur. Waters dulunya senang sekali berolahraga, dan sering berenang di Sungai Cam, Grantchester Meadows. Pada usia 15 tahun, Waters menjadi ketua kelompok YCND kota Cambridge yang menuntut perlucutan senjata nuklir.
Tahun 1970, Waters membuat album soundtrack Music from "The Body" dengan dibantu komponis Inggris Ron Geesin. Album tersebut sebagian besar berisi musik instrumental diramu dengan lagu-lagu ciptaan Waters. Ron Geesin sebelumnya pernah membantu Pink Floyd sewaktu menulis lagu "Atom Heart Mother" untuk album berjudul sama. Sewaktu masih bersama Pink Floyd, Waters menulis hampir seluruh lagu-agu Pink Floyd, sambil secara agresif berusaha memegang kendali proses berkreasi di dalam grup. Konsep tematis Waters dijadikan landasan bagi album konsep seperti The Dark Side of the Moon dan Wish You Were Here. Waters menulis semua lirik dan sebagian musik untuk kedua album tersebut. Setelah karyanya terbukti sukses, Waters diangkat penulis utama lagu-lagu Pink Floyd. Sebagian besar komposisi musik untuk album Animals dan The Wall ditulis sendiri oleh Waters, walaupun masih bekerja sama dengan Gilmour soal penulisan musik.
Waters biasanya ditulis sebagai pemain gitar bass dan vokalis, namun sebenarnya Waters juga bisa memainkan gitar elektrik. Pada album Animals, Waters memainkan rhythm guitar untuk lagu "Pigs (Three Different Ones)" dan "Sheep". Selain itu, Waters juga pernah menambahkan synthesizer and tape effect untuk lagu-lagu Pink Floyd sebelumnya. Dalam karier solonya, Waters sering memainkan gitar akustik di panggung, khususnya untuk lagu-lagu dari album The Final Cut.
Selama masih diberi kesempatan menyumbangkan ide bermusik, rekan-rekannya tidak berkeberatan Waters memimpin konsep bermusik mereka, dan menulis lirik untuk lagu-lagu Pink Floyd. Di tengah pertikaian sengit di antara keduanya pada tahun 1995, Gilmour masih memuji Waters sebagai "motivator yang sangat pandai dan pastinya seorang penulis lirik yang hebat." Beberapa lagu Pink Floyd yang sangat populer, seperti "Echoes", "Time", "Us and Them", "Wish You Were Here", dan "Shine On You Crazy Diamond" merupakan sinergi antara lirik yang tajam dan musik khas Gilmour yang melodis, ditambah pukulan drum Nick Mason yang lembut dan rapi, serta permainan kibor Richard Wright yang membahana. Lagu "Us and Them" dimulai dengan musik instrumental permainan kibor Wright yang lembut, namun tenggelam ke dalam kesedihan setelah memasuki bagian lirik antiperang yang ditulis Waters. Sayangnya, hubungan ideal saling memberi dan menerima secara perlahan-lahan menjadi retak. Waters menyebutnya sebagai konsekuensi kejenuhan mental dalam bermusik. Nama pencipta lagu menjadi sumber pertengkaran di antara mereka. Gilmour merasa kontribusinya dalam beberapa lagu (misalnya "Another Brick in the Wall, Part II" yang mencolok dengan gitar solo Gilmour) tidak membuat namanya ditulis sebagai pencipta lagu di sampul album. Nick Mason menulis tentang pertengkaran antar anggota Pink Floyd dalam memoar Inside Out: A Personal History of Pink Floyd. Waters ditulisnya sering berkepribadian egomania. Sewaktu rekaman album The Wall, Waters memutuskan untuk memecat Wright. Alasannya, masalah pribadi yang dihadapi Wright dianggap memengaruhi proses pembuatan album. Setelah itu, Wright tetap bermain dengan Pink Floyd sebagai musisi honorer.
Album The Final Cut dirilis pada 1983, dan merupakan album kerjasama Waters, Gilmour, dan Mason yang terakhir. Walaupun diterbitkan sebagai album Pink Floyd, di sampul album ditulis sebagai "A requiem for the post war dream by Roger Waters, performed by Pink Floyd" ("Requim untuk mimpi pascaperang oleh Roger Waters, dibawakan oleh Pink Floyd"). Album The Final Cut merupakan album Pink Floyd dengan angka penjualan paling rendah dan sama sekali tidak menghasilkan singel. Gilmour berusaha menunda proses rekaman album sampai dirinya mendapat ide baru, tapi Waters menolak. Peristiwa ini berakhir dengan bubarnya Pink Floyd seperti diumumkan Waters pada tahun 1985. Setelah ada usaha dari pihak Gilmour untuk terus menggunakan nama "Pink Floyd", pertengkaran Waters dan Gilmour berlanjut di pengadilan dan media massa. Perdamaian tercapai setelah Gilmour dan Mason memenangkan hak penggunaan nama Pink Floyd berikut hak atas sebagian besar lagu-lagu Pink Floyd. Waters memenangkan hak atas album The Wall (kecuali 3 lagu yang ditulisnya bersama Gilmour), Animals, dan The Final Cut, berikut simbol Babi Pink Floyd.
Bagi penggemar Pink Floyd, album yang diproduksi selama Waters dan Gilmour masih akur (1971-1979) merupakan periode "klasik" Pink Floyd. Di dalam tinjauan musik pada akhir tahun 1987, majalah Rolling Stone menulis bahwa bila digabungkan, album solo Waters Radio K.A.O.S. dan album Pink Floyd tanpa Waters A Momentary Lapse of Reason bisa menjadi kelanjutan album Dark Side of the Moon.
Sepanjang karier solonya, Waters menghasilkan 3 album studio dan satu album soundtrack dengan angka penjualan yang tidak luar biasa. Walaupun demikian, album konsep yang dihasilkan Waters selama berkarier solo masih sering dipuji dan dibanding-bandingkan dengan karyanya sewaktu masih bersama Pink Floyd.
Album solo perdana, The Pros and Cons of Hitch Hiking dirilis tahun 1984. Isinya tentang mimpi-mimpi seorang lelaki di suatu malam. Musisi yang mendukung Waters selama rekaman di antaranya gitaris Eric Clapton dan pemain saksofon jazz David Sanborn. Materi album ini ditulis Waters sewaktu pembuatan album The Wall, dan sempat diajukannya kepada anggota Pink Floyd yang lain. KonsepThe Wall ternyata lebih disukai dibandingkan The Pros and Cons of Hitch Hiking ditangguhkan. Waters bahkan sudah membuat pita demo yang dimainkan di hadapan rekan-rekannya, namun materi album tersebut dianggap sangat bersifat pribadi. Waters akhirnya menyimpan The Pros and Cons of Hitch Hiking untuk digunakan sebagai album solo di kemudian hari.
Pada tahun 1986, Waters menulis lagu untuk musik latar film When the Wind Blows. Waters menamakan band pengiringnya "The Bleeding Hearts Band" dengan Paul Carrack sebagai bintang tamu.
Tahun 1987, Waters dan Bleeding Hearts Band (walaupun nama band pengiring sering tidak disebut-sebut) merilis album konsep berjudul Radio K.A.O.S.. Isinya tentang pria bernama Billy yang kepalanya bisa menerima gelombang radio. Album Radio K.A.O.S. diikuti tur promosi yang menggunakan sistem tata suara surround pada tahun yang sama.
Setelah keruntuhan Tembok Berlin tahun 1989, Waters mengadakan konser amal The Wall Concert in Berlin untuk memperingati berakhirnya pembagian Jerman Timur dan Jerman Barat. Konser dilangsungkan di Potsdamer Platz yang dulunya merupakan "daerah tak bertuan" di tembok Berlin. Pertunjukan menampilkan sejumlah bintang tamu, dan termasuk ke dalam daftar konser musik terbesar di dunia. Penonton diperkirakan berjumlah di atas 300 ribu orang, dan ditonton secara langsung oleh lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia.
Tahun 1992, Waters merilis album Amused to Death tentang keburukan televisi, dan menjadi album Waters yang paling banyak menerima pujian dari pengamat musik. Album ini sering dibanding-bandingkan dengan karya Pink Floyd terdahulu, termasuk The Wall. Lagu "What God Wants, Pt. 1" sempat menjadi lagu hit dan menduduki urutan ke-4 tangga lagu mainstream rock.
Pada tahun 1999, Waters memulai konser keliling In the Flesh untuk membawakan lagu-lagu dari album solo dan karyanya bersama Pink Floyd. Tiket pertunjukan di Amerika laku keras sehingga pertunjukan harus dipindahkan ke arena yang lebih besar. Berdasarkan pengalaman konser tahun 1987 yang kurang diminati penonton, panitia pertunjukan hanya menyewa arena yang lebih kecil. Setelah tur berakhir, pertunjukan keliling In the Flesh dikemas sebagai album CD dan DVD In the Flesh Live. Sewaktu tur, Waters membawakan dua lagu baru "Flickering Flame" dan "Each Small Candle" yang diambil dari album solo berikutnya sebagai lagu penutup konser.
Pada tahun 2002, Waters tampil dalam pertunjukan yang diorganisir Countryside Alliance[4]. Di bulan Juni tahun yang sama, Waters muncul di Glastonbury Festival untuk membawakan sejumlah lagu Pink Floyd.
Di pertengahan tahun 2004, perusahaan film Miramax mengumumkan pementasan The Wall di teater Broadway dengan Waters turut serta dalam proses produksi. Drama musikal The Wall tidak saja berisi lagu-lagu dari album The Wall, melainkan juga dari album Dark Side of the Moon, Wish You Were Here dan album-album lain, dengan tambahan komposisi musik yang baru.
Waters menulis opera tiga babak berjudul Ça Ira yang dipentaskan pertama kali di Malta dalam perayaan bergabungnya Malta ke dalam Uni Eropa. Musik pembuka (overture) opera Ça Ira pertama kali diperdengarkan di pelabuhan Grand Harbour, Valletta dalam pesta penyambutan bernama Welcome Europe, 1 Mei 2004. Peristiwa ini disiarkan secara langsung oleh saluran televisi yang tergabung dalam EBU.
Bulan September 2004, Waters merilis dua lagu baru, "To Kill The Child" dan "Leaving Beirut" yang inspirasinya didapat dari peristiwa Invasi Irak 2003. Kedua lagu tersebut hanya bisa dibeli di Internet, tapi dirilis di Jepang sebagai CD singel.
Dalam konser amal NBC untuk pengumpulan dana bagi korban bencana Gempa bumi dan Tsunami Samudra Hindia (26 Desember 2004), Waters membawakan lagu "Wish You Were Here" bersama Eric Clapton.
Waters dan Pink Floyd berkumpul kembali dalam konser Live 8. Mereka membawakan 6 lagu yang secara keseluruhan panjangnya 23 menit, "Speak to Me/Breathe"/"Breathe (Reprise)", "Money", "Wish You Were Here", dan "Comfortably Numb". Sebelum memulai "Wish You Were Here", Waters berkata bahwa ia sangat terharu bisa kembali lagi bermain bersama ketiga rekannya, serta pertunjukan tersebut dipersembahkan bagi semua yang tidak bisa hadir dalam konser, terutama Syd Barrett.
Waters memberi komentar kepada Associated Press beberapa saat setelah Live 8 usai. Menurutnya, walaupun pertunjukan Pink Floyd berakhir dengan baik, kemungkinan Pink Floyd melakukan reuni sangatlah "tipis", karena perbedaan yang masih terus ada menyangkut ideologi dan konsep bermusik antara dirinya dan Gilmour. Dalam wawancara dengan majalah Rolling Stone, Waters menyangkal lebih jauh kemungkinan Pink Floyd kembali mengadakan pertunjukan keliling.
Pada bulan Februari 2005, melalui situs webnya Waters mengumumkan selesainya opera Ça Ira yang telah ditulisnya selama 16 tahun. Opera tersebut dirilis dalam bentuk satu set CD dan DVD oleh Sony Classical pada 27 September 2005. Opera Ça Ira menampilkan penyanyi bariton Bryn Terfel, penyanyi sopran Ying Huang, dan penyanyi tenor Paul Groves. Hari-hari penuh harapan di awal Revolusi Perancis merupakan latar belakang dari versi asli libretto (lirik opera) dalam bahasa Perancis yang ditulis Étienne Roda-Gil. Waters menulis ulang libretto tersebut ke dalam bahasa Inggris sejak tahun 1997.
Pada 20 Mei 2006, Waters bersama Roger Taylor, Eric Clapton, dan Nick Mason membawakan dua lagu "Wish You Were Here" dan "Comfortably Numb".
Rogers Waters berkeliling Eropa sepanjang musim panas 2006 untuk tampil dalam konser The Dark Side of the Moon Live Tour. Di musim gugur tahun yang sama, pertunjukan serupa juga digelar di Amerika Utara. Bagian pertama konser diisi dengan lagu-lagu klasik Pink Floyd dan lagu dari album solo Roger Waters, sedangkan sepanjang bagian kedua, The Dark Side of the Moon dimainkan secara lengkap. Mantan Pink Floyd, Nick Mason juga ikut bergabung pada sebagian jadwal pertunjukan. Richard Wright diundang untuk berpartisipasi namun menolak dengan alasan sedang mengerjakan proyek pribadi. Di Australia dan Selandia Baru, pertunjukan Roger Waters - The Dark Side of the Moon Live berlangsung tahun 2007, diikuti pertunjukan di beberapa kota di Asia, Eropa, Amerika Selatan, dan berakhir di Amerika Utara, bulan Juni 2007.
Waters menulis musik untuk film The Last Mimzy bersama komponis pemenang Academy Award, Howard Shore. Hasilnya adalah lagu "Hello (I Love You)" yang panjangnya sekitar 6 menit. Film The Last Mimzy diedarkan di Amerika Serikat bulan Maret 2007.
Ketiga album solo Roger Waters meraih status piringan emas dari RIAA. Album opera Ça Ira sempat menduduki puncak tangga album musik klasik di Britania dan Amerika Serikat. Sebagai anggota Pink Floyd, nama Rogers Waters diabadikan oleh Museum Rock and Roll Hall of Fame di Britania Raya dan AS.
Roger Waters menikah sebanyak 3 kali, dan memiliki 3 orang anak. Pernikahan pertama adalah dengan Judy Trim tahun 1969, namun keduanya bercerai tahun 1975. Pernikahan kedua pada tahun 1976 dengan Lady Carolyn Christie dikaruniai 2 orang anak. India Waters seorang model dan Harry Waters yang bermain kibor untuk ayahnya dalam konser The Dark Side of the Moon Live Tour. Percakapan antara India dan Harry bisa didengar dalam album The Pros and Cons of Hitch Hiking.
Setelah bercerai tahun 1992, Waters menikah lagi dengan aktris Pricilla Phillips, 28 Juli 1993. Setelah mendapat seorang anak laki-laki yang lahir tahun 1997 (bisa dilihat di DVD In the Flesh), Waters bercerai lagi pada tahun 2001. Waters kembali bertunangan pada tahun 2005 dengan seorang pelayan, Laurie Durning yang sudah dikencaninya selama beberapa tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar