Dilahirkan di Pontianak, Kalimantan Barat pada 19
April 1952 merupakan anak ketiga dari pasangan orangtua bernama Sukotjo dan
Ratna, dan yang diingatnya sangat berkesan adalah berenang di Sungai Kapuas
bersama sahabat-sahabat kecilnya.
Bagi generasi penikmat musik pop
80an Atauw dikenal sebagai gitaris band Lolypop yang dibentuk Rinto Harahap
sebagai homeband bagi semua artis musik pop yang merilis album pada label
Lolypop milik Rinto Harahap itu, mulai dari Eddy Silitonga, Rita Butar Butar, Diana
Nasution, Victor Hutabarat, Christine Panjaitan hingga Iis Soegianto. Pola
permainan gitarnya khas terutama menghasilkan nada-nada yang merayu dan
mendayu.
Tapi untuk generasi penikmat musik
era 70an terutama hingar bingar musik rock, maka sosok Atauw ini selalu disebut
sebagai impersonator dari Ritchie Blackmore gitaris Deep Purple yang kemudian
membentuk Rainbow. Lewat grup rocknya bernama Equator Child, Atauw yang
kemudian dikenal dengan nama Achmad Taufik setelah memilih masuk Islam, itu
terlihat jelas banyak dipengaruhi gaya permainan gitar Ritchie Blackmore yang
saat itu dielu-elukan sebagai salah satu gitaris rock papan atas yang memiliki
pesona tersendiri.
Equator Child yang didukung oleh
Atauw (gitar), Jimmy Wemay (drums), Joseph (bass),J usuf (gitar) dan Imron
(vokalis) ini terbentuk di kota Pontianak, ibukota provinsi Kalimantan Barat
yang dijuluki kota Khatulistiwa. ”Makanya band kami ini dinamakan Equator
Child, artinya anak kota khatulistiwa” urai Atauw.
Sejak awal 70an Equator Child selalu
membawakan lagu-lagu Deep Purple di sekitar Pontianak hingga Singkawang. Alhasil
Equator’s Child menjadi band kebanggaan Pontianak saat itu.
Tak lama berselang disekitar tahun
1974 Equator’s Child lalu menembus Jakarta. Mereka tetap memainkan repertoar
Deep Purple semirip mungkin.Equator’s Child mulai tampil di Taman Ria Senayan
Jakarta .”Seingat saya kami dulu dibayar sekitar Rp 75 ribu” kenang Atauw yang
memiliki atrkasi panggung atraktif mengikuti gaya Ritchie Blackmore.
“Cuma saat itu saya masih belum
memiki keberanian menghancurkan gitar Fender saya seperti yang dilakukan
Ritchie Blackmore” ungkap Atauw.
Tapi toh, saya sempat terkejut
ketika di sekitar tahun 1998 Atauw dengan gagah berani menghancurkan gitar
Fendernya sampai patah dua. Ini serius. Kejadiannya berlangsung di Waroeng
Kemang yang terdapat di Jalan Kemang Raya Jakarta Selatan. Saat itu, saya masih
bekerja di radio M97FM Classic Rock Station dan kami tiap bulan bikin acara
yang diberi nama Legend of The Month dengan menampilkan karya-karya band-band
classic rock era 70an. Suatu ketika radio saya memilih tema Legend Of The Month
nya adalah sosok gitaris Ritchie Blackmore yang di era 70an dikenang publik
saat bergabung dalam band Deep Purple hingga Rainbow. Kami lalu meminta Jelly
Tobing dkk untuk mengisi acara Tribute To Ritchie Blackmore ini. Jelly lalu
menghadirkan dua gitaris sebagai impersonator Ritchie Blackmore yaitu Donny
Suhendra dan Atauw. Diluar dugaan penampilan Atau membawakan lagu-lagu Deep
Purple dan Rainbow sangat memukau para penonton yang memadati ruangan Waroeng
Kemang. Lalu tanpa disangka-asangka Atauw saat bersolo gitar,mulai membanting
gitar Fendernya ke lantai panggung. Menginjak-injak fretnya berulang ulang dan
kemudian mengangkat gitar tersebut seraya membenturkan leher gitar ke bibir
panggung. Gitar Fender itu lalu patah berkeping-keping. Sorak sorai penonton
membahana membarengi atraksi penghancuran gitar ala Ritchie Blackmore yang
dilakukan Atauw. Sadis nian. (Denny Sakrie).
Usai pertunjukan Atauw buka rahasia
bahwa sebelum naik panggung dia telah mengganti leher gitar Fendernya dengan
leher gitar imitasi. ”Jadi saya tetap masih memiliki gitar Fender kesayangan
saya” ucapnya sambil tersenyum.
Di paruh era 70an Rinto Harahap
mengajak Atauw mendukung band Lolypop. Atauw lalu mengajak rekannya dari
Equator’sChild yaitu drummer Jimmy Wemay. Ditambah dengan masuknya Adhi Mantra,
keyboardis Golden Wing, band rock asal Palembang, Lolypop lalu berkibar sebagai
band pop yang tugasnya mengiringi artis-artis yang dikontrak Lolypop Record.
Pada 1988 Deddy Dores (Giant Step,
Superkid, God Bless) mengajaknya terlibat di supergroup Lipstick bersama Jelly
Tobing (Giant Step, Superkid), Harry Soebardja (Giant Step). Lipstick
menghasilkan tiga album yaitu Sinarilah (1988), Langkah Raksasa (1989) dan
Angelina (1990). Atauw juga terlibat dengan Jawara Band dengan personel Dody
Katamsi, Tony, Eddy Daromi, Jelly Tobing dan Harto.
Saat ini Atauw hidup bersama
istrinya, Cucu Sundari atau dikenal sebagai Cucu Kardi yang juga mantan seorang
penyanyi asal Bogor yang sudah menghasilkan album Kapankah. Masih dikenangnya
adalah saat pertemuannya dengan istrinya, saat itu Atauw sedang menggarap album
Cucu Kardi di studio Remaco yang diproduseri Istana Musik. Kini mereka bahagia
bersama buah hati mereka: Erwin Taufiq, Muhammad Fikri, Fikandari dan dua
cucunya, Salwa dan Chaca.
Atauw tidak pernah mati
beraktivitas, diakuinya dia sampai hari ini masih melakukan pertunjukan di
daerah dan mengaransemen musik album-album para penyanyi papan atas Indonesia
diluar artis Lolypop antara lain: Ade Manuhutu (Purnama), Adi Bing Slamet
(Purnama), Anggun C. Sasmi (Billboard), Astri Ivo (Insan), Betharia Sonatha
(Musica) dan banyak lagi. Atauw menambahkan bahwa dari 2006 hingga kini masih
menggarap album Yohanna Mandarin dan melibatkan Hasan Karman, mantan walikota
Singkawang (Kalbar) & lagu Padang oleh Gamawan Fauzi (sebelum menjadi
Mendagri). Bahkan Atauw setiap tahun menggarap album Mandarin milik Wang Ie
Ling dengan delapan album yang sudah dihasilkannya begitu pula penyanyi Calvin
Chiu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar