Roxx adalah grup musik beraliran Heavy Metal yang didirikan pada 1 April 1987 di Jakarta. Roxx merupakan salah satu pelopor pergerakan musik metal di Indonesia.
Roxx dikenal dengan album debut mereka yakni Roxx yang dirilis pada tahun 1992, dan memiliki hits seperti: "Rock bergema", "Penguasa", dan "5 cm". Album yang disebut juga dengan "black album" merupakan album yang diisi formasi klasik Roxx yakni Trison, Jaya, Arry, Iwan, dan Tony.
Arry
Yanuar adalah drummer sekaligus pendiri Roxx yang meninggal dunia
pada 1999 silam. Pada jamannya Arry merupakan drummer tangguh yang sangat
disegani bahkan digandrungi musisi-musisi rock lokal saat itu. Permainan
drumnya selalu disejajarkan dengan Lars Ulrich, drummer Metallica, sementara
aksi panggung dan tingkah lakunya bagi banyak orang mengingatkan dengan gaya
Tommy Lee, drummer Motley Crue. Grup ini memulai debutnya sebagai band glam
rock '80-an yang merupakan pecahan dua band lokal terkemuka saat itu, Skull dan
Navy. Skull personelnya antara lain Arry (drums), Iwan Achtandi (gitar) dan
Trison Manurung (vokal). Sementara Navy yang memainkan nomor-nomor AC/DC
digawangi oleh Wijaya (gitar), Tony Agusbekti (bass), Jalu (drummer) dan Parlin
(vokal). Nama yang disebut terakhir adalah kakak kandung Trison yang sempat
tiga bulan menjadi vokalis Slank sebelum Kaka bergabung ke dalam barisan Slank hingga
kini. Uniknya nama Navy mereka pilih karena ayah para personel band ini
semuanya berprofesi sebagai perwira menengah dan tinggi TNI Angkatan Laut.
Selanjutnya Arry Yanuar mundur dari Skull dan hijrah ke
Australia untuk melanjutkan studi selama dua tahun lamanya. Arry dikabarkan
sempat membentuk band metal pula selama tinggal di sana. Sepulangnya dari
Australia ia tidak ingin kembali ke Skull dan malah mengajak Jaya membentuk
sebuah band baru. Arry menugaskan Jaya untuk mencari kandidat anggota band
barunya dan Jaya sendiri justru menugaskan Trison mencari vokalis bagi proyek
baru ini. Tetapi saat mengaudisi vokalis justru Trison-lah yang melamar
langsung menjadi vokalis karena dia ingin sekali bergabung dengan ROXX.
Akhirnya pada awal 1986 terbentuklah Roxx formasi pertama
yang terdiri dari Arry (drums), Jaya (gitar), Iwan (gitar), Trison (vokal) dan Tonny (bass). Usia para personel Roxx saat
itu rata-rata 20-21 tahun. Nama Roxx sendiri dipilih langsung oleh Arry. Para
personel lain mengaku tak tahu darimana ia mendapatkan inspirasi atas nama itu.
Sepanjang tahun 1986 Roxx total mendekam setahun penuh hanya untuk berlatih di
studio. Saat itu mereka masih sibuk membawakan lagu-lagu dari The Who, Van
Halen, Motley Crue hingga Iron Maiden sebagai bekal manggung, mereka
benar-benar serius. Kerja mereka hanya latihan dan latihan. Dua kali seminggu,
jam duabelas siang sampai maghrib. Bayangkan, 104 kali latihan dalam setahun,
tanpa manggung! Panggung pertama Roxx terjadi tanggal 1 April 1987 di Pasar
Seni Ancol. Saat itu mereka tampil sebagai pembuka Barata Band yang terkenal
sebagai band tribute The Beatles nomor wahid di negeri ini. Beban berat di
panggung pertama menghasilkan teriakan dan cemoohan dari para penonton yang
meminta mereka turun panggung. Untungnya mereka dapat bertahan hingga lagu
terakhir di panggung historis tersebut. Aktivitas membentuk band di kalangan
anak-anak muda adalah kegiatan yang termasuk mewah dan mahal di era '80an,
bahkan studio latihan band di Jakarta pun masih terbilang jarang. Namun
hebatnya Roxx saat itu sudah memiliki studio latihan pribadi di rumah Arry yang
terletak di bilangan Tebet.
Suatu ketika pada 1987 ada sebuah peristiwa yang sangat
bersejarah dalam karir bermusik Roxx untuk selamanya. Saat itu pertama kalinya
Arry memperdengarkan para personel Roxx album Master of Puppets milik Metallica
yang dibawanya dari Australia. Saat itu album-album Metallica bahkan belum ada
yang dirilis secara resmi di Indonesia. Awalnya tak satu pun diantara personel Roxx
yang suka dengan musik thrash metal ala Metallica. "Di denger sambil mabok
aja nggak enak (Tertawa)," kenang Jaya. Namun karena Arry bersikeras
akhirnya Roxx tunduk dan mulai membawakan nomor-nomor milik band asal Los
Angeles, California tersebut. "Master of Puppets" adalah lagu pertama
dari Metallica yang mereka bawakan di atas panggung Bulungan, Blok M pada 1987.
Mungkin saja dalam sejarah rock tanah air untuk pertama kalinya pula ada band
Indonesia meng-cover Metallica. Bassis Tony menjelaskan setelah mereka
menikmtai mengusung nomor-nomor ngebut dari Metallica, arah musik Roxx kemudian
berkembang semakin ekstrem. "Habis itu penginnya bawain lagu-lagu kenceng
semua," ujarnya. Kisah berikutnya mereka tinggalkan Van Halen, Motley
Crue, Iron Maiden dan juga fashion 80's glam rock yang selama beberapa tahun
sempat menjadi identitas mereka di atas panggung. Roxx telah menemukan arah
musik bahkan ciri khas mereka yang baru: Thrash metal dan kostum hitam-hitam!
Berikutnya mereka mulai meng-cover nomor-nomor dari Anthrax seperti
"Indian," "Among The Living" dan juga Death Angel dan
Testament.
Pada 1989 Roxx khusus diundang Log Zhelebour ke Surabaya
untuk tampil mewakili Jakarta menjadi peserta kompetisi band yang digelarnya:
Festival Rock Indonesia Ke-V. Di kompetisi itu Roxx berhasil menjadi Juara
Kedua sedangkan Juara Pertama adalah Power Metal asal Surabaya. Gosip berhembus
bahwa menurut pilihan para juri sebenarnya Roxx yang seharusnya terpilih
sebagai juara pertama namun kabarnya Log tidak setuju dan menolak keputusan
tersebut. Lalu pada 1990 lagu "Rock Bergema" dirilis sebagai album
kompilasi pertama keluaran Logiss Records lalu pada Desember 1990 Roxx kembali
ke Studio Triple M bersama penata suara Harry Widodo untuk menggarap album
penuh pertama mereka, Roxx.
Proses rekaman album ini menghabiskan 70 shift dan berjalan
hingga 18 bulan lamanya namun Album ini sempat terkatung-katung pennggarapannya
karena "Insiden Asbak Tengkorak" yang menimpa Trison dan Tony di
Bogor mereka berdua sempat di masuk LP dalam keadaan gondrong. Namun
pemberitaan di media atas Insiden Asbak Tengkorak ternyata berdampak negatif
bagi album debut Roxx. Harpa Records malah membatalkan kontrak rekaman Roxx
sekaligus memberhentikan proses rekaman yang saat itu tengah berjalan setelah
itu tiba-tiba Roxx bertemu Dannil Setiawan, produser yang kemudian menebus
seluruh biaya rekaman yang telah dihabiskan Roxx dari Harpa Records. Setelah
Trison dan Tony "dibebaskan" dari penjara proses rekaman pun
dilanjutkan hingga akhirnya album tersebut beredar dibawah label Blackboard
Indonesia pada Agustus 1992.
Dan alhasil Roxx merilis album pertamanya dengan judul album
yang sama yaitu ROXX, yang melahirkan lagu-lagu hits seperti “Gontai", "Penguasa",
"5cm", "Gelap", "Price" dan "Rock Bergema”.
Diedarkan oleh PT. Suara Sentral Sejati dan didistribusikan oleh Blackboard
Indonesia. Kesuksesan album tersebut di blantika musik Tanah Air akhirnya
mencatat ROXX sebagai grup musik pertama di Indonesia yang merilis albumnya di
pasar Internasional. Hal ini ditandai dengan diadopsinya album perdana ROXX
tersebut pada 1992 oleh Polygram International.
Terdapat
sebuah dokumenter yang merupakan bonus majalah Hai, yang berjudul “Rock
Bergema: Story Behind the Rock Anthem”. Video dokumenter pendek yang hanya
berdurasi sekitar dua puluh menitan itu bercerita tentang sejarah lagu
"Rock Bergema". Banyak musisi yang menganggap bahwa lagu tersebut
adalah lagu legenda. Setelah lagu itu naik pamor, banyak band-band rock/metal
ekstrim/underground bermunculan di Indonesia, itu terjadi pada awal 1990-an
hingga sekarang.
Jaya
menuturkan dalam video tersebut, bahwa lagu "Rock Bergema" sebenarnya
adalah lagu yang paling cemen dan paling tidak disukai diantara personel ROXX.
Akan tetapi, justru lagu tersebutlah yang banyak disukai orang-orang di luar
ROXX. Permainan gitar lagu "Rock Bergema" agak sulit jika dimainkan
bersama-sama, karena akor-akornya yang cepat dan unik, tetapi jika dimainkan
secara individu sebenarnya adalah lagu yang mudah. Nyawa lagu ini sebenarnya
terletak di bagian gebukan drum sang drummer, isian drumnya terasa begitu
kental, jelas, dan tidak sederhana.
Album kedua ROXX berjudul NOL dirilis pada 1995, diedarkan
oleh WINS Record dan didistribusikan oleh Atlantic Record Indonesia, yang
melahirkan hits single “Air Mata Hewan, "Putri Matahari" dan "Muak”.
Ada perubahan formasi pada album ini, yaitu digantinya posisi Tony pada bass,
yang digantikan oleh Didik, dikarenakan Tony harus melanjutkan pendidikannya ke
Jerman.
Di album keempat ROXX yang berjudul RETAKE, yang bekerjasama
ditribusi dengan Majalah Rolling Stone Indonesia, telah hadir sebagai penanda
eksistensi ROXX di belantara musik Tanah Air. Mini album yang berisikan
beberapa hit single mereka dari keseluruhan kronologis perjalanan karir ROXX
sejak tahun 1987 sampai dengan saat ini, menghadirkan lagu-lagu kompilasi
terbaik yang pernah dimiliki ROXX,yaitu: Gontai, Rock Bergema, Babi Ngepet, Air
Mata Hewan, Penguasa & 5 Cm.
Pada
Oktober 2013 ROXX mengeluarkan album terbarunya, “Jauh dari Tuhan” adalah judul album yang dipilih untuk
menamai album ini, sekaligus untuk menandai tema dan single album. ROXX menganggap bahwa tema-tema yang bernuansa
politik sudah terlalu sering mereka ciptakan dan mereka merasa jengah membahas
hal yang sampai detik ini tidak berkesudahan di benak mereka. Cover album yang dibalut dengan warna silver mengingatkan
bahwa ROXX memasuki usia 25 tahun.
Mendengar
album ini bagaikan mendengar album metal klasik yang tercipta di awal 1990an,
persis ketika ROXX meluncurkan album pertamanya. Album ini dianggap adalah
benang merah yang melekat di musik-musik mereka. Jika dibandingkan dengan band
Indonesia yang ada saat ini, secara genre mungkin sealiran dengan Edane. Ada
sepuluh lagu di album ini, dimana empat diantaranya direkam secara live dan ada
dua lagu lama. Secara kualitas, suara yang dihasilkan di album ini sudah sangat
modern dan enak didengar tanpa meninggalkan ciri khas mereka. Jauh Dari Tuhan adalah
album kelima ROXX yang dirilis secara penuh dengan label sendiri (cRott
records).
Jauh
Dari Tuhan adalah upaya yang tepat bagi Roxx bila ingin menyegarkan memori para
pecinta metal generasi baru tentang bagaimana speed metal yang baik, benar,
serta berkelas, dimainkan. "Aku Suka Sepak Bola" memperdengarkan
selera humor Anthrax di lagu "Milk" serta modern metal a la System of a Down dengan lirik menceritakan hobi
sepakbola yang tidak produktif bagi hidup. "Ambil Nyawaku" merupakan
nomor metal yang mampu melekat erat di telinga pendengar. Liriknya bercerita
tentang rasa rindu akan hal yang dicintai dan bikin jantung "dag dig
dug". "Jauh dari Tuhan" merupakan nomor balada yang dimulai
dengan bagian akustik, dan ditutup dengan deru metal beberapa riff yang meminjam "Hangar18" dari Megadeth;
orgasmik! Hal yang sedikit mengganggu adalah bagaimana nomor-nomor speed metal
yang tertulis dengan apik ini seperti kurang gizi pada departemen lirik.
Terlebih bila ingat bahwa lirik menarik dan gagah bukanlah hal yang baru bagi
Roxx, karena di awal "90-an musik rock mereka bergema tentang jumlah
sentimeter panjang tusukan di badan seorang preman yang meresahkan, atau kritik
pedas terhadap sang penguasa. Salah satu lagu paling menarik adalah "Toa
Maut"; dengan nada sedih, Roxx bernyanyi tentang betapa ironisnya ketika
pengeras suara yang seharusnya menyiarkan perdamaian malah menyerukan benci.
Ini disinyalir terinspirasi dari suasana rumah Jaya, gitaris Roxx, yang
bertetangga dengan markas sebuah ormas agama. Tema kekerasan atas nama agama
ini memang adalah potret keadaan yang merupakan tema seksi bagi band metal
Indonesia. Persis seperti ketika mayoritas band thrash "80-an berbicara
tentang nuklir.
Lagu
lain di album ini secara berurutan yaitu “Menang”,
“Beraninya di Belakang”, “Cekson” (Live, lagu pendek untuk check sound), “Dari dulu” (Live), “Muak” (Live), dan “Jauh dari Tuhan” (Live). Lagu “Dari Dulu” dan “Muak” adalah lagu lama ROXX yang
dinyanyikan dan direkam secara live ketika manggung di Surabaya beberapa
waktu yang lalu. Formasi ROXX ketika menggarap album JDT ini adalah Jaya
(gitar), Trison (vokal), Tony Monot (bass), DD Crow (gitar, additional), Iwan
(gitar), dan Raidensoe (drum).
Pasalnya, saat Tonny Monot, bassis grup rock tersebut mengalami luka parah dan mengalami amnesia (kehilangan daya ingat berkepanjangan) akibat kecelakaan lalu lintas yang dialaminya, personil Roxx Band lainya tak lantas mencari pengganti Tonny.
Tapi mereka tetap mempertahankan Tonny dan menerima kekurangan yang sekarang dialami Tonny pasca kecelakaan.
"Persahabatan ROXX patut diacungi jempol dan mungkin ditiru oleh band-band baru di Tanah Air. Karena sahabat itu bakal ada saat senang atau susah sekali pun, terutama saat susah," kata Seno saat memandu acara persiapan konser Roxx Band bertajuk 'Rock Flight After Amnesia' di M Point, Blok M, Jakarta Selatan pada Sabtu 8 Juni 2013.
Konser tersebut digelar selain sebagai wujud rasa syukur membaiknya kesehatan Tonny, sekaligus untuk mensuport album kelima Roxx berjudul 'Jauh Dari Tuhan'.
Awal
2016 kancah musik metal tanah air dihebohkan dengan berita mundurnya Wijaya
alias Jaya, gitaris band metal legendaris asal Jakarta, Roxx. Ia mengumumkan
pengunduran dirinya dari band hanya beberapa menit sebelum mengakhiri
penampilannya bersama Roxx di ajang Jakcloth 2015 yang digelar pada Sabtu malam
2 Januari 2016 di Senayan, Jakarta. Padahal hanya selang sehari sebelumnya,
Jaya juga baru saja merayakan hari kelahirannya yang ke-50 tahun.
Seperti
biasa, dalam setiap konser Roxx, Jaya yang dikenal cukup "vokal"
memang sering berbicara ngalor ngidul dari atas panggung kepada penonton. Namun
kali ini, tepat sebelum Roxx memainkan hit terbesar mereka, "Rock
Bergema," pesan yang keluar dari mulutnya sangat berbeda.
"Di
tahun "91, Monot (bassist Tonny – Red) keluar dari Roxx karena urusan
sekolah ke Jerman, di tahun "97 atau "98 Trison keluar dari Roxx
karena dia memperkuat Edane. Di tahun "99 Arry (drummer) keluar, keluar
dari dunia, dia meninggal dunia. Abis itu tahun 1996 Iwan (gitaris) keluar dari
Roxx karena urusan kepalanya, urusan negara dan sebagainya.
Awal
2000 DD Crow masuk menggantikan Iwan tapi di awal tahun itu juga DD keluar
untuk memperkuat Powerslave. Dan pengganti Monot waktu itu adalah Didi Orange.
Setelah itu Roxx vakum karena vokalis nggak ada, gitaris nggak ada, drummer
nggak ada, sampai akhirnya kami ngumpul lagi. Crow selepas dari Powerslave
masuk lagi ke Roxx di awal 2004 atau 2005.
Kemudian
di awal 2009 Raiden (drummer) bergabung dengan kita. Jadi Arry meninggal di
tahun "99 itu butuh sepuluh tahun untuk mendapatkan seorang Raiden. Abis itu
kami bikin album perak, Jauh dari Tuhan, tahun 2012. Itu Iwan masuk lagi
ke sini, ada DD Crow, Tonny, Raiden dan sekarang tahun 2016 giliran gua
mengundurkan diri dari Roxx. Jadi ini panggung terakhir gue di Roxx.
OK,
semoga Roxx tetap Jaya, eh, tetap Trison, tetap Tonny, DD Crow, Raiden dan ini
adalah panggung terakhir gue bersama Roxx," koar Jaya panjang lebar di
atas panggung seperti dikutip dari video amatir yang direkam penonton dan
kemudian ramai beredar di media sosial.
Usai
manggung, masih di malam yang sama, Jaya juga menuliskan pesan pengunduran
dirinya via akun Twitter pribadi.
"Teman2
panggung @JakCloth 2 jan 2016 adalah gig terakhir gw di @Roxx_Official.
Gw pamit mundur dr Roxx. Thx," tulisnya di sana. Tak ayal media sosial pun
geger, bahkan beberapa media massa nasional pun memberitakan mundurnya Jaya
pada keesokan harinya.
Mundurnya
Jaya dari Roxx terbilang misterius karena tidak diiringi alasan apapun, bahkan
malam itu juga vokalis Trison sempat mempertanyakan keseriusan Jaya untuk
mundur langsung dari atas panggung. Dengan nada sedikit protes ia berkata,
"Kok elo nggak ngomong dulu sebelumnya?"
Jaya
pun menjawab singkat saja pertanyaan Trison, "Sudah ngobrol ke
manajer."
Setelah
selama beberapa hari menunggu konfirmasi, akhirnya Jaya untuk pertama kalinya
setelah mundur dari band angkat bicara kepada Rolling Stone.
"Gue
cabut karena akhir-akhir ini sudah nggak nyaman dengan diskusi di grup. Diskusi
selalu jadi debat kusir adu "pel*r" (ego)," tulisnya via
WhatsApp.
"Udah
nggak diskusi untuk kepentingan bersama seperti biasanya. Lebih ke ego, no
akal sehat. Cuma Iwan (gitaris) yang boleh diskusi nggak pake akal sehat, yang
lain wajib pake akal untuk kepentingan bersama," imbuhnya lagi.
"Gue
juga nggak bisa terima kalo perjanjian kita dan keputusan jaman masih muda
diciderai saat udah tua," ujar Jaya lagi. Sayangnya, ketika ditanya
kembali oleh Rolling Stone apa yang dimaksud dengan "perjanjian
kita dan keputusan jaman masih muda" itu Jaya enggan untuk menjawabnya.
"Ini
cidera berat, segitu aja kabarnya. Kalo wawancara panjang lebar nanti
kaing-kaing yang bikin cidera. Gue udah nggak di Roxx lagi, jadi biarlah yang
masih di sana nentuin ke depan grup ini," pungkas Jaya lagi.
Selepas
wafatnya drummer Arry Yanuar pada 1999, boleh dibilang peran Jaya cukup sentral
dan penting bagi perkembangan Roxx selanjutnya. Kediaman Jaya di Petamburan,
Jakarta sudah lama menjadi base camp sekaligus studio latihan bagi Roxx.
Apalagi selain sebagai gitaris dan salah seorang pencipta lagu di Roxx, Jaya
juga sejak lama dikenal sebagai penata suara (sound engineer) yang
mumpuni, baik di studio rekaman maupun di berbagai panggung pertunjukan.
Setidaknya band-band seperti Clubeighties, Superglad, The Upstairs, J"rocks
hingga Kelompok Penerbang Roket pernah menjadi klien tetap Jaya.
Sosok
Jaya yang kerap disapa Abah ini terkenal lugas, lantang namun penuh humor jika
berbicara, bahkan kata-kata seputaran genital dan aktivitas seksual sering
tersembur dengan deras dari mulutnya di berbagai suasana. Tak heran dengan
kepribadian yang eksentrik seperti ini rekan-rekannya di Roxx pernah
mendedikasikan sebuah lagu yang bercerita tentang dirinya. Lagu berjudul
"Mr. J" tersebut masuk ke dalam album kedua Roxx yang rilis pada 1994,
Nol.
"Aku
punya cerita tentang sobat karibku / orangnya kecil dan gesit juga amat lucu /
rambutnya gondrong keriting juga amat kaku / ngomongnya enteng persis kayak
tante-tante / Ngecengin teman baru kenal pun tak peduli / buka kartu orang
sampe pucat nggak karuan…" demikian potongan lirik "Mr. J"
yang ditulis oleh vokalis Trison.
Meskipun begitu Trison mengaku ingin Roxx untuk jalan terus. Menurutnya, manajemen akan segera melakukan pertemuan untuk membicarakan hal ini. Kalaupun nanti akhirnya Jaya tetap menyatakan keluar, Trison ingin Roxx berjalan dengan gitaris lain sebagai penggantinya.
Sejak pertama kali terbentuk 29 tahun lalu, baru kali ini Jaya meninggalkan band yang hingga kini dianggap sebagai salah satu pelopor pergerakan musik metal di Indonesia tersebut. Sebagai band pionir speed/thrash metal asal Jakarta sampai sekarang warisan dan pengaruh Roxx masih dapat ditemukan pada band-band pengusung musik cadas generasi sekarang.
"Rock
Bergema" yang merupakan hit terbesar Roxx terpilih sebagai salah satu dari
150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa sementara album debut mereka, Roxx,
juga masuk sebagai salah satu dari 150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang
Masa. Kedua daftar tersebut dirilis oleh majalah Rolling Stone Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar