DALAM sejarah
musik dunia, terutama rock, mungkin hanya Deep Purple grup yang paling sering bongkar-pasang
formasi. Sejak dibentuk tahun 1968 di Hertford, Hertfordshire, Inggris, ini tak
kurang telah delapan kali bongkar pasang line-up mereka. Bahkan, untuk menandai
kekhususannya, setiap formasi itu diberi nama "Mark". Maka jadilah,
Deep Purple versi formasi Mark I hingga saat ini, Mark VIII. Setiap Mark, tentu
punya kisah dan cerita tersendiri. Setiap Mark memiliki sukses sendiri. Namun,
hanya satu yang tak berubah dari Deep Purple. Sejak dulu, hingga sekarang,
mereka tetap mendapat julukan sebagai pionir heavy metal atau hard rock modern,
bersama Led Zeppelin, dan Black Sabbath. Nama Deep Purple diambil dari nama
sebuah lagu kesukaan dari nenek sang kibordis John Lord.
Mulai Mark I,
yang menghasilkan tiga album: Shades of Deep Purple (1968), The Book of
Taliesyn (1968), dan Deep Purple (1969), hingga Mark VIII yang terakhir
mengeluarkan album Now What? pada tahun 2013, yang merupakan album ke-19
mereka, Deep Purple tetap selalu mendapat tempat di hati pencintanya. Dari
total delapan Mark ini, ada satu komposisi klasik, yang sampai tiga kali
terbentuk, hingga disebut Mark IIa, IIb, dan IIc . Formasi ini terdiri dari Ian
Gillan (vokal), Ritchie Blackmore (gitar), Roger Glover (bass), Ian Paice
(drum), dan Jon Lord (kibor). Lewat komposisi ini, Deep Purple berhasil merilis
tujuh dari total 19 album studio mereka. Lagu-lagu yang dihasilkan line up ini
juga begitu melegenda. Sebut saja "Child in Time", "Highway
Star", "Strange Kind of Woman", "Black Night", "Speed
King", "When a Blind Man Cries" dan banyak lagi. Lewat komposisi
ini pulalah Deep Purple menjulang setinggi langit melalui masterpiece mereka,
"Smoke on The Water" di album Machine Head tahun 1972.
Kehadiran Deep Purple di akhir
1960-an memang seperti telah mengubah peta musik rock dunia. Gaya bermusik dan
aliran yang mereka tawarkan sangat berbeda dengan gaya rock yang berkibar
ketika itu. Terutama lewat album Fireball di tahun 1971, yang merupakan salah
satu album terbaik Deep Purple. Lewat gitaran Blackmore, musik Deep Purple jadi
begitu kental dengan nuansa hard rock modern, alias heavy metal. Berbeda dengan
Led Zeppelin dan Black Sabbath yang lebih kental nuansa blues. Tak heran, jika
belakangan, Deep Purple banyak menginspirasi grup-grup sesudah mereka. Begitu
juga dengan Blackmore, yang hingga kini masih didaulat legenda gitaris rock
dunia. Bahkan, meski sempat vakum lama antara periode 1976-83, grup yang pernah
tiga kali mampir ke Indonesia itu tetap tak kehilangan sihirnya di mata
penggemar mereka. Buktinya, hingga saat ini, mereka telah mampu menjual total
lebih dari 100 juta kopi album! Mereka juga sempat mencatat rekor sebagai
"Grup Paling Berisik" oleh Guiness Book of World Records.
Kekuatan gitaran Blackmore dan
sentuhan jemari Lord di tuts kibor menjadi kunci sukses lebih dari setengah
perjalanan karier Deep Purple. Ya, sejak awal, perpaduan Blackmore-Lord memang
seperti sudah menjadi "roh" musik Deep Purple. Meski bergonta-ganti
personel untuk instrumen lain, duo Blackmore-Lord tetap menguasai musik Deep
Purple. Blackmore memang sempat hengkang pada tahun 1975 untuk kemudian kembali
pada 1984, sebelum akhirnya kembali cabut, tahun 1993. Namun, sosok Blackmore
telah kadung menjadi ikon Deep Purple lantaran gitaran telah menjiwai 12 dari
total 18 album.
Deep Purple sebenarnya sempat
mendapat pengganti setimpal, saat Blackmore memutuskan benar-benar hengkang.
Sayang, sang suksesor, Tommy Bolin, hanya mendapat kesempatan tampil di satu
album, Come Taste the Band (1975) lantaran keburu meninggal karena overdosis
pada tahun 1976. Padahal, banyak pengamat menyebut,Bolin cukup memberikan warna
baru pada musik Deep Purple. Terutama pada lagu "You Keep on Moving" di
mana dia berduet begitu asyik dengan Lord. Di awal lagu, Bolin bermain halus,
lalu berubah menjadi dahsyat sebelum membuat ritem yang begitu pas, untuk
melodi kibor Lord pada interlude. Bolin sendiri memberikan warna di lagu ini
lewat melodi-melodi colongan.
Maestro gitar rock modern, Joe Satriani
juga sempat masuk line-up, sebelum digantikan Steve Morse yang bergabung pada
1994, hingga saat ini. Lewat jemari Morse inilah banyak orang menyebut musik
Deep Purple mengalami banyak perubahan. Apalagi, posisi Lord di tuts kibord
kemudian juga digantikan Don Airey, pada tahun 2002. Di album debutnya bersama
Deep Purple, Purpendicular, yang dirilis tahun 1996, Morse yang pernah
bergabung dengan Dixie Regs dan Kansas, langsung membuktikan kapasitasnya
sebagai gitaris andal. Terasa sekali, musik rock-baca heavy metal-- ala Deep
Purple jadi lebih modern, saat kita mendengar lagu "Somebody Stole My
Guitar". Kocokan gitar Morse seperti menjadi asyik untuk dititi oleh range
vokal Gillan yang begitu lebar. Sementara di lagu jagoan "Vavoom, Ted The
Mechanic", Morse berhasil memasukkan teknik-teknik gitaran rock modern ala
gitaris shredder alias gitaris yang mengandalkan kecepatan tangan. Sungguh,
mendengar lagu ini, bukan seperti Deep Purple. Terasa seperti tengah mendengar aksi
Nuno Bettencourt, yang terkenal dengan permaianan kecepatan jemari di atas
dawai gitar.
Akhirnya sang kibordis John Lord juga
hengkang dari purple dengan alasan,ingin mencari suasana baru diluar musik
rock. Setelah keluar dari Deep Purple, Lord lebih cenderung bermain ke musik
jazz untuk melampiaskan kejenuhannya. Hal yang sama juga dilakukan Blackmore
yang lebih menekuni musik klasik sebagai pelariannya.Sementara posisi keyboard
diisi oleh Don Airey. John Lord meninggal tanggal 12 Juli 2012.
Di album Rapture of Deep Purple, yang dirilis tahun 2005,
Morse makin membuktikan kapasitasnya untuk bisa larut dengan musik Deep Purple.
Di album ini pula, Airey semakin mengentalkan permainannya di musik Deep
Purple. Tidak seperti di album debutnya, Bananas, di tahun 2003, di album
Rapture of Deep Purple, Airey memberikan sentuhan khusus "Clearly Quite
Absurd" lewat permainan kibornya. Namun, terlepas dari itu semua,
bagaimana pun Morse dan Airey patut mendapat apresiasi khusus akan
kontribusinya "menyelamatkan" hidup Deep Purple. Terutama Morse, yang
sejak awal kedatangannya, sebenarnya sempat memancing keraguan para penggemar.
"Saya tahu, saya memang akan selalu menjadi 'anak baru' di band ini,"
ujar Morse, yang kerap dianggap kalah garang, dari Blackmore, saat membawakan
lagu-lagu seperti "Smoke on The Water", "Woman from Tokyo"
ataupun "Highway Star", di panggung. "Tapi, sebenarnya, saya
telah bergabung dengan band ini jauh lebih lama dari yang orang pikir."
Selain soal "gitar dan kibor", masalah pergantian vokalis, juga
sempat jadi pergunjingan media dan penggemar.
Seperti diketahui, selain Gillan,
masih ada David Coverdale dan Joe Lynn Turner, yang ikut berkontribusi
mengangkat nama Deep Purple. Di luar Rod Evans, tentu saja yang merupakan
vokalis pertama Deep Purple dan tampil di tiga album awal mereka. Namun,
memang, untuk yang satu ini, sulit membantah, jika disebut vokal Gillan lebih
mengena di lagu-lagu Deep Purple. Mungkin lantaran dia tampil paling dominan,
tampi di sembilan album Deep Purple. Sementara kehadiran Coverdale (tiga
album), dan Lynn Turner (satu) bisa dibilang hanya "pemanis". Walau,
tetap harus diakui, kehadiran Coverdale dan Lynn Turner cukup memberi napas
lebih panjang, lantaran keduanya memang memiliki vokal dengan range yang kurang
lebih sama dengan Gillan. Terutama Coverdale yang bahkan sempat melambungkan
lagu "Burn" dan "Strombringer". Bahkan, vokalis, yang
belakangan berjaya bersama Whitesnake itu juga berhasil mempertontonkan vokal
khasnya di lagu balada "Soldier of Fortune" yang legendaris itu.
Diskografi
1968 - Shades of Deep Purple
1968 - The Book of Taliesyn
1969 - Deep Purple
1970 - Deep Purple in Rock
1971 - Fireball
1972 - Machine Head
1973 - Who Do We Think We Are
1974 - Burn
1974 - Stormbringer
1975 - Come Taste the Band
1984 - Perfect Strangers
1987 - The House of Blue Light
1990 - Slaves and Masters
1993 - The Battle Rages On...
1996 - Purpendicular
1998 - Abandon
2003 - Bananas
2005 - Rapture of the Deep
Formasi Terkini
Ian Gillan - vokal (1969-1973,
1984-1989, 1992-sekarang)
Steve Morse - gitar (1994-sekarang)
Roger Glover - bass (1969-1973,
1984-sekarang)
Ian Paice - drums (1968-1976,
1984-sekarang)
Don Airey - kibor (2001-sekarang)
Mantan Deep Purple
Jon Lord - kibor (1968-1976,
1984-2002)
Ritchie Blackmore - gitar
(1968-1975, 1984-1993)
Rod Evans - vokal (1968-1969)
Nick Simper - bass (1968-1969)
David Coverdale - vokal (1973-1976)
Glenn Hughes - bass & vokal (1973-1976)
Tommy Bolin - gitar (1975-1976)
Joe Lynn Turner - vokal (1989-1991)
Joe Satriani - giitar (1993-1994)
Sumber : Kompasiana & Wikipedia
Sumber : Kompasiana & Wikipedia
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapuskeren ,, legendaris
BalasHapuskeren ,, legendaris
BalasHapus