PRIA berperawakan jangkung itu mengenakan
kaos v neck dan dipadu jins
biru. Busana itu serasi dengan wajah indonya yang gagah. Ludwig Lemans,
demikian nama pria itu. Dia warga negara Belanda, meski lahir di Surabaya.
Profesinya musikus tulen. Mungkin tak banyak yang kenal dia. "Halo,
selamat datang," ujarnya ramah menyambut kami, di sebuah rumah di kawasan
Cinere, Depok, Senin (29/6/2015) lalu. Di rumah itu Lemans sebenarnya juga cuma
tamu. Rumah tersebut milik koleganya yang juga musikus, Achmad Albar, vokalis
sekaligus pentolan band rock God
Bless.
Kehadiran
Lemans di rumah itu dalam rangka berlibur. Dia datang bersama istrinya, Iveta,
dan putra mereka, Justine, yang berusia 18 tahun. Lemans yang lahir di
Surabaya, 8 Juli 1949, sudah hijrah ke Belanda sejak 1958. Mereka ingin
jalan-jalan mengunjungi Bali dan daerah-daerah lainnya di Tanah Air. Hari itu
merupakan hari terakhir sebelum dia kembali bertolak ke Belanda.
Lemans
dan Iyek, demikian Achmad Albar kerap disapa, merupakan sahabat lama. Bahkan,
Lemans ikut mendirikan God Bless. Dialah gitaris pertama band itu sebelum digantikan Ian
Antono. Saat mendengar dia akan datang ke Jakarta, kami sepakat membuat janji
wawancara.
Kata
Lemans, dia kenal Iyek di Belanda sejak lama. Saat itu akhir 60-an, dia bermain
sebagai gitaris di band bernama
The Road, sedangkan Iyek merupakan vokalis Take Five. Pada awal 70-an, Iyek
membentuk Clover Leaf. Melihat gaya bermain Lemans, Iyek ingin mengajaknya
bergabung ke band-nya. Gayung
pun bersambut. "Pada 1970 kami mengadakan pertemuan. Gitaris Clover Leaf
juga teman saya. Dari pertemuan itu kami sepakat untuk bertukar band dengan
senang hati. Akhirnya saya bergabung dengan Clover Leaf dan rekaman,"
kenang Lemans.
Sekitar
dua tahun berjalan, Clover Leaf pecah karena personel lainnya memilih untuk
bermain pop, sedangkan Lemans dan Iyek lebih suka untuk bereksplorasi dengan rock dan sedikit progresif. Akhirnya,
di akhir tahun 1972, Iyek mengajak Lemans untuk ke Jakarta dan mengembangkan
musik kreasi mereka berdua. Di sinilah cikal-bakal God Bless terbentuk.
Film
Jenderal Kancil sebagai garansi buat saya yang diberikan oleh Iyek. Katanya,
kami punya modal untuk berkarya lewat popularitas Iyek saat itu. Akhirnya kami
pergi ke Tebet pada 1972. Padahal, saya kira tanpa jaminan itu pun saya akan
ikut dengan Iyek ke Jakarta karena dia orang baik dan memiliki visi musik yang
sama," kisah Lemans dengan campuran bahasa Inggris.
Di
Jakarta, Iyek mengajak sepupunya, Fuad Hassan (kini almarhum), untuk membentuk band, namanya Crazy Wheels.
Personelnya, Iyek (vokalis), Fuad (drumer), Lemans (gitaris), Donny Fattah
(basis), serta Deddy Dores (keyboardist).
Setahun kemudian, tepatnya pada 5 Mei 1973, mereka berganti nama menjadi God
Bless dengan masuknya Yockie Surypoprayogo yang menggantikan Deddy di posisi
keyboard. Nama God Bless diambil dari selembar kartu Natal yang tergeletak di meja
rumah Camelia Malik (adik Iyek).
Menurut
penuturan Lemans, dia pertama kali manggung di Taman Ismail Marzuki. Apresiasi
luar biasa didapat band itu, yang kemudian mulai melakukan tur ke beberapa kota
seperti Bogor, Bandung, Surabaya, Kediri, dan Tasikmalaya. Sayang, belum lagi
genap setahun dan sedang berada di popularitas, Lemans terpaksa harus pulang ke
Belanda karena izin tinggalnya habis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar