Lahir di Jakarta tanggal
11 Juli 1970, perjalanan musiknya diawali sebagai drummer di Cynomadeus pada
1990 bersama Iwan Madjid, Todung Pandjaitan, Eet Sjahranie & Arry Safriadi.
Dengan dukungan JEPS
Record pada tahun 1990, di bawah pimpinan Sofyan Ali, seorang promotor dan
produser dengan revolusi besarnya di sejarah industri musik Indonesia,
Cynomadeus merilis albumnya dengan judul Cynomadeus. Merupakan salah satu dari
judul lagu di album tersebut yang disepakati personel band sebagai ilustrasi
dari terbentuknya Cynomadeus.
Posisinya sebagai
drummer semakin menanjak saat tergabung
dalam grup Edane (1991 hingga sekarang). Di samping sebagai drummer EdanE,
beliau juga aktif sebagai session player (a.l. dengan Kantata Revolvere, Arry Aliansi
Project, Rock Star Conspiracy, Once, Nicky Astria, Jockie S, Lilo, Pay, Thomas
GIGI, Symphony, Iwan Madjid, Stephan Santoso, Arya Setyadi, Azis Jamrud, Iwan
Xavrian, Rifky Battlefield, dll ).
Selain itu ia juga
pernah menjabat sebagai Product Specialist Pearl Drum & Zildjian Cymbal
(1995-1999) dan Mapex drum clinician (2000-2002). Sejak tahun 2003 sampai saat
ini ia menjadi endorser untuk product Tama drum dan Sabian Cymbal. Di tahun
2011, ia mulai menjadi endorser Promark Drumstick & Aquarian Drumhead.
Ia juga terlibat dalam
penyusunan buku Panduan Dasar dan Lanjutan I (Drum) yang telah digunakan oleh
salah satu lembaga kursus musik. Ia aktif melakukan drum clinic, termasuk
dengan drummer-drummer dunia seperti Greg Bissonette, Pat Torpey, Dom Famuralo,
Grant Collins & Steve Alexander.
Fajar Satritama
bergabung mengisi posisi drum God Bless. Selain kerap ikut tampil manggung
bersama God Bless, Fajar berada di kendali drum album terbaru God Bless yang
baru saja dirilis, Cermin 7. Bagi Fajar, bergabung bersama God Bless merupakan
sebuah kebanggaan.
Di Edane, Fajar
bergabung bersama gitaris Eet Sjahranie, sedangkan di God Bless ada Ian Antono.
Eet Sjahrani sendiri merupakan mantan personel God Bless. Mengusung musik yang
sama membuat God Bless dan Edane tak ubahnya seperti kakak beradik.
Menurut Fajar, baik Eet
maupun Ian Antono merupakan gitaris handal di Indonesia. Namun, mereka tetap
memiliki perbedaan.
"Eet warna
permainan gitarnya bisa dibilang lebih modern, lebih hard bahkan sekarang
cenderung ke metal, hahaha," ucap Fajar. "Kalau mas Ian mengedepankan
harmoni. Kalau di luar negeri, mas Ian bandingannya mungkin seperti Steve Howe
(dari band Yes)," lanjutnya.
Setelah terlibat
langsung di dalamnya, Fajar semakin kagum dengan para personel God Bless karena
masih mau bermusik meski usianya tak muda lagi. Fajar pun berharap Edane bisa
mengikuti jejak God Bless yang kini sudah berusia 43 tahun.
"Saya belajar
banyak hal. Walau umurnya sudah 40 tahun lebih, tapi mereka tetap berkarya.
Saya benar-benar kagum. Saya dan Edane terinspirasi untuk tetap berkarya lebih
dari umur mereka," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar