Posisinya unik, salah satu co-founding father, dipecat
karena wajahnya dianggap “terlalu persegi” kemudian menjadi road manager.
Sayang, kariernya kemudian terpupus, “napas” di band legendaris ini seperti
dihilangkan. Sebagai kibordis, Ian Stewart nyaris tak punya ruang eksplorasi
yang memadai, meski ada jejak peninggalan karyanya.
STU –begitu pemilik nama lengkap Ian Andrew Robert
Stewart biasa dipanggil—bukan pemilik darah Inggris tulen. Dia lahir di
Kirklatch Farm, Pittenweem, East Neuk, Fife, Skotlandia, 18 Juli 1938. Empat
bulan kemudian, orangtuanya kemudian pindah ke Sutton, Surey, Inggris. Tak mau
meninggalkan darah Skotlandianya, Stu biasanya menyelipkan aksen uniknya saat
manggung. Bakat berrmusiknya sudah
terlihat dari kecil, ketika pada usia enam tahun sudah gape main piano. Makin
dewasa, Stu mulai tertarik dan mengembangkan diri bermain di area boogie woogie
music, salah satu aliran dalam blues yang muncul di tahun 1930an.
Sebelum akhirnya melahirkan The Rolling Stones, Stu
adalah satu-satunya personel yang punya pekerjaan tetap selain ngeband. Stu
berkarier di Imperial Chemical Industries.
Yang menarik, ketika itu hanya Stu yang punya telepon meski nebeng di kantornya. Jadi beberapa kali, dia
menerima order manggung lewat teleponnya. “Meja kerjaku adalah markas The Rolling Stones,” ujar Stu.
Bahkan untuk mendukung bandnya, Stu membeli mobil van untuk mengangkut
alat-alat band dan personel kalau dapat order manggung.
Oh ya, Stu termasuk pendiri awal. Ceritanya adalah iklan
Brian Jones di Jazz News 2 Mei 1962, yang mencari personel untuk membentuk band
blues. Setelah Stu, sebulan kemudian bergabunglah Mick Jagger [vokal], dan
Keith Richards [gitar], sebelum menyusul Dick Taylor [bass], dan Mick Avory
[drum]. Manggung pertama formasi ini di Club Marquee, 12 Juli 1962 dengan nama
The Rollin’ Stones [tanpa huruf G –red]. Richard terkesan dengan permainan
piano Stu ketika itu. “Aku belum pernah melihat permainan boogie woogie seperti
itu sebelumnya,” kata Richards. Sayang personel awal ini tidak awet, Dick
Taylor dan Mick Avory hengkang, digantikan oleh Bill Wyman dan Charlie Watts,
yang masuk medio Januari 1963.
Nah kemudian muncullah “masalah” ketika manajer awal,
Andrew Loog Oldham, mengatakan rahang persegi Stu tidak cocok jadi personel
band. Selain itu –masih menurut Oldham—enam orang di band terlalu penuh. Stu
ditawarkan untuk jadi road manager dan piano player untuk rekaman saja.
Dari personel “digeser” jadi manajer, tentu akan jadi
pertanyaan banyak orang. Tapi Stewart menerimanya dan bersedia menjadi road
manager The Rolling Stones. Paling tidak kesempatan untuk menjadi bagian dari
band yang ikut dibidaninya ini masih jelas.
MESKI secara kasat mata peran Stewart tak tampak, tapi
dalam proses rekaman studio dan beberapa konser panggung, beberapa sentuhan
ajaibnya masih bisa disimak. Kalau Anda perhatikan lagu-lagu seperti ‘Honky
Tonk Women’, ‘Let It Bleed’, ‘Brown Sugar’, ‘Star Star’ atau ‘It’s Only Rock
n’Roll [But I Like it]’. Terakhir, Stu –begitu sapaannya—membantu penggarapan
album Dity Work. Namanya masih selalu disebut di setiap album Stones yang lahir
antara 1964-1986. Artinya pula, kinerjanya sangat besar di band ini. Sebelum akhirnya
memutuskan meniti kariernya diluar Stones.
Stu kemudian bemain dengan banyak band yang musiknya juga
berbeda dengan Stones. Dia ‘memarkir’ keahliannya bermain boogie rythm dan
lebih banyak eksplorasi sisi blues. Sampai suatu ketika, 11 Desember 1985, Stu
tampil bareng band-nya Rockeet 88 di Nottingham, Inggris. Keesokan harinya, Stu
merasakan kesakitan di dadanya dan pergi ke spesialis Harley Streets.
Sayangnya, sebelum diperiksa lebih jauh,
Stu keburu meninggal dunia di ruang tunggu. Inggris dan The Rolling
Stones pun berduka.
Kepergian Stu menyisakan luka yang dalam terhadap
personel Stones yang lainnya. Sampai ketika band ini mendapat penghormatan
masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame, tahun 1989, semuanya meminta nama Ian
Stewart masuk sebagai salah satu personel yang disebut. “Stu adalah
satu-satunya orang yang ingin kami buat bahagia,” kata Mick Jagger ketika itu.
Tahun 2011, Ben Waters mengajak semua personel The
Rolling Stones, termasuk Bill Wyman yang sudah hengkang, untuk terrlibat dalam
album bertajuk Boogie 4 Stu – A Tribute to Ian Stewart [judul terinspirasi oleh
lagu Led Zeppelin, ‘Physical Graffiti’ yang dimainkan Stewart]. Selain itu, Ben
juga mengajak PJ Harvey dan Jools
Holland untuk terlibat di album ini. Ben Waters adalah seorang bintang muda
penganut boogie-woogie. Ketika ide itu muncul, dia sedang tur Eropa dengan
Charlie Watts dengan nama project-nya The ABC & D Boogie-Woogie [Ben adalah
B, Charlie C, A adalah Axel Zwingenberger dan D adalah Dave Green].
Seperti yang dikatakan Keith Richard dalam
otobiografinya, Life, “Permainan piano boogie-woogie Stu, sejatinya adalah satu
karakter kuat yang membentuk band ini pertama kali.” Tak heran, sampai sekarang
Stu disebut The Sixth One.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar