“Apa
dan siapa band RED SPIDER itu?” ..Itulah yang muncul di benak anak muda jaman
sekarang. Bagi mereka ini adalah sebuah nama yang asing bagi mereka …sangat di
sayangkan memang tapi inilah fakta dan realita yang terjadi di negeri ini.
Minimnya publikasi tentang mereka dan juga carut marutnya dokumentasi musik
rock di negeri ini menjadi salah satu penyebabnya… Jadi wajar bagi generasi
sekarang banyak yang tidak tahu apa dan siapa itu RED SPIDER.
Red
Spider adalah sebuah grup rock yang lahir dipertengahan tahun 1987 di kota
Surabaya dengan personel awal Erwin Spider (Vokalis), Made (Guitar), Bobby
Romeo (Drummer), Munir Romeo (Guitar), dan Imron ( Bass).
Mereka
kemudian melakukan konser di berbagai tempat dikota Surabaya dan sekitarnya.
Khususnya di Taman Hiburan Rakyat atau THR atau biasa di sebut juga dengan TRS (TAMAN
REMAJA SURABAYA). Tempat yang sangat berkesan bagi para Rocker di Surabaya karena
ditempat inilah banyak grup rock ternama bermunculan dari kota Surabaya sebut
saja, Red Spider, Power Metal, Andromaedha, Brigade Metal, Big Panser, Lost
Angels, Kamikazee, Pumar, Saltis, Ertebe, DC 9, dan Bulldozer.
Fenomena
ini dapat kita rasakan tidak hanya di Surabaya saja melainkan sudah menjalar ke
penjuru negeri contohnya kota Bandung. Di Bandung ada Sahara, Rudal, Jamz Rock,
Ucamp dll. Begitu pula di Jakarta, ada Roxx, Rotor, Slank, Z Liar, Whizkid,
Edane, Getah dan masih banyak lagi. Sebab di Era itulah musik Rock sedang jaya
jayanya. Semua anak muda dinegeri ini dari sabang sampai merauke semua
menggandrungi musik rock.
Sementara
itu bagi Erwin dkk terus melakukan tur dari kota ke kota, dari satu panggung ke
panggung tentu saja itu belum cukup buat mereka tanpa adanya sebuah album yang
mampu menjadi kado manis buat para penggemarnya dan album adalah tolak ukur
bagi sebuah grup Band. Dan dunia rekaman adalah cita-cita mereka dari awal
tanpa terasa setelah sekian lama malang melintang dari panggung kepanggung.
Akhirnya datang juga apa yg mereka tunggu tunggu dan mereka harapkan, tapi
semua itu tidak segampang membalikan tangan dimana saat memulai rekaman mereka
pun diterpa badai, gitaris dan drummer mereka pergi ibarat pepatah mengatakan
semakin tinggi pohon itu makin kencang pula angin menerpahnya dan itu juga di
alami oleh RED SPIDER. Bobby Romeo (drum) hengkang dan di susul pula oleh
hengkangnya Munir Romeo (gitar) tapi itu tidak meyurutkan niat mereka untuk
meyelesaikan album perdananya. Mereka kemudian menggandeng Andi Muathi dan Dicky
Thras sebagai penganti Munir dan Bobby yang hengkang. Gonta ganti personil itu
adalah hal yang lumrah dalam sebuah band dan hal itu juga terjadi dengan band-
band kelas dunia sekalipun. Setelah melalui kerja keras dan proses panjang
akhirnya mereka pun menyelesaikan album perdananya. Dimana sebuah produser
musik dari label Ski Records dan Harpa Records memberikan jawaban terhadap
kerja keras mereka. Selang beberapa waktu kemudian munculah apa yg dinanti-nanti.
Album perdana Red Spider adalah album pertama itu diberi judul Harapan Yang
Hilang. Dan di album pertamanya ini, formasi Red Spider berubah dengan formasi
baru: Erwin Spider (Vocal), Andi Muathi (Guitar), Dicky Thras (Drum), Hariawan
(Gitar), Nikky Sugesthi (Bass).
Setelah
melempar album pertama ke pasaran mereka pun belum puas. Mereka terus melakukan
tur dan membuat single-single album yang sangat populer di kala itu. Dan ada
pula kisah menarik dan sangat konyol tentang Red Spider yang mungkin banyak
orang tidak tahu. Saat itu Red Spider mengadakan konser di kota Lamongan..
sekitar 40km sebelah barat Surabaya. Saat mereka berdiri di atas pangung dan
mulai menghibur rakyat metal yg ada di kota tersebut. Semua bersorak sambil
meneriakan anak liar, anak liar.. tiba tiba begitu memasuki lagu berikutnya
saat Red Spider menyayikan lagu “Master of Puppets” milik Metallica semua
rakyat metal yang ada di situ bersorak dan mulai jingkrak jingkrak.. tanpa di
sadari di pertengahan lagu tersebut sang vokalis Erwin Spider menjerit jerit
bukan meneriakkan yel yel khas musik cadas tapi menjerit kesakitan sambil
memegangi kepalanya yang bocor terkena lemparan batu dari penonton yang tidak
bertangung jawab. Sontak konser pun di hentikan oleh pihak panitia. Dan itu
membuat para rakyat metal mejadi kesal terhadap oknum yg melempar tadi, tapi
apa boleh buat semua sudah terjadi dan panitia pun dengan tegas mengatakan
konser harus di hentikan demi keselamatan bersama dengan meringis kesakitan
sambil kepala bocor Erwin dkk pun balik ke kota surabaya malam itu juga.
Seiring
berjalan waktu di mana masa masa sulit selalu terjadi dan menghampiri grup rock
seperti mereka dimana konser sudah semakin jarang dan karena berbagai alasan
yang ada mulai dari ijin konser dari pihak yang berwajib ditambah masih minimnya
even organaiser di negeri ini saat itu.. serta ada citra buruk dari berbagai
kalangan masyarakat tentang musik rock sebagai biang kerusuhan dan kumpulan
para pemabuk serta anak muda berandalan dan apalah masih banyak lagi nada
miring yang di sematkan untuk mereka. Praktis buat Red Spider di masa sulit itu
mereka hanya melakukan konser di bar dan pub kecil di kota surabaya dan
sekitarnya bahkan main di sebuah diskotik .. dan saat itu ada kabar yg beredar
para personil Red Spider mulai mengalami titik kejenuhan.
Sementara
itu Munir dan Bobby sibuk mempersiakan band proyek baru mereka yang di
prakarsai oleh Dedy Dores seorang musisi yang sudah malang melintang di dunia
musik Indonesia dan kerja sama dengan Dedy Dores itu memunculkan sebuah band
dengan nama Sansekerta yang memiliki formasi: Munir (Gitar), Bobby (Drum), Heru
(Vocal), Dendy Indiana (Kibord) dan Wino D'Alamo (Bass).
Dimana
buat mengisi waktu luang Erwin tetap melakukan konser dari panggung satu ke
panggung lain bersama Red Spider, tapi dalam diri mereka Red Spider tetap jadi
menu utama, itu terbukti selasai menyelasaikan proyek album Sansekerta bersama
Dedy Dores mereka kembali bersatu dan memgadakan konser di bawah bendera Red Spider
karena bagi mereka Red Spider adalah “Urat Nadi” dan itu sudah di buktikan
kepada suluruh rakyat metal di indonesia. Meski pernah mengalami masa timbul
tenggelam dan sempat vakum beberapa lama kini mereka kembali lagi dengan jiwa
baru dan semangat baru dan yg pasti tetep metal.
“Jujur ini bukan latah, karena sekarang marak kasus korupsi lalu kami bikin lagu ini. Sebaliknya, lagu tersebut sebagai ungkapan kedongkolan kami, karena korupsi masih banyak terjadi di negeri ini,” tegas Erwin saat ditemui di Makan Time Resto, Senin 1 Juli 2013.
Kemarahan Red Spider itu pun lalu diungkapkan lewat lirik demi lirik Koruptor yang lagunya sarat distorsi. “Jika yang lain demo dengan turun jalan, demo kami lewat lagu, dan tanpa bakar-bakara,” cetus Oik menambahkan.
Menurut Oik, lagu Koruptor juga sebagai hadiah buat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar lembaga ini terus giat memberantas kasus yang merugikan masyarakat Indonesia tersebut. “Kami semangati KPK lewat lagu ini. Jangan putus asa, terus berkarya dengan hasil tangkapan para pelaku korupsi!” tandas Erwin.
"Kami juga harus tahu selera pasar. maka kami juga menyuguhkan lagu yang bertema cinta yang slow juga kayak lagu Song For You," imbuh Bobby.
Pada
November 2014 Red Spider merilis album ketiga mereka, Black Cavalry, secera
independen. Ini adalah album pertama mereka yang seluruhnya berisi lirik bahasa
Inggris. Formasi terkini adalah vokalis Erwin, drumer Dicky Thras, gitaris Andy
Muathi dan bassis Nikky Sugesthi.
Artikelnya apik bos, he he he he
BalasHapusJadi ingat GOR PULOSARI MALANG,
saat itu era 1990 an RED SPIDER duel meet satu panggung sama DYE MARKER Band trash metal dari Malang
Luar biasa bisingnya, semua penonton di gor pulosari malang di bikin head banger he he he he...mantap
Kangen rek ambek band2 '90an
BalasHapus